Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Aksesibilitas BYOD
Bencana banjir yg melumpuhkan Jakarta beberapa waktu lalu mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keberlangsungan aktivitas bisnis di perusahaan, setidaknya melakukan berbagai upaya untuk meminimalkan dampak bencana terhadap bisnis. Banyak kasus terjadi di mana perusahaan kehilangan potensi bisnis orpun kerugian karena karyawan tidak bisa mengakses informasi maupun aplikasi yg terdapat di dalam sistem perusahaan. Memang tren BYOD (Bring Your Own Device) menjadi solusi yg memungkinkan para karyawan memilik akses ke dalam sistem perusahaan. Namun semuanya masih menyisakan permasalahan.
Fetra Syahbana, Country Manager F5 Networks Indonesia mengatakan bahwa permasalahan yg timbul dari BYOD adalah aksesibilitas; aplikasi berjalan lambat or bahkan tidak bisa diakses sama sekali. Hal ini terjadi karena lonjakan traffic dari user yg mengakses sistem perusahaan dari luar jaringan perusahaan & sistem perusahaan tidak mampu mengelola incoming & outgoing traffic dengan baik, tutur Fetra. Ia mencontohkan kerugian yg ditimbulkan ketika masalah ini menimpa institusi perbankan & mengakibatkan banyak proses pembayaran yg terhambat; karena user yg memiliki otorisasi untuk menjalankan transaksi tidak bisa mengakses aplikasi / sistem perusahaan. Aksesibilitas menjadi hal yg sangat penting untuk dijaga. Dalam kondisi apapun, jika akses terhambat maka laju bisnis perusahaan juga terhambat, tutur Fetra.
Fetra menjelaskan bahwa demi menjaga keberlangsungan bisnis, perusahaan haruslah mampu memastikan bahwa akses ke aplikasi perusahaan memiliki tingkat ketersediaan yg tinggi, mampu berjalan dengan cepat, bisa diandalkan, & tentu saja dapat diakses dengan aman terlepas dari mana & kapan user mengakses, serta di mana aplikasi perusahaan tersebut disimpan (cloud orpun on-premise). Perusahaan harus bisa mengatasi tantangan aksesibilitas ini seiring dengan meningkatnya kompleksitas sistem yg diakibatkan karena BYOD aplikasi & pengguna sama sama berpindah-pindah tempat, papar Fetra.
Application Delivery Controller (ADC) yg standar tidak lagi bisa membantu perusahaan mengatasi tantangan tersebut secara optimal. Saat ini diperlukan solusi ADC yg bisa menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Maksudnya, ADC model baru haruslah bisa memastikan bahwa akses ke aplikasi perusahaan memiliki tingkat ketersediaan & keamanan tinggi, serta kinerja yg cepat terlepas dari di mana lokasi pengguna & aplikasi perusahaan (cloud orpun on-premise), ujar Fetra.
Model ADC terbaru ini lebih dari sekedar hybrid karena tidak hanya menjangkau sistem perusahaan yg terdapat di cloud maupun on-premise, namun juga dapat menyediakan layanan ke aplikasi, & pengguna serta perangkatnya; baik perangkat komputer yg terdapat di dalam jaringan perusahaan maupun perangkat yg digunakan untuk BYOD, kata Fetra. Ia memaparkan juga bahwa ADC juga harus memiliki fungsi layaknya Content Delivery Network (CDN) yg sanggup mempercepat akses ke dalam aplikasi terlepas dari manapun (lokasi & jenis perangkat yg digunakan) user mengaksesnya & di manapun aplikasi tersebut berada.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenAksesibilitas BYOD diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Bencana banjir yg melumpuhkan Jakarta beberapa waktu lalu mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keberlangsungan aktivitas bisnis di perusahaan, setidaknya melakukan berbagai upaya untuk meminimalkan dampak bencana terhadap bisnis. Banyak kasus terjadi di mana perusahaan kehilangan potensi bisnis orpun kerugian karena karyawan tidak bisa mengakses informasi maupun aplikasi yg terdapat di dalam sistem perusahaan. Memang tren BYOD (Bring Your Own Device) menjadi solusi yg memungkinkan para karyawan memilik akses ke dalam sistem perusahaan. Namun semuanya masih menyisakan permasalahan.
Fetra Syahbana, Country Manager F5 Networks Indonesia mengatakan bahwa permasalahan yg timbul dari BYOD adalah aksesibilitas; aplikasi berjalan lambat or bahkan tidak bisa diakses sama sekali. Hal ini terjadi karena lonjakan traffic dari user yg mengakses sistem perusahaan dari luar jaringan perusahaan & sistem perusahaan tidak mampu mengelola incoming & outgoing traffic dengan baik, tutur Fetra. Ia mencontohkan kerugian yg ditimbulkan ketika masalah ini menimpa institusi perbankan & mengakibatkan banyak proses pembayaran yg terhambat; karena user yg memiliki otorisasi untuk menjalankan transaksi tidak bisa mengakses aplikasi / sistem perusahaan. Aksesibilitas menjadi hal yg sangat penting untuk dijaga. Dalam kondisi apapun, jika akses terhambat maka laju bisnis perusahaan juga terhambat, tutur Fetra.
Fetra menjelaskan bahwa demi menjaga keberlangsungan bisnis, perusahaan haruslah mampu memastikan bahwa akses ke aplikasi perusahaan memiliki tingkat ketersediaan yg tinggi, mampu berjalan dengan cepat, bisa diandalkan, & tentu saja dapat diakses dengan aman terlepas dari mana & kapan user mengakses, serta di mana aplikasi perusahaan tersebut disimpan (cloud orpun on-premise). Perusahaan harus bisa mengatasi tantangan aksesibilitas ini seiring dengan meningkatnya kompleksitas sistem yg diakibatkan karena BYOD aplikasi & pengguna sama sama berpindah-pindah tempat, papar Fetra.
Application Delivery Controller (ADC) yg standar tidak lagi bisa membantu perusahaan mengatasi tantangan tersebut secara optimal. Saat ini diperlukan solusi ADC yg bisa menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Maksudnya, ADC model baru haruslah bisa memastikan bahwa akses ke aplikasi perusahaan memiliki tingkat ketersediaan & keamanan tinggi, serta kinerja yg cepat terlepas dari di mana lokasi pengguna & aplikasi perusahaan (cloud orpun on-premise), ujar Fetra.
Model ADC terbaru ini lebih dari sekedar hybrid karena tidak hanya menjangkau sistem perusahaan yg terdapat di cloud maupun on-premise, namun juga dapat menyediakan layanan ke aplikasi, & pengguna serta perangkatnya; baik perangkat komputer yg terdapat di dalam jaringan perusahaan maupun perangkat yg digunakan untuk BYOD, kata Fetra. Ia memaparkan juga bahwa ADC juga harus memiliki fungsi layaknya Content Delivery Network (CDN) yg sanggup mempercepat akses ke dalam aplikasi terlepas dari manapun (lokasi & jenis perangkat yg digunakan) user mengaksesnya & di manapun aplikasi tersebut berada.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenAksesibilitas BYOD diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber