• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Bank Mandiri Berencana Membuka Akses API e-cash

Ophelia

Game Maniacs
Journalist

Citra sebuah bank biasanya serius & konservatif. Namun tampaknya ini tidak berlaku bagi Bank Mandiri. Bank pelat merah ini berencana membuka akses ke Application Programming Interface (API) uang elektroniknya, yaitu mandiri e-cash, sehingga bisa digunakan oleh pelaku industri. Layanan ini juga terbuka untuk startup berbasis teknologi yg sedang berkembang pesat di Indonesia.

Seperti diketahui, mandiri e-cash adalah uang elektronik berbasis server yg juga disebut sebagai uang tunai di smartphone. Menggunakan digital payment ini, pengguna bisa melakukan transaksi perbankan tanpa harus membuka rekening Bank Mandiri. API ini akan rencananya dibuka kepada finalis mandiri e-cash hackathon, program kompetisi yg disponsori oleh Bank Mandiri & IBM Bluemix, yg akan diadakan pada 26 – 27 Januari 2016.

Dalam acara TechTalk bertema Get Ready for Next Generation Payment! yg diadakan oleh IBM & Bank Mandiri di Jakarta, Selasa (22/12), Budi Hartono, VP Mobile & Internet Business Bank Mandiri, open API, khususnya untuk digital payment, adalah sesuatu yg haram bagi bank. Ada kekhawatiran ini membuat bank rentan dari serangan peretas. Menurut Budi, kekhawatiran yg sama sebenarnya dirasakan juga oleh Bank Mandiri.

Namun, kalau bank tidak berpartisipasi & menyediakan open API untuk digital payment, industri tidak akan berkembang, jelas Budi.
Indonesia belum punya standar digital payment


Bagi bisnis digital, sistem pembayaran adalah salah satu infrastruktur yg penting. Namun jika perusahaan / startup mengelola sendiri sistem payment-nya, fokus mereka akan terbagi. Budi memberi contoh layanan booking ojek yg mengharuskan mitra driver-nya mempunyai deposit. Fungsi deposit tersebut agar penyedia layanan dapat mengambil keuntungan dari bagi hasil tarif ojek sebesar 20 persen.

Mengelola deposit ini bukan pekerjaan yg mudah. Ada sistem yg harus disiapkan. Belum lagi sumber daya manusia yg didedikasikan untuk mengelolanya. Juga, banyak driver ojek yg tidak punya rekening bank & membayar dengan uang tunai.

Ada satu pasukan back office yg hanya mengurus ini. Sementara ini baru dari sisi driver, tutur Budi.

Dari sisi konsumen, Budi menilai pemesanan ojek sudah keren karena menggunakan smartphone, tetapi dengan sistem pembayaran yg masih menggunakan tunai. Menurutnya, terdapat gap teknologi di sini.

Sama seperti driver, terdapat juga sistem deposit untuk pelanggan. Kendalanya, uang yg masuk ke dalam deposit tidak bisa digunakan untuk keperluan lain. Sementara, menurut Budi, konsep uang adalah universal, bisa digunakan di mana saja.

Kalau tiap pemain membuat payment sendiri-sendiri, uang hanya bisa digunakan di tiap layanan itu, tidak bisa saling transfer antar layanan. Ini mirip seperti kartu Starbucks / Timezone. Jangan sampai hal yg sama terjadi lagi di industri startup.

Selain uang yg mengendap, top up (isi saldo) & cash out (tarik saldo) juga menjadi isu tersendiri. Pengguna payment dari tiap-tiap layanan ini sulit mencari channel untuk isi saldo. Bahkan, kebanyakan layanan tidak menyediakan cara untuk menarik saldo yg sudah dimasukkan ke deposit.

Ini berbeda dengan digital payment keluaran bank yg secara infrastruktur sudah matang. Misalnya, ada channel untuk top up / cash out dapat dilakukan dari ATM, cabang, / mesin edisi yg ada di merchant-merchant.

Seperti Bank Mandiri, misalnya. Kami sudah punya platformnya, tinggal kami leverage saja sebagai instrumen digital payment. Mumpung industri belum melangkah terlalu jauh, harus ada payment instrument & infrastruktur, yg bisa dipakai bersama di industri ini, ujar Budi.

Karena itu, Budi menambahkan, Bank Mandiri ingin merintis agar instrumen _digital payment mereka bisa digunakan bersama-sama oleh pelaku industri, sehingga bisnis & industri digital semakin berkembang.
Dari arisan sampai pembayaran ojek online
Ada 11 API mandiri e-cash yg akan dibuka aksesnya, yaitu Login, Transfer Inquiry, Logout, Balance Inquiry, Transfer Payment, IPG API, Account History, & Purchase. Dengan dibukanya akses ke API tersebut, kamu bisa bereksperimen dengan ide-ide kreatif untuk menciptakan solusi e-payment yg dapat digunakan oleh banyak orang. Seperti telah dijelaskan di atas, ide-ide tersebut dapat dituangkan pada mandiri e-cash hackathon.

Lalu, aplikasi seperti apa yg dapat dikembangkan dengan API mandiri e-cash & Platform as a Service (PaaS) IBM Bluemix? Fikri Ilyas, Integration Manager PT Digital Artha Media, memberi beberapa ide aplikasi yg dapat kamu kembangkan:
  • Aplikasi Arisan
    Ini merupakan contoh paling gampang bagaimana developer bisa mengembangkan aplikasi dengan API mandiri e-cash. Aplikasi ini berbasis instant messenger dengan fitur membuat grup. Satu orang ditunjuk sebagai moderator. Nantninya, tiap anggota dapat transfer e-cash ke moderator. Ketika nama salah satu anggota terpilih sebagai penerima arisan, moderator bisa disburse uangnya ke anggota tersebut.
  • Aplikasi agen individual
    Di mandiri ecash, sudah ada sistem keagenan. Anggota keagenan ini dapat melayani top up saldo e-cash temannya. Sistem ini dapat diperluas lagi. Contoh kasus ada turis datang ke Indonsia. Ia tidak bawa uang rupiah, sementara kondisi money changer jauh.Dengan aplikasi ini, seorang member e-cash bisa menawarkan smartphone dengan kartu SIM yg sudah teregistrasi e-cash. Saldo rupiahnya sesuai dengan mata uang yg ditukarkan oleh turis. Dengan begitu, turis bisa belanja / tarik tunai di ATM Bank Mandiri
  • Aplikasi pembayaran ojek online
    Ide ini tidak bicara tentang ojek online yg sudah established, tetapi bisa menyasar ojek pangkalan / paguyuban ojek konvensional. Misalnya, driver ojek bisa menerima pembayaran dengan mandiri e-cash ke nomor teleponnya.
  • Aplikasi berbasis gate entry
    Aplikasi ini dapat digunakan dalam pertunjukan konser, / mungkin wahana hiburan lainnya. Memanfaatkan NFC, pengguna bisa men-tap smartphone untuk membuka gerbang ke lokasi acara. Nantinya, saldo akan terpotong sesuai harga tiket.

Nah, melihat potensi & peluang digital payment di Indonesia, apakah kamu tertarik untuk mengembangkan aplikasi yg terintegrasi dengan API e-cash? Layanan ini memungkinkan kamu membuat sebuah produk digital yg siap pakai.

Baca juga: Meneropong Celah Cashless Payment di Indonesia(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

Dikutip dari sini
 
Top