Siapa tidak kenal Mark Zuckerberg? Pendiri Facebook & salah satu miliuner termuda di dunia ini memang seorang yg sangat inspiratif! Langkah-langkah & keputusannya sering kali tak terduga. Meski banyak mendapat tantangan besar, ia tetap maju, bahkan melaju lebih cepat dari sebelumnya.
Kisah hidupnya pernah dibahas dalam film The Social Network yg tayang di tahun 2010 lalu. Namun ternyata ada banyak kisah lain dari Mark Zuckerberg yg dapat menjadi inspirasi untuk kita. Yuk disimak!
Buatlah sesuatu yg bermanfaat bagi banyak orang
Perusahaan yg sukses adalah perusahaan yg menciptakan sesuatu yg disukai banyak orang & memiliki visi besar untuk mengubah dunia.
Facebook bukan hanya situs yg menarik buat dikunjungi. Situs ini yg berguna untuk menghubungkan kita dengan orang-orang terkasih yg jaraknya jauh, bahkan menjadi tempat mendapatkan jodoh.
Memang sejak awal Mark menciptakan Facebook untuk menjadi sebuah situs yg berguna untuk semua orang, bukan sebagai tempat mencari uang.
Kita membuat jasa layanan bukan untuk mencari uang, tapi kita menghasilkan uang untuk menyediakan jasa layanan yg berguna, kata Mark.
Untuk bisa sukses seperti Mark, buatlah sesuatu yg bermanfaat & dipakai orang banyak setiap hari, kemudian buat lah itu menjadi unik. Dari sana uang akan mengikuti.
Mulai dari hal-hal kecil & mudah dilakukan
Saya pikir hanya ada satu aturan sederhana dalam bisnis, yaitu lakukanlah sesuatu yg mudah terlebih dahulu. Dari sana kita akan mulai membuat kemajuan.
Sebelum adanya Facebook, Mark menciptakan sebuah situs bernama CourseMatch. Aplikasi ini digunakan mahasiswa untuk mencari teman berdasarkan kelas (course) yg ia ambil. Profil mahasiswa tersebut ditampilkan sehingga mahasiswa dapat dengan mudah saling mengenal. CourseMatch ternyata sangat digemari & dengan cepat menjadi populer.
Dari CourseMatch, ia terinspirasi menciptakan Facemash. Berbeda dengan CourseMatch, Facemash menampilkan foto dua orang mahasiswi Harvard. Penggunanya kemudian membandingkan mana di antara dua mahasiswi tersebut yg lebih cantik dengan memberikan vote. Hasil voting kemudian dijumlahkan & ditampilkan. Pengguna juga bisa mengakses profil mahasiswi yg namanya tertulis di sana.
Baca juga: 3 Prinsip Bisnis Jack Ma, Pendiri Alibaba & Orang Terkaya Kedua di Cina
Dalam waktu beberapa hari, Facemash menjadi populer. Namun kala itu, Mark mendapatkan profil para mahasiswi dengan cara yg tidak legal, yaitu dengan meretas basis data Harvard. Akibatnya Harvard menutup paksa situs tersebut.
Dari CourseMatch & Facemash, Mark belajar bahwa sebuah website yg memuat informasi pribadi dibutuhkan oleh banyak orang. Ia pun segera menciptakan situs yg merupakan gabungan CourseMatch & Facemash, dengan beberapa fitur tambahan, yg kemudian ia beri nama The Facebook.
Jangan cintai uang, tapi cintai apa yg dilakukan
Hal yg paling memotivasi karyawan Facebook adalah keinginan untuk menciptakan sesuatu yg dapat mereka banggakan.
Sebelum seperti sekarang, Facebook sudah banyak diminati perusahaan-perusahaan besar yg berniat mengakuisisinya. Di tahun 2007, misalnya, Mark pernah diberikan penawaran miliaran dolar AS dari Terry Semel, CEO Yahoo!, agar mau menjadi bagian dari perusahaan itu.
Meski hampir seluruh pemimpin Facebook menyatakan kesetujuan, Mark menolaknya.
Ini bukan masalah uang, begitu kata Mark.
Ia memilih untuk mengejar visi & mimpinya, dibanding menjual mimpi tersebut ke pihak lain. Untuk mengejar mimpi itu, ia rela menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer untuk menulis kode & membuat fitur baru.
“Rahasia kesuksesan Facebook adalah karena kami bekerja dengan sangat keras. Kedengarannya membosankan, ya? Karena memang yg kami lakukan hanyalah duduk selama 6 tahun & menulis kode,” ujarnya.
Terbuka pada perubahan tanpa melupakan tujuan awal
Yang kami lakukan di Facebook hanyalah menghubungkan orang & membantu mereka untuk berkomunikasi lebih efisien.
Facebook bisa tumbuh karena sifat Mark yg fleksibel & terbuka terhadap perubahan. Ia menerima masukan serta permintaan dari penggunanya & terkadang menambahkan fitur baru untuk menangkap sebuah peluang bisnis.
Namun, Mark tidak melupakan tujuan awalnya. Sejak menciptakan Facebook di kamar asramanya, ia menetapkan bahwa Facebook bisa diakses semua orang tanpa perlu membayar. Serta, fokus pada misi menghubungkan seseorang ke orang lain yg dicintainya. Meski dalam prosesnya terjadi banyak perubahan, Facebook akan selalu gratis & akan tetap berfungsi sebagai media sosial.
Jangan kehilangan fokus saat berhadapan dengan rintangan
Tetap lah fokus & terus mencipta.
Dalam perjalanannya, Facebook menghadapi tantangan berat. Seperti misalnya tiga kali tuntutan hukum yg dihadapi Mark, termasuk dari Winklevoss bersaudara yg menuduh Mark mencontek ide Facebook dari mereka. Namun, itu tidak membuat Mark mundur & kehilangan fokus. Ia tetap bertahan melanjutkan misinya untuk menjadikan Facebook media sosial terbesar di dunia.
Mark pernah memposting kata mantra di Facebooknya: stay focused and keep shipping. Dibanding berkutat pada hal-hal yg dapat membebani pikiran, Mark memilih untuk terus berjalan & fokus pada penciptaan fitur-fitur baru.
Bergerak cepat & hilangkan rasa takut
Di dunia yg berubah secara cepat, satu-satunya strategi yg dijamin akan gagal adalah strategi menghindar dari risiko.
Mark percaya kegagalan adalah suatu hal yg lumrah. Menurutnya, kegagalan terbesar adalah ketika kita memutuskan untuk tidak memulai sesuatu. Dengan kata lain, lebih baik memulai sesuatu & gagal, dibandingkan berdiam diri tidak melakukan apa-apa.
Baca juga: 5 Hal yg Bisa Kita Pelajari dari Kesuksesan Elon Musk
Facebook pun mengalami banyak kegagalan dalam perjalanannya. Misalnya fitur Facebook Beacon yg mencatat daftar belanjaan yg dibeli secara online oleh penggunanya, kemudian meneruskannya ke pengiklan. Meski terlihat bagus di atas kertas, fitur ini menuai kecaman dari pengguna yg tidak setuju catatan belanjanya disebarkan ke pihak ketiga.
Namun, sama seperti kasus CourseMatch & Facemash, Mark & Facebook tidak mundur dari kegagalan ini. Kode yg menjadi dasar Facebook Beacon kemudian dimodifikasi & diubah menjadi Facebook Connect yg populer & kita kenal sampai hari ini.
Membaca kisahnya, saya menyimpulkan bahwa dalam menjalankan bisnis, Mark tidak takut bergerak cepat & mengambil risiko. Kalaupun ia gagal, ia mempelajari kegagalannya itu & menggunakan pengalamannya untuk menangkap peluang lain di masa depan. Bagaimana dengan kamu? Siapkah kamu bergerak cepat?
(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah; sumber gambar pertama: Brian Solis;kedua: Wikimedia; ketiga: Robert Scoble; keempat: Maurizio Pesce; kelima: VentureBeat; keenam: Envano; ketujuh: Mashable)
Dikutip dari sini