ANTOLOGI FILM DOKUMENTER EAGLE AWARDS film bioskop Indonesia terbaru.
ANTOLOGI FILM DOKUMENTER EAGLE AWARDS
107minutesJenis Film : Documentary
Produser : Endah W Sulistianti, Bambang Hamid
Produksi : Eagle Institute Indonesia, PT. Media Televisi Indonesia
Sutradara : Afina Fahru, Yopa Arfi, Amron Muhzawawi, M. Aprianto, Mitahudin, Rolin Aditia F, Aa. Bagus Kusuma Yu
Casts
-
SYNOPSIS
1. Dolanan Kehidupan (Jogja)Sutradara : Afina Fahru & Yopa ArfiFilm ini menceritakan kehidupan para pengrajin mainan tradisional di Bantul, Yogyakarta, Mbah Wiyar (78th) & Mbah Karto (110th) adalah gambaran dari pembuat mainan tradisional yg sampai hari ini masih terus mengikhtiarkan diri untuk tetap membuat mainan tradisional sebagai upaya pelestarian. Di usia yg sudah tua, pengrajin mainan tradisional ini tetap memiliki semangat untuk bekerja & menjaga keberadaan mainan tradisional, sebuah semangat & tekat yg terbangun atas nilai-nilai kearifan lokal yg sudah tumbuh & mengalir dalam nadi serta darah mereka.Makna dari sebuah tembang tradisional jawa yaitu lir-ilir juga turut memberi warna & pemaknaan hidup antara hubungan; manusia manusia, manusia -Tuhan, manusia - alam & ruang lingkupnya. Bagi para lansia tersebut, selama mereka masih diberi kesehatan & usia oleh Yang Maha Kuasa, maka selama itulah mereka akan terus berkarya & berkontribusi pada kehidupan. Sebuah kolaborasi yg cukup berharga untuk kita pelajari, antara kemandirian & nilai-nilai kearifan lokal.2. Desainer Kampung (Magelang)Sutradara : Amron Muhzawawi & M. ApriantoRatusan anak muda di Desa Kaliabu Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang beralih profesi menjadi desainer grafis. Meski hanya belajar secara otodidak tapi karya mereka banyak dipakai perusahaan luar negeri. Salah satunya adalah Khoirul Muhibin or Ibin, seorang buruh bangunan yg baru mengenal komputer sejak setahun lalu. Kegigihan & kerja kerasnya berbuah manis, karya-karyanya disukai perusahaan luar negeri.Kini, seperti anak-anak muda lainnya di daerah tersebut, kehidupan ekonomi Ibin pun merangkak naik. Dalam sebulan ia bisa meraup ribuan dollar dari kontes desain di internet. Ibin sukses meruntuhkan segala hambatan rintangan yg melingkupinya seperti keterbatasan fasilitas, ketiadaan pembimbing profesional, serta ketidakmampuannya berkomunikasi dalam bahasa inggris.3. Di Tobong Bata (Lampung)Sutradara : Mitahudin & Rolin Aditia FCerita tentang mimpi-mimpi sebuah band indie yg ingin lagunya dikenal, dimana para personil badn tersebut adalah sekelompok pemuda yg bekerja sebagai buruh batu bata, Arif Setiawan (23), Abdul Khoir (19), Muktar Kelana (19) tergabung dalam Khaya, band indie dari Lampung yg dapat membuktikan kreatifitas tidak mengenal keterbatasan. Menggunakan peralatan sederhana di Tobong Bata, tempat mereka bekerja, mereka merekam lagu- lagu mereka. Keterbatasan tersebut tidak menjadikan kreatifitas mereka ala kadarnya, melalui album keempat mereka menunjukkan eksistensi mereka bermusik. Dengan mengangkat kearifan lokal dengan menyuguhkan berbagai genre, serta kolaborasi alat musik tradisional, Khaya membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah hambatan.4. Pekak Kukuruyuk (Bali)Sutradara : AA. Bagus Kusuma Yudha & Ni Wayan FairyaPerjalanan seorang pelestari tradisi tentu berbeda dari masyarakat yg hanya mengonsumsi tradisi itu semata. Terlebih di Bali, di tempat yg dimana budaya bertemu secara langsung dengan modernisasi. Akan ada banyak hal yg harus dinegosiasi jika menygkut tradisi & budaya yg hampir punah karena pengaruh modernisasi yg semakin mencengkram. I Made Taro, dikenal sebagai pelestari tradisi lisan Bali yg hampir punah. Lewat Sanggar Kukuruyuknya, Made Taro berjuang melestarikan tradisi lisan berupa dongeng, lagu & permainan merupakan harta karun bagi anak-anak yg jarang bisa didapatkan di masa sekarang ini,bahkan, bagi sebagian orang mengganggap apa yg dilakukannya adalah sia-sia belaka. Tidak jarang Made Taro juga diremehkan. Disaat Made Taro meyakini apa yg dilakukannya adalah sebuah amanat, alam seakan mencoba bernegosiasi dengan kehidupannya. Naik turun perjalanannya seakan membuat Made Taro semakin mantap menapaki kegiatannya melestarikan tradisi lisan.5. Lepo Lurun Untuk Dunia (NTT)Sutradara : Milto Seran & Yovita HeniSeorang perempuan Flores (desa Nita), Alfonsa Horeng berupaya melestarikan budaya tenun ikat Flores di tengah kondisi-kondisi keterbatasannya. Ia keluar masuk desa-desa di pedalaman Flores untuk memotivasi ibu-ibu & berbagi pengalaman seputar ilmu menenun dengan ibu-ibu yg umumnya berusia di atas 35 tahun. Untuk tujuan itu, ia membangun komunitas LEPO LORUN (rumah tenun) yg meliputi desa-desa di empat kabupaten. Bersama ibu-ibu, Alfonsa meramu pewarna alami dari tumbuhan di sekitarnya, menanam kapas di lahan yg relatif terbatas untuk menghasilkan benang sendiri, & mendokumentasikan motif-motif tenun ikat Flores agar tidak punah & tidak mudah dijiplak serta melakukan regenerasi penenun. Ia berharap tenun ikat sebagai peradaban bangsa tetap lestari. Untuk itu, ia tak gentar menempuh jarak ratusan kilo meter untuk mendatangi kelompok-kelompok rintisannya. Ia mesti berhadapan dengan masalah perbaikan jalan & akses komunikasi yg sulit. Itulah sebagian cerita di balik perjuangan & kisah sukses Alfonsa Horeng melestarikan Tenun Ikat Flores serta memperkenalkan filosofinya hingga ke mancanegara.
Info diatas ini kami kutip dari Internet.
Credits: 21cineplex
Download film baru, download film, download filem, download film gratis, download film terbaru, film baru, film, subtitle indonesia, single link. Nonton Film Online, Nonton Film, Bioskop Online,Nonton Bioskop Online, Nonton Film Online Subtitle Indonesia, Nonton Movie, Nonton Film Gratis ANTOLOGI FILM DOKUMENTER EAGLE AWARDS. Nonton Film Bioskop Online 24 Jam Gratis Subtitle Indonesia Nonton Movie Sub Indo Streaming Film dan Cinemaindo Download Film Terbaru 2014 2015.
ANTOLOGI FILM DOKUMENTER EAGLE AWARDS
107minutesJenis Film : Documentary
Produser : Endah W Sulistianti, Bambang Hamid
Produksi : Eagle Institute Indonesia, PT. Media Televisi Indonesia
Sutradara : Afina Fahru, Yopa Arfi, Amron Muhzawawi, M. Aprianto, Mitahudin, Rolin Aditia F, Aa. Bagus Kusuma Yu
Casts
-
SYNOPSIS
1. Dolanan Kehidupan (Jogja)Sutradara : Afina Fahru & Yopa ArfiFilm ini menceritakan kehidupan para pengrajin mainan tradisional di Bantul, Yogyakarta, Mbah Wiyar (78th) & Mbah Karto (110th) adalah gambaran dari pembuat mainan tradisional yg sampai hari ini masih terus mengikhtiarkan diri untuk tetap membuat mainan tradisional sebagai upaya pelestarian. Di usia yg sudah tua, pengrajin mainan tradisional ini tetap memiliki semangat untuk bekerja & menjaga keberadaan mainan tradisional, sebuah semangat & tekat yg terbangun atas nilai-nilai kearifan lokal yg sudah tumbuh & mengalir dalam nadi serta darah mereka.Makna dari sebuah tembang tradisional jawa yaitu lir-ilir juga turut memberi warna & pemaknaan hidup antara hubungan; manusia manusia, manusia -Tuhan, manusia - alam & ruang lingkupnya. Bagi para lansia tersebut, selama mereka masih diberi kesehatan & usia oleh Yang Maha Kuasa, maka selama itulah mereka akan terus berkarya & berkontribusi pada kehidupan. Sebuah kolaborasi yg cukup berharga untuk kita pelajari, antara kemandirian & nilai-nilai kearifan lokal.2. Desainer Kampung (Magelang)Sutradara : Amron Muhzawawi & M. ApriantoRatusan anak muda di Desa Kaliabu Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang beralih profesi menjadi desainer grafis. Meski hanya belajar secara otodidak tapi karya mereka banyak dipakai perusahaan luar negeri. Salah satunya adalah Khoirul Muhibin or Ibin, seorang buruh bangunan yg baru mengenal komputer sejak setahun lalu. Kegigihan & kerja kerasnya berbuah manis, karya-karyanya disukai perusahaan luar negeri.Kini, seperti anak-anak muda lainnya di daerah tersebut, kehidupan ekonomi Ibin pun merangkak naik. Dalam sebulan ia bisa meraup ribuan dollar dari kontes desain di internet. Ibin sukses meruntuhkan segala hambatan rintangan yg melingkupinya seperti keterbatasan fasilitas, ketiadaan pembimbing profesional, serta ketidakmampuannya berkomunikasi dalam bahasa inggris.3. Di Tobong Bata (Lampung)Sutradara : Mitahudin & Rolin Aditia FCerita tentang mimpi-mimpi sebuah band indie yg ingin lagunya dikenal, dimana para personil badn tersebut adalah sekelompok pemuda yg bekerja sebagai buruh batu bata, Arif Setiawan (23), Abdul Khoir (19), Muktar Kelana (19) tergabung dalam Khaya, band indie dari Lampung yg dapat membuktikan kreatifitas tidak mengenal keterbatasan. Menggunakan peralatan sederhana di Tobong Bata, tempat mereka bekerja, mereka merekam lagu- lagu mereka. Keterbatasan tersebut tidak menjadikan kreatifitas mereka ala kadarnya, melalui album keempat mereka menunjukkan eksistensi mereka bermusik. Dengan mengangkat kearifan lokal dengan menyuguhkan berbagai genre, serta kolaborasi alat musik tradisional, Khaya membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah hambatan.4. Pekak Kukuruyuk (Bali)Sutradara : AA. Bagus Kusuma Yudha & Ni Wayan FairyaPerjalanan seorang pelestari tradisi tentu berbeda dari masyarakat yg hanya mengonsumsi tradisi itu semata. Terlebih di Bali, di tempat yg dimana budaya bertemu secara langsung dengan modernisasi. Akan ada banyak hal yg harus dinegosiasi jika menygkut tradisi & budaya yg hampir punah karena pengaruh modernisasi yg semakin mencengkram. I Made Taro, dikenal sebagai pelestari tradisi lisan Bali yg hampir punah. Lewat Sanggar Kukuruyuknya, Made Taro berjuang melestarikan tradisi lisan berupa dongeng, lagu & permainan merupakan harta karun bagi anak-anak yg jarang bisa didapatkan di masa sekarang ini,bahkan, bagi sebagian orang mengganggap apa yg dilakukannya adalah sia-sia belaka. Tidak jarang Made Taro juga diremehkan. Disaat Made Taro meyakini apa yg dilakukannya adalah sebuah amanat, alam seakan mencoba bernegosiasi dengan kehidupannya. Naik turun perjalanannya seakan membuat Made Taro semakin mantap menapaki kegiatannya melestarikan tradisi lisan.5. Lepo Lurun Untuk Dunia (NTT)Sutradara : Milto Seran & Yovita HeniSeorang perempuan Flores (desa Nita), Alfonsa Horeng berupaya melestarikan budaya tenun ikat Flores di tengah kondisi-kondisi keterbatasannya. Ia keluar masuk desa-desa di pedalaman Flores untuk memotivasi ibu-ibu & berbagi pengalaman seputar ilmu menenun dengan ibu-ibu yg umumnya berusia di atas 35 tahun. Untuk tujuan itu, ia membangun komunitas LEPO LORUN (rumah tenun) yg meliputi desa-desa di empat kabupaten. Bersama ibu-ibu, Alfonsa meramu pewarna alami dari tumbuhan di sekitarnya, menanam kapas di lahan yg relatif terbatas untuk menghasilkan benang sendiri, & mendokumentasikan motif-motif tenun ikat Flores agar tidak punah & tidak mudah dijiplak serta melakukan regenerasi penenun. Ia berharap tenun ikat sebagai peradaban bangsa tetap lestari. Untuk itu, ia tak gentar menempuh jarak ratusan kilo meter untuk mendatangi kelompok-kelompok rintisannya. Ia mesti berhadapan dengan masalah perbaikan jalan & akses komunikasi yg sulit. Itulah sebagian cerita di balik perjuangan & kisah sukses Alfonsa Horeng melestarikan Tenun Ikat Flores serta memperkenalkan filosofinya hingga ke mancanegara.
Info diatas ini kami kutip dari Internet.
Credits: 21cineplex
Download film baru, download film, download filem, download film gratis, download film terbaru, film baru, film, subtitle indonesia, single link. Nonton Film Online, Nonton Film, Bioskop Online,Nonton Bioskop Online, Nonton Film Online Subtitle Indonesia, Nonton Movie, Nonton Film Gratis ANTOLOGI FILM DOKUMENTER EAGLE AWARDS. Nonton Film Bioskop Online 24 Jam Gratis Subtitle Indonesia Nonton Movie Sub Indo Streaming Film dan Cinemaindo Download Film Terbaru 2014 2015.