Mayoritas ponsel dan tablet berbasis Android ternyata tidak membutuhkan antivirus dan aplikasi keamanan lainnya. Head of Android Security pada perusahaan Google, Adrian Ludwig, mengungkapkan bahwa pengguna Android tidak akan mendapatkan perlindungan dari produk-produk antivirus ini.
Saya pikir, membayar untuk sebuah produk yang anda mungkin tidak akan mendapatkan perlindungan adalah perbuatan mengurangi resiko yang rasional tetapi masyarakat membeli apapun untuk banyak alasan, Ludwig mengatakan.
Ludwig mengatakan bahwa semua aplikasi Android menggunakan sistem otomatis yang bisa memeriksa masalah dan memverifikasi aplikasi sebelum masuk ke app store. Ludwig melanjutkan bahwa aplikasi yang berpotensi membahayakan akan berakhir pada perangkat pengguna dan risiko sebenarnya dari aplikasi yang merusak adalah sangat rendah.
Ludwig mengatakan bahwa pengoperasian sistem keamanan pada Android lebih baik jika dibandingkan dengan pengoperasian pada OS lain. Tentunya jika anda membandingkan Android dengan OS lainnya, ini akan sangat berbeda. Dan pada kenyataannya banyak orang yang tidak akan melihat potensi kerusakan pada data kami, ungkap Ludwig.
Faktanya banyak orang yang tidak akan tahu bahwa seseorang telah menginstal aplikasi yang berpotensi membahayakan. Ludwig kembali mengungkapkan kelebihan produk perusahaannya.
Pernyataan-pernyataan Adrian Ludwig disampaikan kepada Sidney Morning Herald, Rabu (02/07). Hal ini diungkapkan Ludwig untuk menepis laporan perusahaan keamanan yang menyatakan bahwa Android adalah sarang bagi software berbahaya dibandingkan dengan platform lainnya.
Ludwig mengatakan bahwa statistik pada laporan tersebut menyesatkan. Dia mengatakan bahwa angka-angka tidak menunjukan berapa banyak pengguna yang terinfeksi. Laporan ini juga hanya membahas mengenai berapa banyak potensi aplikasi yang membahayakan ada dan tidak menjelaskan apakah aplikasi tersebut diinstal oleh pengguna atau tidak. Baru-baru ini, CEO Apple menggunakan data laporan lembaga Worldwide Developers Conference untuk menyerang Android dan mengatakan bahwa Android mendominasi pasar malware.
Hal ini bukan pertama kalinya Google mengatakan bahwa ponsel produknya tidak membutuhkan anti virus. Pada 2011 lalu, seorang pekerja Google membuat pernyataan bahwa perusahaan yang menjual anti virus untuk ponsel adalah penipu. Pernyataan ini diungkapkan setelah Google mendapatkan kritik karena membiarkan terlalu banyak malware. Open Source Program Manager Google, Chris DiBona, mengatakan bahwa perusahaan anti virus memainkan ketakutan pengguna untuk menjual produknya.
Saya pikir, membayar untuk sebuah produk yang anda mungkin tidak akan mendapatkan perlindungan adalah perbuatan mengurangi resiko yang rasional tetapi masyarakat membeli apapun untuk banyak alasan, Ludwig mengatakan.
Ludwig mengatakan bahwa semua aplikasi Android menggunakan sistem otomatis yang bisa memeriksa masalah dan memverifikasi aplikasi sebelum masuk ke app store. Ludwig melanjutkan bahwa aplikasi yang berpotensi membahayakan akan berakhir pada perangkat pengguna dan risiko sebenarnya dari aplikasi yang merusak adalah sangat rendah.
Ludwig mengatakan bahwa pengoperasian sistem keamanan pada Android lebih baik jika dibandingkan dengan pengoperasian pada OS lain. Tentunya jika anda membandingkan Android dengan OS lainnya, ini akan sangat berbeda. Dan pada kenyataannya banyak orang yang tidak akan melihat potensi kerusakan pada data kami, ungkap Ludwig.
Faktanya banyak orang yang tidak akan tahu bahwa seseorang telah menginstal aplikasi yang berpotensi membahayakan. Ludwig kembali mengungkapkan kelebihan produk perusahaannya.
Pernyataan-pernyataan Adrian Ludwig disampaikan kepada Sidney Morning Herald, Rabu (02/07). Hal ini diungkapkan Ludwig untuk menepis laporan perusahaan keamanan yang menyatakan bahwa Android adalah sarang bagi software berbahaya dibandingkan dengan platform lainnya.
Ludwig mengatakan bahwa statistik pada laporan tersebut menyesatkan. Dia mengatakan bahwa angka-angka tidak menunjukan berapa banyak pengguna yang terinfeksi. Laporan ini juga hanya membahas mengenai berapa banyak potensi aplikasi yang membahayakan ada dan tidak menjelaskan apakah aplikasi tersebut diinstal oleh pengguna atau tidak. Baru-baru ini, CEO Apple menggunakan data laporan lembaga Worldwide Developers Conference untuk menyerang Android dan mengatakan bahwa Android mendominasi pasar malware.
Hal ini bukan pertama kalinya Google mengatakan bahwa ponsel produknya tidak membutuhkan anti virus. Pada 2011 lalu, seorang pekerja Google membuat pernyataan bahwa perusahaan yang menjual anti virus untuk ponsel adalah penipu. Pernyataan ini diungkapkan setelah Google mendapatkan kritik karena membiarkan terlalu banyak malware. Open Source Program Manager Google, Chris DiBona, mengatakan bahwa perusahaan anti virus memainkan ketakutan pengguna untuk menjual produknya.