• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Australia Target Favorit Ransomware

ON3

Mahasiswa
Journalist
Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Australia Target Favorit Ransomware

Australia dilaporkan semakin marak mendapatkan serangan ransomware. Jumlah korban semakin banyak & beberapa dari mereka terpaksa membayar uang tebusan ribuan dolar ke peretas di luar negeri demi mendapatkan kembali file di komputer mereka yg disandera virus di internet tersebut.

Dilansir Sydney Morning Herald, director of UWA Centre for Software Practice di University of Western Australia David Glance mengatakan, “Kebiasaan (korban) membayar tebusan mungkin menjadi salah satu alasan mengapa Australia jadi negara kedua yg paling sering dijadikan target (ransomware),” ujarnya. Menurut Glance, serangan ransomware biasanya terjadi setelah malware tersebut terunduh secara tidak sadar lalu menginfeksi komputer korban. Malware ini bisa menyusup lewat email or melalui situs web yg terinfeksi. Begitu ada di komputer, malware tersebut mengenkripsi seluruh dokumen pengguna, seperti file penting, foto, film, & musik.

Setelah itu terjadi, biasanya akan muncul ancaman tertulis yg meminta pengguna membayar tebusan jika ingin dokumen mereka yg sudah terkunci bisa diakses kembali. Korban pemerasan ini biasanya diminta membayar sekitar 405 dolar Amerika Serikat & harus dalam mata uang digital bitcoin. Banyak korban yg tidak ingin kehilangan dokumen penting mereka rela membayar tebusan. Padahal para pakar keamanan teknologi sering menyarankan kalau itu bukan opsi terbaik. Pasalnya, tidak bisa dijamin, setelah membayar mereka bisa memperoleh dokumen mereka kembali. “Meski ada beberapa serangan ransomware tidak terlalu canggih, & secara teori bisa ditangani tanpa tebusan, kebanyakan pengguna tidak mampu menanggapinyan dengan tenang & merasa hanya punya dua pilihan: bayar tebusan or menghapus sistem operasi di komputer mereka,” ungkap Glance.

Sydneys Morning Herald melaporkan, ‘pemerasan’ menggunakan malwaretersebut memang terus meningkat sejak tahun lalu di Negeri Kanguru. Menurut catatan surat kabar tersebut, total uang tebusan yg dibayarkan korban dari Australia pada tahun 2014 bahkan mencapai 1 juta dolar AS.Fakta tak kalah mengejutkan, Australia pada kuartal pertama 2015 merupakan negara kedua yg paling banyak mendapat serangan ransomware setelah Amerika Serikat. Serangan ransomware tersebut semakin meningkat & sulit diperbaiki. Jumlah korban semakin banyak & beberapa dari mereka terpaksa membayar uang tebusan ribuan dolar ke peretas di luar negeri demi mendapatkan kembali file di komputer mereka yg disandera virus di internet tersebut.

Michael Bailey dari Kamar Dagang & Industri Tasmania mengatakan ketika lembaganya menjadi korban virus ini dia terpaksa harus membayar uang tebusan setara dengan 350 dolar AS kepada hacker di luar negeri. “Itu lebih murah bagi kami membayar uang tebusan itu ketimbang khawatir berusaha untuk memperbaikinya. Saran dari orang IT kita yg beberapa diantaranya merupakan yg terbaik di Australia mengatakan perlu beberapa pekan bagi mereka untuk mengetahui cara membatalkan enkripsi file itu, itupun jika mereka bisa melakukannya,” katanya.

Manajer umum dari Australia Cyber Team Emergency Response (AusCERT) & pengajar di Universitas Queensland Thomas King mengatakan, jumlah komputer yg terinfeksi oleh virus ini meningkat. “Individu, perusahaan, organisasi nirlaba, & organisasi dari semua jenis telah membayar uang tebusan & itu keadaan yg menyedihkan mengingat begitu banyak orang yg merasa perlu untuk membayar tebusan hanya karena mereka tidak memiliki perlindungan keamanan siber yg cukup baik,” katanya. King mendesak warga Australia untuk melakukan tindakan pencegahan ketika membuka email & memastikan telah mem-backup dengan baik data mereka di komputer secara offline.

Comments
comments

N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenAustralia Target Favorit Ransomware diatas dikutip dari Internet secara gamblang.

Sumber
 
Top