Perusahaan komunikasi asal Perancis, Orange, mengumumkan bahwa data sekitar 1,3 juta penggunanya telah dicuri oleh hacker. Peretas tersebut meretas sejumlah data pengguna termasuk data nomor telepon yang masuk, tanggal lahir dan alamat email pengguna.
Pihak Orange mengatakan bahwa insiden pencurian data tersebut telah dideteksi sejak dua minggu yang lalu yaitu pada 18 April lalu. Perusahaan komunikasi tersebut tidak ingin terburu-buru mengumumkan kebocoran data yang bertujuan untuk menganalisis skala data yang dicuri dan modus yang dilakukan pembobol.
Orange mengingatkan kepada pengguna bahwa data yang pernah dicuri dapat menjadi incaran kejahatan phising dengan memanfaatkan email, sms atau telepon. Data yang telah dikembalikan bisa digunakan untuk yang memiliki melalui email, sms, atau lewat telepon, yang digunakan untuk phising pihak Orange mengingatkan.
Kebocoran data terakhir yang terjadi adalah 3 bulan setelah menjadi korban serangan siber lainnya. Pada Februari lalu, data informasi pada sekitar 800.000 subscriber Orange telah dicuri, data tersebut di antaranya berisi alamat email, password, nomor telepon dan alamat pengguna.
Walaupun tidak ada data rekening bank dan informasi pembayaran yang hilang, namun pencurian data yang kedua kalinya terjadi ini cukup membuat malu perusahaan komunikasi ini. Beberapa waktu yang lalu CEO Orange menandatangani perjanjian untuk perlindungan data personal dan penghormatan terdapat privasi.
Pencurian data terhadap Orange ini menambah daftar panjang perusahaan telekomunikasi yang dicuri, sebelumnya jutaan data pengguna T-Mobile dan dan Vodafone Jerman juga dicuri oleh hacker. Dan kasus yang terparah adalah pencurian sekitar 40 juta data kartu kredit pengguna American Target.
Pihak Orange mengatakan bahwa insiden pencurian data tersebut telah dideteksi sejak dua minggu yang lalu yaitu pada 18 April lalu. Perusahaan komunikasi tersebut tidak ingin terburu-buru mengumumkan kebocoran data yang bertujuan untuk menganalisis skala data yang dicuri dan modus yang dilakukan pembobol.
Orange mengingatkan kepada pengguna bahwa data yang pernah dicuri dapat menjadi incaran kejahatan phising dengan memanfaatkan email, sms atau telepon. Data yang telah dikembalikan bisa digunakan untuk yang memiliki melalui email, sms, atau lewat telepon, yang digunakan untuk phising pihak Orange mengingatkan.
Kebocoran data terakhir yang terjadi adalah 3 bulan setelah menjadi korban serangan siber lainnya. Pada Februari lalu, data informasi pada sekitar 800.000 subscriber Orange telah dicuri, data tersebut di antaranya berisi alamat email, password, nomor telepon dan alamat pengguna.
Walaupun tidak ada data rekening bank dan informasi pembayaran yang hilang, namun pencurian data yang kedua kalinya terjadi ini cukup membuat malu perusahaan komunikasi ini. Beberapa waktu yang lalu CEO Orange menandatangani perjanjian untuk perlindungan data personal dan penghormatan terdapat privasi.
Pencurian data terhadap Orange ini menambah daftar panjang perusahaan telekomunikasi yang dicuri, sebelumnya jutaan data pengguna T-Mobile dan dan Vodafone Jerman juga dicuri oleh hacker. Dan kasus yang terparah adalah pencurian sekitar 40 juta data kartu kredit pengguna American Target.