Perusahaan mesin pencari asal Cina, Baidu semakin agresif di Indonesia. Rabu (23/9/2015) perusahaan ini mengumumkan peluncuran sebuah program pengembangan ekonomi & ekosistem berbasis internet di tanah air.
Tidak tanggung-tanggung, Baidu juga bekerja dengan Kementerian Komunikasi & Informatika (Kominfo) & Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dalam menjalankan program yg terdiri dari dua agenda utama yg bertajuk Grow Local & Grow Global tersebut.
Baca juga: Apakah Baidu meniru Google? Simak penuturan lengkap CEO Robin Li
Grow Local
Agenda pertama terdiri dari beberapa rangkaian yg bertujuan untuk mengembangkan industri digital, startup, & developer aplikasi lokal. Langkah pertama yg akan dilakukan Baidu adalah melakukan uji kelayakan melalui roadshow untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap program tersebut di sejumlah kota-kota besar di tanah air.
Kemudian tahap kedua adalah menjaring & mempelajari produk-produk yg berpotensi dengan membuka kesempatan bagi siapa saja untuk mengajukan produk mereka yg masih berada dalam tahap ide maupun sudah sampai prototipe. Pada tahap ini juga akan ada proses validasi & menerima masukan dari berbagai komunitas.
Setelah itu, masuk ke rangkaian berikutnya yaitu proses pengembangan produk & mentoring dari ahli-ahli teknologi milik Baidu. Proses pengembangan produk juga diikuti dengan tahap uji coba sebelum akhirnya resmi diluncurkan ke pasaran. Rangkaian terakhir, pihak Baidu akan memberikan investasi & menyediakan program akselerator bagi produk-produk yg telah lulus uji & sukses di pasaran.
Meski begitu, belum ada kepastian secara detail berapa besar dana investasi yg akan mereka berikan. Satu hal yg pasti, dana investasi tersebut bisa melebihi USD1 juta (sekitar Rp14 miliar).
Grow Global
Setelah memilih produk-produk terbaik dari Indonesia. Agenda kedua dari Baidu bertujuan untuk membantu produk-produk karya anak bangsa untuk masuk ke pasar global, dengan salah satu tujuan utamanya adalah Cina. Mengapa?
Berikut adalah beberapa data mengenai berapa besar potensi pasar di China. Saat ini Baidu memiliki 42 persen market share distribusi aplikasi, 1,4 triliun pengguna aktif dari 14 aplikasi mobile milik Baidu, & terdapat 170 juta aplikasi mobile yg didistribusikan setiap harinya. Dari sisi mesin pencarian menggunakan desktop & mobile, market share baidu mencapai 79,84 persen dengan 600 juta pengguna aktif setiap bulan.
Sektor lain yg juga memberikan kontribusi besar terhadap market share Baidu adalah sektor travel. Baidu sendiri mengungkapkan bahwa dari total 97,8 juta turis Cina yg senang bepergian ke luar negeri, 66 juta di antaranya menggunakan platform online untuk merencanakan perjalanan mereka. Kemudian dari angka tersebut, 43 persenya menggunakan platform travel milik Baidu dengan kunjungan harian yg mencapai angka 20 juta per hari.
Pemerintah hanya berperan sebagai tim seleksi
Mungkin terdengar sedikit janggal apabila pemerintah Indonesia bekerja sama dengan perusahaan asing untuk mengembangkan potensi digital di tanah air. Akan tetapi Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf menegaskan bahwa peran pemerintah dalam kerjasama ini adalah membantu melakukan seleksi produk-produk yg berpotensi untuk dikembangkan & memasuki pasar global. Kedua agenda tersebut juga akan mulai dilaksanakan pada kuartal keempat (Q4) tahun 2016.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
Dikutip dari sini