Penelitian yang baru dirilis oleh Bkav Internet Security mengungkapkan bahwa 22% dari situs di dunia ternyata mudah diserang. Hasil diperoleh berdasarkan investigasi situs dari 24 negara antara bulan Juli hingga Oktober 2013.
Daftar kelemahan keamanan terdiri dari celah SQL Injection, Cross-site Scripting (XSS) Directory Listing, Sensitive Path. Jumlah celah keamanan terbesar yang berhasil diidentifikasi oleh para ahli dalam sebuah situs sebesar 407 celah.
Seperti yang diprediksi, jumlah dari situs yang mudah diserang beragam dari area satu ke lainnya, tergantung dari tingkat perkembangan teknologi.
“Hasil ini bukti nyata dari fakta bahwa dunia online saat ini jauh lebih berbahaya dari sebelumnya. Agar menjadi aman, diperlukan kesadaran dari pemerintahan, organisasi, atau bahkan pengetahuan dalam pengembangan situs“, ujar Nguyen Minh Duc, Direktur Utama Bkav Internet Security.
Melihat lemahnya pengetahuan pengguna internet terhadap privasi dan ancaman-ancaman internet, membuat infrastruktur kritikal perusahaan menjadi berisiko. Bahkan para praktisi dan pengembang sistem jaringan dan komputerisasi sering pula tidak mengetahui jenis-jenis vulnerability yang mungkin mengancam sistem mereka. Hal-hal ini merupakan faktor pendukung lemahnya situs-situs di dunia terhadap ancaman yang terus berkembang.
Sumber
Daftar kelemahan keamanan terdiri dari celah SQL Injection, Cross-site Scripting (XSS) Directory Listing, Sensitive Path. Jumlah celah keamanan terbesar yang berhasil diidentifikasi oleh para ahli dalam sebuah situs sebesar 407 celah.
Seperti yang diprediksi, jumlah dari situs yang mudah diserang beragam dari area satu ke lainnya, tergantung dari tingkat perkembangan teknologi.
“Hasil ini bukti nyata dari fakta bahwa dunia online saat ini jauh lebih berbahaya dari sebelumnya. Agar menjadi aman, diperlukan kesadaran dari pemerintahan, organisasi, atau bahkan pengetahuan dalam pengembangan situs“, ujar Nguyen Minh Duc, Direktur Utama Bkav Internet Security.
Melihat lemahnya pengetahuan pengguna internet terhadap privasi dan ancaman-ancaman internet, membuat infrastruktur kritikal perusahaan menjadi berisiko. Bahkan para praktisi dan pengembang sistem jaringan dan komputerisasi sering pula tidak mengetahui jenis-jenis vulnerability yang mungkin mengancam sistem mereka. Hal-hal ini merupakan faktor pendukung lemahnya situs-situs di dunia terhadap ancaman yang terus berkembang.
Sumber