• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Liga Jerman Andre Harry Potter Schubert, Ancaman Untuk Bayern Munich

Bola

SBOBET
Journalist
Seiring datangnya kesuksesan, datang pula kombinasi kekaguman serta kebencian dalam paket yang sama. Dengan meningkatnya level kesuksesan, yang biasanya bermuara pada sebuah dominasi, tingkat kekaguman dan kebencian itu juga bakal ikut naik.

Dalam konteks sepakbola, menjadi kasus umum bahwa klub tersukses di suatu negara juga merupakan klub yang punya haters terbanyak. Menengok ke Jerman, satu nama akan langsung terbersit dalam benak kita: Bayern Munich.

Raksasa Bavaria telah dominan sedari dulu. Namun, pascakegagalan total pada 2011/12 yang ditandai dengan noda hitam treble runner-up, hegemoni Bayern justru semakin kuat dari tahun ke tahun.

Lawan demi lawan dengan mudah dilewati, rekor demi rekor dipecahkan secara reguler, dan bintang demi bintang terus dikumpulkan.

Faktor yang disebut terakhir inilah yang membuat para rival kian sebal pada Die Roten. Kendati faktanya akuisisi penggawa penting dari sesama klub domestik adalah hal lumrah (Bayer Leverkusen membeli Hakan Calhanoglu dari Hamburg SV, Borussia Dortmund memboyong Marco Reus dari Borussia Monchengladbach), kebijakan transfer Bayern mengoleksi pemain-pemain terbaik di Tanah Jerman dianggap berimbas langsung pada pelemahan pesaing. Ambil saja contoh Manuel Neuer (dari Schalke 04) atau duo eks BVB yang sekarang berseragam merah: Mario Gotze serta Robert Lewandowski.

Bayern jadi laksana sebuah entitas "jahat” yang terus memperkokoh rezim kekuasaannya. Dikomandoi Pep Guardiola, Bayern menorehkan rekor lagi musim ini dengan koleksi 40 angka (13 menang plus sekali imbang) dalam 14 pekan awal. Tinta emas empat kali juara beruntun agaknya tinggal menunggu waktu untuk digoreskan.

Lantas, apakah armada Guardiola benar-benar bakal tak terkalahkan sepanjang musim? Well, ujian terberat di Bundesliga 2015/16 menunggu Pep dan skuatnya di Borussia-Park, Sabtu (5/12) ini. Bayern akan berhadapan dengan bogey team mereka: Borussia Monchengladbach yang ditukangi pelatih brilian Andre Schubert.

Andre Schubert melejitkan Gladbach dari dasar klasemen ke zona Liga Champions​

Sehebat apa sih Schubert?

Statistik simpel ini akan berbicara tegas: Gladbach yang mengawali musim dengan lima kekalahan beruntun bersama Lucien Favre kini belum pernah takluk dalam sembilan partai di bawah Schubert – meraup tujuh kemenangan! Dari dasar klasemen Die Fohlen langsung lepas landas menembus zona Liga Champions.

Itu baru di Bundesliga. Di DFB-Pokal Schubert mengantar Die Fohlen ke 16 besar usai mengandaskan Schalke 2-0 di kandang lawan, sementara di Liga Champions Gladbach menahan imbang Juventus dan Manchester City sebelum memetik keunggulan 4-2 kontra Sevilla. Pintu menuju babak knock-out memang sudah tertutup, tetapi setidaknya jatah hiburan ke Liga Europa berpeluang besar diamankan.

Favre, yang bertugas sejak Februari empat tahun silam, telah berandil besar mengembalikan status Gladbach sebagai tim papan atas Jerman, tetapi pengunduran dirinya menyusul start jeblok musim ini adalah perubahan yang dibutuhkan klub.

"Sekarang adalah waktunya untuk membuat keputusan terbaik bagi klub dan tim, untuk menghadirkan perubahan,” kata Favre saat mundur dari kursinya, September lalu.

Seorang peracik taktik ulung, pria Swiss ini dikenal amat teliti dan kaku kala mempersiapkan tim. Sesi latihan seringkali dihentikan untuk mengidentifikasi kesalahan posisional pemain. Obsesinya terhadap kesempurnaan baik, tapi mulai meletihkan anak buahnya.

Schubert adalah sosok bertolak belakang dan ini membawa angin segar buat Granit Xhaka dkk.

"Andre Schubert telah mengangkat beban kami setelah lima pertandingan tersebut, dengan team-talk berbeda dari yang diberikan Favre kepada kami,” ungkap Xhaka kepada Sport1. ”Ia seorang motivator dan bisa sedikit berisik sebelum pertandingan, tetapi kemudian dia mereda lagi dan inilah yang diperlukan tim setelah start yang sulit musim ini.”

Menariknya, Schubert tadinya bukan pilihan utama untuk menjadi suksesor tetap Favre. Nama-nama seperti Jurgen Klopp – yang saat itu belum dikontrak Liverpool – dan eks bos Gladbach Jupp Heynckes lebih banyak beredar.

Kala pertama dipekerjakan Schubert bahkan "cuma” diberi jabatan interim dengan harapan klub akan bisa menggaet nama top untuk jangka panjang. Namun, dengan cepat hierarki Gladbach menyadari mereka tidak harus mencari jauh-jauh untuk menemukan pengganti ideal Favre.

Tidak sampai dua bulan berselang, status Schubert dipermanenkan setelah ia mempersembahkan enam kemenangan konsekutif (start terbaik pelatih di Bundesliga sejak 1986) dan satu skor seri dalam tujuh partai liga pertamanya.

Fabian Johnson gemilang berkat polesan Schubert​

Rekor impresif Schubert makin mengesankan lantaran dicapai tidak dalam kondisi skuat yang optimal, dengan penggawa-penggawa kunci seperti kapten Martin Stranzl, Patrick Hermann, Nico Schulz, Andre Hahn, serta Alvaro Dominguez terhalang cedera. Beberapa perubahan signifikan dari Schubert terbukti mujarab. Gelandang anyar Lars Stindl didorong lebih ke depan untuk menyokong striker utama Raffael, dan Fabian Johnson juga sukses bertransformasi dari bek sayap menjadi winger produktif yang membukukan empat gol dalam lima partai resmi terakhirnya untuk Gladbach.

Kalau Bundesliga 2015/16 dimulai berbarengan dengan awal kepemimpinan Schubert di Borussia-Park, Gladbach saat ini akan menghuni posisi runner-up dengan jarak hanya dua poin di belakang Bayern, yang menorehkan 25 angka dalam sembilan spieltag terakhir berbanding 23 raihan Gladbach bersama Schubert. Sementara total 26 gol Die Fohlen selama rentang tersebut juga hanya terpaut satu dari yang dibukukan Die Rekordmeister.

Bagai dibekali tongkat ajaib untuk langsung menerbangkan performa tim, plus mempunyai bekas luka di wajahnya, lahirlah julukan "Harry Potter Sepakbola Jerman” untuk Schubert. Apa katanya soal ini?



"Saya punya bekas luka di pipi saya [Harry Potter di kening]. Itu didapat saat saya berusia tiga tahun, tetapi itu tak menegaskan apa-apa, bahwa saya penyihir atau apa pun. Daya magis ada di sepakbola, tapi ini adalah hasil kerja kami, dan ini tentang konsentrasi.”

"Para penyihir adanya di lapangan [pemain].”

Walau Schubert enggan mengakuinya, sulit memungkiri bahwa penyihir terpenting dalam kebangkitan Gladbach duduk di bangku pelatih, dan sementara ia punya bekas luka sebagaimana Harry Potter, lawannya malam ini, Pep Guardiola, berkepala plontos seperti Lord Voldemort – meski Schubert sendiri juga tak berambut.

Sekadar kebetulan atau pertanda Si Harry Potter Jerman bakal melontarkan mantra Expelliarmus untuk meruntuhkan rekor tak terkalahkan "Lord" Guardiola?

liga jerman, u19, hari ini, logo, seri b, malam ini, klasemen, Andre Harry Potter Schubert, Ancaman Untuk Bayern Munich
 
Top