• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

10 Pekerjaan yang membuat Stres di Dunia

ON3

Mahasiswa
Journalist
<img border="0" height="234" src="http://1.bp.blogspot.com/--L8RFYiFsKo/UbvL1PVd1zI/AAAAAAAAJFw/78wMs485Uz8/s320/stress.gif" width="320" />
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">Ada aspek-aspek tertentu dalam setiap pekerjaan yang memberikan kontribusi atau memperburuk depresi. Orang-orang dengan pekerjaan yang berisiko tinggi mengalami stres dapat mengontrol stresnya jika mereka mau mengurus diri sendiri dan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan," ujar Deborah Legge, PhD, seorang konselor kesehatan mental di Buffalo, New York.</span></span></span></div><div style="text-align: left;"><br style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;" /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">Seperti yang dikutip dari Health, berikut 10 pekerjaan dengan tingkat stres tertinggi.</span></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;" /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">1. Perawat Lansia dan Babysitter</b></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">Dilaporkan hampir 11% orang di dua bidang ini mengalami depresi berat dengan proporsi 13% di antara pada para pengangguran dan 7% pada populasi umum. Tiap harinya, kedua pekerjaan ini diharuskan memberi makan, memandikan dan merawat orang yang --kebanyakan-- tidak mampu mengungkapkan rasa terimakasih atau penghargaan karena terlalu sakit atau terlalu muda. "Inilah yang membuat stres, melihat orang-orang sakit dan tidak mendapat dukungan positif," ujar Christopher Willard, psikolog di Tufts University dan penulis buku 'Child's Mind'.</span></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;" /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">2. Pramusaji</b></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">Umumnya, pekerjaan ini mendapatkan upah rendah, melelahkan dan selalu diperintah oleh banyak orang mengenai apa yang harus dilakukan setiap hari. Sebanyak 10% pramusaji mengalami depresi berat dalam setahun terakhir, dan hampi 15% wanita melakukan pekerjaan ini. "Ini merupakan pekerjaan tanpa pamrih. Orang-orang dapat berlaku kasar dan pekerjaan ini membutuhkan banyak tenaga fisik. Ketika orang mengalami depresi akan sulit untuk mendapat energi dan motivasi ketika dibutuhkan," kata Deborah Legge.</span></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;" /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">3. Pekerja Sosial</b></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">Berinteraksi dalam waktu yang lama dengan anak-anak yang dilecehkan atau keluarga bermasalah, tak jarang membuat orang dengan pekerjaan ini depresi. Belum lagi, para pekerja sosial dituntut untuk bekerja selama 24 jam. "Karena pekerja sosial harus bekerja dengan orang yang sangat membutuhkan mereka, sangat sulit untuk tidak mengorbankan banyak hal untuk pekerjaannya ini. Saya melihat banyak pekerja sosial yang mudah tersulut emosinya," ungkap Willard.</span></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;" /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">4. Pekerja di Bidang Kesehatan</b></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">Pekerjaan ini termasuk dokter, perawat, terapis dan profesi lain yang banyak memberi bantuan kepada orang lain namun sering melupakan diri sendiri. Pekerjaan seperti ini memiliki jam kerja yang lama dan tak tentu. Selain itu, pekerjaan ini terbebani dengan kenyataan bahwa keselamatan orang lain ada di tangan mereka.</span></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;" /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">"Setiap hari mereka melihat banyak orang sakit, trauma, kematian dan berurusan dengan keluarga pasien. Hal ini dapat mempengaruhi pandangan seseorang secara keseluruhan bahwa dunia adalah tempat yang menyedihkan."</span></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;" /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">5. Seniman,&nbsp;<i>Entertainer</i>&nbsp;dan Penulis</b></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">Biasanya pekerjaan ini tidak mendapatkan upah yang teratur, jam kerja tak menentu dan sering terisolasi dari kehidupan sosial. Orang-orang kreatif memiliki tingkat gangguan mood yang tinggi dan sekitar 9% orang dilaporkan mengalami depresi berat.</span></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;" /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">"Satu hal yang saya lihat banyak dialami pada para entertainer dan seniman adalah gangguan bipolar. Mungkin ada diagnosis gangguan mood yang tidak diobati pada orang yang artistik. Gangguan depresi sering ditemui pada mereka yang tertarik untuk bekerja di bidang seni. Gaya hidup mereka juga memberikan kontribusi untuk itu," kata Legge.</span></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;" /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">6. Guru</b></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">Tuntutan terhadap guru tampaknya terus berkembang. Tak hanya mengajar, mereka juga diharuskan mengoreksi tugas murid setelah pulang kerja. Menurut Willard, pekerjaan ini mendapat banyak tekanan dari berbagai pihak yang berbeda. Misalnya, dari para murid, orang tua murid dan pihak sekolah. Semua memiliki standar yang berbeda.</span></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;" /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">7. Staf Administrasi</b></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">Orang-orang dalam bidang pekerjaan ini berada dalam garis depan, mendapat permintaan dari orang banyak namun mereka berada dalam tingkat terbawah untuk kekuasaan. Banyak staf administrasi yang merasa bahwa pekerjaannya tidak diakui sebagai pekerjaan yang mempermudah hidup orang lain. Hal ini membuat mereka merasa terbebani.</span></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;" /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">8. Petugas Reparasi</b></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">Orang dengan pekerjaan ini baru bekerja ketika ada sesuatu yang rusak atau berjalan tidak benar. Mereka juga harus bekerja dengan jadwal yang tidak menentu dan tak jarang sering mendapat giliran kerja larut malam. Walau pekerjaan mereka cukup membutuhkan banyak energi, upah yang diterima termasuk kecil. "Mereka sering mendapat pekerjaan yang berisiko dan berbahaya," tambah Willard.</span></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;" /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">9. Penasihat Keuangan</b></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">Banyak orang yang tidak suka berurusan dengan tabungan dan keuangan mereka karena membuat stres. Bayangkan jika harus menangani ribuan atau jutaan uang untuk orang lain. Menurut Legge, ada tanggung jawab yang begitu banyak saat mengelola keuangan orang lain. Ketika klien kehilangan uangnya, mereka akan dihujat banyak orang.</span></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;" /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">10. Staf Penjualan</b></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">Banyak orang yang bekerja dalam bidang ini mendapat upah dari berapa banyak penjualan mereka. Artinya, mereka tidak tahu secara pasti berapa banyak uang yang akan mereka dapat pada bulan depan. Tak jarang staf penjualan hidup berjauhan dari keluarga dan teman karena harus banyak menghabiskan waktu di luar rumah atau tinggal kota berbeda.</span></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;" /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;">"Ketidakpastian pendapatan, tekanan luar biasa untuk mendapat hasil, dan waktu yang lama dapat membuat pekerjaan ini berisiko tinggi menyebabkan stres," kata Legge.</span></span></span></div><div style="text-align: left;"></div><div style="text-align: left;"></div><div style="text-align: left;"></div><div style="text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #494949; text-align: justify;"><a href="http://www.jelajahunik.us/2013/06/10-pekerjaan-yang-membuat-stres-di-dunia.html">sumber </a></span></span></span></div>
 
Top