• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Liga Inggris ANALISIS: Candu Yaya Toure & Miopia Manchester City

Bola

SBOBET
Journalist
Sekalipun ulasan media massa makin meluas dan mendalam berkat kemajuan teknologi informasi, masih ada beberapa misteri yang belum terpecahkan dalam dunia sepakbola. Alasan Belanda tak pernah menang Piala Dunia, keistimewaan Lionel Messi, penetapan Phil Jones sebagai eksekutor sepak pojok oleh Louis van Gaal – ketika Manchester United punya Angel Di Maria – merupakan beberapa di antaranya.

Namun, ada dua hal yang tidak menjadi rahasia di sepakbola, yakni pagelaran Piala Afrika setiap dua tahun dan dampak negatif penuaan pada kekuatan fisik seorang pesepakbola.

Dengan informasi yang jelas menyolok mata seperti itu, sangat lucu ketika Manchester City ingin mempertahankan gelar tanpa memiliki rencana cadangan untuk Yaya Toure. City seolah mengalami rabun jauh (miopia). Manuel Pellegrini dkk tak mampu memperhitungkan masa depan dan bursa transfer menjadi aktivitas yang mengundang banyak tanda tanya. Mereka mendatangkan gelandang-gelandang tua di awal musim dan hanya satu pemain bawah 25 tahun yang mampu menembus skuat utama, Eliaquim Mangala.

Semua semakin buruk ketika performa Toure menurun musim ini – hal wajar bagi pemain berkepala tiga – dan Piala Afrika menyerang. Toure, sosok sentral di lapangan tengah City, harus pergi membela negaranya di kompetisi dua tahunan tersebut.

Pengaruhnya langsung terasa. Sejak ditinggal Toure ke Piala Afrika, The Citizens tak mampu meraih satu kemenanganpun – kecuali partai hiburan melawan Hamburger SV. Berangkat dari hasil buruk itu, tidak salah kalau banyak yang mengatakan City terlalu bergantung pada Toure.

Tentu masih segar di ingatan kita, bagaimana Sergio Aguero mengalami cedera di akhir 2014 dan banyak orang mempertanyakan nasib City. Peran penyerang Argentina tersebut memang penting, tapi bukan yang terpenting. Nyatanya, City mampu meraup kemenangan beruntun sekalipun bermain tanpa striker. Alasannya jelas, ada tank baja di lini tengah mereka, Yaya Toure.

Bisa disaksikan pada heat-map di bawah ini. Ketika belum ditinggal Toure, lini tengah Manchester City bermain lebih efektif dan dinamis. Penguasaan bola mereka berkutat di sepertiga akhir lapangan Sunderland. Dengan kata lain, mereka mampu mendominasi permainan dan eksplosivitas Toure memporakporandakan pertahanan Sunderland, sekaligus membuka ruang bagi rekan-rekannya.

Stevan Jovetic mendapat cukup pasokan bola di depan dan David Silva punya banyak kesempatan untuk berkreasi tanpa mengkhawatirkan area di belakangnya. Tak pelak, Fernandinho yang berduet dengan Toure turut menjadi lebih efektif dan efisien dalam bertahan plus membangun serangan. Walau pertahanan City masih cukup rentan, daya ledak lini tengah dan depan cukup untuk menutupinya.

Sekarang, mari bandingkan dengan kondisi City pasca kepergian Toure. City tak mampu mengeluarkan potensi kemenangan sekalipun Aguero telah kembali dari cedera. Performa terparah mereka bisa disaksikan dalam laga kontra Arsenal yang terangkum dalam heat-map di bawah ini.

Aguero telah kembali ke dalam permainan, namun ia tak mendapat cukup pasokan dari tengah. Citizens tak mampu menutup lubang yang ditinggal Toure. Tak ada kekuatan fisik yang besar di tengah sehingga distribusi bola kerap kali mandek di tengah.

Mau tidak mau, Aguero dipaksa turun terlalu dalam dan lini tengah City tetap kalah saing. Francis Coquelin yang sedang on-fire mampu menghempaskan dominasi Fernando – Fernandinho. Santi Cazorla sebagai kreator mampu melambungkan bola ke dalam kotak penalti yang dijaga duet canggung Vincent Kompany – Martin Demichelis. Hasil akhir 2-0 cukup adil untuk pasukan Manuel Pellegrini.

Menyaksikan duet maut – bagi City sendiri - Fernandinho dan Fernando yang hanya meraih satu kemenangan dari lima laga, kebijakan transfer Citizens langsung mengundang banyak kritik. Bagaimana mungkin Pellegrini malah mendatangkan Fernando yang permainannya amat mirip dengan Fernandinho, ketika mereka membutuhkan pengganti Toure.



Duet Fernandinho - Fernando hanya meraih satu kemenangan dalam lima laga.
Kehadiran Frank Lampard juga tak mampu menutup lubang Toure sekalipun media menggembar-gemborkan gelandang veteran itu. Peran Lampard, jangankan menutup kebutuhan lini tengah, lebih cocok disebut sebagai Edin Dzeko kedua. Ia hanya dibutuhkan saat City butuh gol di menit akhir pertandingan.

Masalah semakin pelik kalau kita melihat lebih dalam. Fernando, gelandang dengan kualitas biasa, didatangkan saat ia mendekati usia 27 tahun, nyaris mendekati batas akhir usia emas. City juga mendatangkan Fernandinho, 28 tahun, dan Jesus Navas, 27 tahun, dengan total nilai transfer £53 juta. Terlalu boros untuk investasi jangka pendek.

Dari 14 pemain City yang mencatatkan lebih dari 1.000 menit, hanya Eliaquim Mangala yang berusia di bawah 26 tahun. Satu lagi fakta yang menegaskan miopia klub asal Manchester itu.

Pertemuan dengan Chelsea akhir pekan nanti (31/1) tentu akan menghasilkan pelajaran penting bagi City. Dibandingkan dengan City, starting XI Chelsea memiliki rerata usia yang terbilang muda (termasuk Thibaut Courtois, Eden Hazard, Oscar, dan Cesar Azpilicueta di dalamnya). Ketika 14 pemain utama City memiliki rerata usia 28,43, skuat Chelsea hanya berusia 26,55.




Pasukan muda Chelsea siap memberi pelajaran pada Manchester City.
Sementara Jose Mourinho berkoar tentang pembangunan jangka panjang untuk beberapa dekade ke depan, Pellegrini dan City bahkan tak mampu memikirkan enam bulan ke depan. Mereka bahkan lupa kalau di Januari, Toure harus absen dan belanja mereka musim panas lalu nyaris sia-sia.

Ketergantungan pada Toure dan perencanaan yang terlampau pendek jadi masalah City seiring pemain bintang mereka mulai digerogoti oleh usia.

Seandainya Chelsea menang akhir pekan nanti dan keluar sebagai juara Liga Primer Inggris di akhir musim, Manchester City dan Pellegrini harus membeli kacamata minus untuk kembali bersaing di musim mendatang.

liga inggris musim depan, liga inggris live, jadwal bola liga inggris di tv, ANALISIS: Candu Yaya Toure & Miopia Manchester City
 
Top