Kemungkinan Brexit tanpa kesepakatan semakin besar, seiring belum adanya kesepakatan yang dibuat menjelang batas waktu baru pada 12 April. Keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan juga akan memberikan dampak signifikan bagi politik, ekonomi, keamanan, dan jutaan migran Inggris dan Eropa. Apa sebenarnya Brexit tanpa kesepakatan dan apa dampaknya bagi Inggris?
Oleh: Al Jazeera
Kekhawatiran bahwa Inggris akan meninggalkan Uni Eropa (UE) dengan Brexit tanpa kesepakatan (no-deal Brexit) kembali menjadi agenda utama, seiring jam berdetak menuju tenggat waktu baru pada 12 April—hanya beberapa hari dari sekarang.
Terlepas dari potensi gangguan yang cukup besar, masyarakat Inggris diberitahu oleh pemerintah mereka untuk tetap tenang—karena rencana darurat berjalan dengan baik (sejauh ini).
Di samping penimbunan makanan dan obat-obatan, penggunaan jalan raya sebagai tempat parkir truk, dan perencanaan darurat oleh dewan-dewan lokal, para kepala militer juga telah diperintahkan untuk menempatkan 3.500 tentara dalam keadaan siaga.
Bahkan ada rencana yang tidak diungkapkan untuk menyatakan darurat militer.
Di negara demokrasi tertua di dunia tersebut, para pendukung Brexit menyajikan ini sebagai upaya untuk merebut kendali demokratik dari Eropa.
Sebagian masyarakat merasa tidak yakin, menunjuk pada dokumen-dokumen kabinet rahasia tentang perencanaan Brexit tanpa kesepakatan—dengan nama sandi Operasi Palu Kuning (Operation Yellowhammer)—yang diungkap oleh para wartawan dan menunjukkan gambaran yang lebih kacau.
Ini memperingatkan pada “tahap kritis tiga bulan” setelah meninggalkan Uni Eropa, dan “masalah dan dampak yang tidak terduga” di mana bahkan rencana terbaik yang dibuat pun bisa kewalahan.
Di Inggris yang terpecah belah, prospek “tanpa kesepakatan” membangkitkan ketakutan dan antusiasme—tetapi bagaimana hal itu berdampak pada Inggris?
POLITIK
Brexit telah menempatkan sistem politik Inggris di bawah tekanan, yang memungkinkan perpecahan yang mendalam di dua partai utama—Konservatif dan Buruh—jika terjadi skenario tanpa kesepakatan.
Para ahli mengatakan bahwa Brexit juga telah merusak citra para politisi, yang sering diejek oleh media massa karena kegagalan mereka untuk menyetujui solusi yang masuk akal.
Baca Artikel Selengkapnya di sini
Oleh: Al Jazeera
Kekhawatiran bahwa Inggris akan meninggalkan Uni Eropa (UE) dengan Brexit tanpa kesepakatan (no-deal Brexit) kembali menjadi agenda utama, seiring jam berdetak menuju tenggat waktu baru pada 12 April—hanya beberapa hari dari sekarang.
Terlepas dari potensi gangguan yang cukup besar, masyarakat Inggris diberitahu oleh pemerintah mereka untuk tetap tenang—karena rencana darurat berjalan dengan baik (sejauh ini).
Di samping penimbunan makanan dan obat-obatan, penggunaan jalan raya sebagai tempat parkir truk, dan perencanaan darurat oleh dewan-dewan lokal, para kepala militer juga telah diperintahkan untuk menempatkan 3.500 tentara dalam keadaan siaga.
Bahkan ada rencana yang tidak diungkapkan untuk menyatakan darurat militer.
Di negara demokrasi tertua di dunia tersebut, para pendukung Brexit menyajikan ini sebagai upaya untuk merebut kendali demokratik dari Eropa.
Sebagian masyarakat merasa tidak yakin, menunjuk pada dokumen-dokumen kabinet rahasia tentang perencanaan Brexit tanpa kesepakatan—dengan nama sandi Operasi Palu Kuning (Operation Yellowhammer)—yang diungkap oleh para wartawan dan menunjukkan gambaran yang lebih kacau.
Ini memperingatkan pada “tahap kritis tiga bulan” setelah meninggalkan Uni Eropa, dan “masalah dan dampak yang tidak terduga” di mana bahkan rencana terbaik yang dibuat pun bisa kewalahan.
Di Inggris yang terpecah belah, prospek “tanpa kesepakatan” membangkitkan ketakutan dan antusiasme—tetapi bagaimana hal itu berdampak pada Inggris?
POLITIK
Brexit telah menempatkan sistem politik Inggris di bawah tekanan, yang memungkinkan perpecahan yang mendalam di dua partai utama—Konservatif dan Buruh—jika terjadi skenario tanpa kesepakatan.
Para ahli mengatakan bahwa Brexit juga telah merusak citra para politisi, yang sering diejek oleh media massa karena kegagalan mereka untuk menyetujui solusi yang masuk akal.
Baca Artikel Selengkapnya di sini