Setelah berlangsungnya pertemuan yang banyak dinantikan antara Donald Trump dan Kim Jong-un, dokumen kesepakatan yang ditandangani keduanya menyatakan hal-hal yang kurang memuaskan, meski disebut Trump “sangat komprehensif.”
Oleh: Justin McCurry (The Guardian)
Secara redaksional, dokumen yang ditandangani oleh Donald Trump dan Kim Jong Un pada Selasa (12/6) waktu setempat gagal memenuhi publisitas yang telah diberikan Trump di akhir pertemuan bersejarah yang dilangsungkan di Singapura. Trump mendeskripsikan momen tersebut sebagai perjanjian yang “sangat komprehensif” dan akan “menyelesaikan permasalahan besar dan berbahaya di dunia.”
Tentu saja, terdapat signifikansi pada fakta bahwa Trump dan Kim telah berjumpa dan mengakhiri kebersamaan mereka selama lima jam dengan kisah yang mengarah kepada langkah yang lebih substantif menuju denuklirisasi. Namun, saat ini dokumen tersebut tidak memberikan perbedaan mendasar dari kesepakatan yang telah dicapai oleh Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in pasca pertemuan mereka di sisi selatan zona demiliterisasi pada akhir April kemarin.
Dokumen yang ditandatangani Trump-Kim pada dasarnya mencakup empat poin utama, yaitu:
Amerika Serikat dan Republik Demokratik Rakyat Korea/DPRK berkomitmen untuk membangun hubungan baru antara AS-Korut sejalan dengan harapan warga kedua negara akan kedamaian dan kesejahteraan.
Amerika Serikat dan Republik Demokratik Rakyat Korea/DPRK akan bekerja sama dalam mewujudkan rezim perdamaian yang stabil dan berjangka panjang di Semenanjung Korea.
Dengan mengkonfirmasi hasil Deklarasi Panmunjom pada tanggal 27 April 2018, Republik Demokratik Rakyat Korea/DPRK berkomitmen untuk menuntaskan upaya denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Amerika Serikat dan Republik Demokratik Rakyat Korea/DPRK berkomitmen untuk mengembalikan jenazah tawanan perang atau yang hilang saat bertugas (Prisoner of War or Missing in Action/POW/MIA), termasuk pemulangan tawanan yang telah teridentifikasi.
Baca Selengkapnya: Analisis: Memahami Isi Dokumen yang Ditandatangani Kim dan Trump