• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Liga Spanyol Barcelona Dan Penampilannya Di Final Eropa

Bola

SBOBET
Journalist
Raksasa La Liga Spanyol, Barcelona, akan menghadapi Juventus di final Liga Champions yang menurut rencana bakal mengambil tempat di Berlin, Minggu (7/6) dinihari WIB. Pertandingan nanti akan menjadi final kedelapan bagi kedua kubu di kompetisi ini sebagaimana tim Catalunya memiliki catatan mentereng di tiga final terakhir.

Seperti diketahui, Blaugrana selalu keluar sebagai juara di tiga final terakhir dengan menumbangkan wakil Inggris (Arsenal dan Manchester United), namun kini mereka bakal dihadapkan dengan jawara Italia, Si Nyonya Tua.

Adapun menjelang final di Berlin, Goal Indonesia mencoba membahas penampilan tim arahan Luis Enrique itu di tujuh final terdahulu. Silakan menyimak!

1960/61: Benfica 3-2 Barcelona​

Dengan Real Madrid yang sukses memenangkan lima edisi Piala Eropa pertama, hegemoni tampaknya akan bergeser ke tim Spanyol lainnya ketika Barca sukses mengalahkan rivalnya tersebut di putaran kedua. Akan tetapi, Benfica memiliki ide lain di Berne.

Bermain di Wankdorf Stadium, Barca sanggup unggul cepat di 21 menit pertama melalui gol Sandor Kocsis. Namun gol tersebut mampu dibalik berkat lesakan Jose Aguas dan gol bunuh diri Antoni Ramallets di menit 31 dan 32.

Mario Coluna lantas memperlebar keunggulan Benfica tepat sepuluh menit setelah babak kedua kembali digulirkan, sebelum Zoltan Czibor memperkecil kedudukan di 15 menit terakhir, yang mana tak berarti banyak lantaran raksasa Portugal tersebut dipastikan sebagai yang terbaik untuk kemudian meraih trofi Eropa pertamanya.

1985/86: Steaua Bucureti 0-0 Barcelona (Adu Pen. 2-0)​


Rasa gugup menjadi penghalang bagi Barcelona saat memainkan final di Seville. Bermain selama 90 menit plus dua kali 15 menit tambahan waktu, papan skor tetap menunjukkan angka sama 0-0.

Di babak adu tendangan penalti, kiper Steaua Helmut Duckadam sukses mengamankan empat eksekutor Barca di Ramon Sanchez-Pizjuan untuk kemudian memastikan kesuksesan tim Rumania itu di Eropa.

Steaua sendiri meraih kejayaannya setelah Marius Lacatus dan Gavril Balint dengan tenang menceploskan bola penalti ke gawang Barca kawalan Javier Urruticoechea.

1991/92: Barcelona 1-0 Sampdoria (ET)​


"Bermain dan nikmatilah”. Itu merupakan kalimat terakhir Johan Cruyff kepada pasukannya sebelum keluar dari lorong Old Wembley. Dipertemukan dengan Sampdoria, Barcelona mendapati perlawanan sengit yang membuat pertandingan dilanjutkan sampai babak tambahan waktu.

Di final tersebut, Barca memiliki peluang yang digagalkan tiang gawang saat sepakan Hristo Stoichkov hanya membentur mistar. Akan tetapi, tendangan bebas Ronald Koeman di menit ke-112 tanpa ampun menghujam gawang Il Samp kawalan Gianluca Pagliuca sekaligus memberi Barca gelar untuk mengakhiri dahaga di Eropa.

1993/94: AC Milan 4-0 Barcelona​


Pada 18 Mei 1994, AC Milan mempecundangi Barcelona 4-0 di final Liga Champions yang mengambil tempat di Olympic Stadium, Athena. Bagi Milan, itu merupakan gelar Champions kelima sepanjang sejarah.

Pertemuan kedua tim di partai puncak seperti telah ditakdirkan sejak awal - keduanya memenangkan liga domestik di musim tersebut dan melenggang mulus dari babak sebelumnya dengan mudah, memenangkan grup sebelum membekuk lawan di semi-final dengan skor identik 3-0, Milan menghancurkan Monaco sementara Blaugrana mendepak Porto. Keduanya juga menembus final dalam dua tahun sebelumnya - Milan finis runner-up di musim sebelumnya, sementara Barcelona merebut gelar pertama di Eropa pada final 1992 dengan membekuk Sampdoria.

Ketika itu, Barca lebih diunggulkan mengingat Milan kehilangan beberapa pemain kunci akibat cedera seperti Marco van Basten dan Gianluigi Lentini atau Franco Baresi yang terkena suspensi. Tapi Rossoneri di bawah arahan Fabio Capello mendominasi laga sejak awal.

Mereka unggul melalui Daniele Massaro yang mencetak gol ganda sebelum jeda. Sesaat usai turun minum, penyerang Dejan Savicevic - yang memberikan assist untuk gol pertama Milan - menaklukkan penjaga gawang Barca untuk menambah keunggulan menjadi 3-0 di menit 47. Sementara itu skuat Johan Cruyff tak bisa memberikan banyak ancaman dan bek Milan Marcel Desailly - yang membela Marseille di final sebelumnya dan mengalahkan Milan - menambah gol keempat di menit 59 sekaligus menutup pesta.

2005/06: Barcelona 2-1 Arsenal​


Barcelona yang absen lama di final Liga Champions akhirnya kembali memastikan diri tampil di puncak untuk menantang Arsenal. Di final 2006 tersebut, pasukan Frank Rijkaard tampak akan gagal setelah sundulan bek Sol Campbell di menit ke-37 sukses memperdaya kiper Victor Valdes.

Ingin mengubah peruntungan, Rijkaard kemudian memasukkan tiga pemain yang dirasa bisa mengubah permainan setelah jeda. Mereka adalah Andres Iniesta, Henrik Larsson dan Juliano Belletti sebagaimana Edmilson, Mark van Bommel dan Oleguer yang terpaksa ditarik keluar.

Di menit ke-76, bomber tajam Samuel Eto’o memberikan timnya harapan berkat gol yang ia cetak ke gawang Manuel Almunia, sebelum pemain pengganti Belletti tampil sebagai penentu berkat lesakannya di sembilan menit terakhir waktu normal.

Barca pun memastikan diri sebagai pemenang di final yang dilangsungkan di Stade de France, Saint-Denis, Prancis tersebut.

2008/09: Barcelona 2-0 Manchester United​


Final 2008/09 merupakan panggung pertarungan bagi dua pemain muda terbaik dunia: Lionel Messi asal Barcelona dan Cristiano Ronaldo dari Manchester United. Di final yang berlangsung di Roma tersebut, Messi sukses menjadi yang terbaik meski di 12 bulan sebelumnya harus mengakui keunggulan Ronaldo yang sukses mengantar United menyisihkan Barca di babak semi-final.

Di partai final ini, Barca arahan Pep Guardiola mencatatkan keunggulan cepat melalui gol Samuel Eto’o di menit kesepuluh. Setelah kebobolan, United sejatinya mampu memberikan perlawanan sengit, namun Dewi Fortuna tak kunjung berpihak pada pasukan Sir Alex Ferguson hingga keluarlah magis Messi. Di 20 menit terakhir, pemain mungil asal Argentina itu melompat tinggi untuk menanduk umpan silang Xavi Hernandez.

Barcelona pada akhirnya keluar sebagai yang terbaik dengan Guardiola menjadi sosok keenam yang sukses mengangkat trofi Liga Champions sebagai pemain dan pelatih.

2010/11: Barcelona 3-1 Manchester United​


Final Liga Champions yang untuk kali pertama digelar di New Wembley merupakan penampilan sempurna dari Barcelona. Dalam pertandingan yang disaksikan oleh 87.695 penonton tersebut, Barcelona asuhan Pep Guardiola mendominasi jalannya babak pertama. Barca memiliki penguasaan bola sebanyak 68 persen dan melepaskan 22 tembakan ke gawang United, yang hanya mampu dibalas dengan empat tembakan oleh The Red Devils.

Dominasi tersebut membuahkan hasil di menit ke 27, setelah Xavi melepaskan umpan yang disambut oleh Pedro dengan tembakan dari dalam kotak penalti untuk membawa Barca unggul 1-0. Namun United berhasil menyamakan kedudukan tidak lama kemudian lewat gol Wayne Rooney. Meski pertandingan berjalan satu arah, United berhasil menguasai bola di daerah Barca, Rooney lalu menerima bola, memainkan umpan satu-dua dengan Ryan Giggs, sebelum melepaskan tembakan yang mendarat di gawang Victor Valdes.

Memasuki babak kedua dengan skor sama kuat, Barcelona kembali melanjutkan dominasi mereka. Tidak butuh waktu lama bagi jawara La Liga 2010/11 itu untuk kembali unggul, di menit ke-54, Lionel Messi berhasil mencetak gol kedua timnya. Tembakan rendah La pulga dari luar kotak penalti tidak mampu dihentikan oleh kiper United Edwin van der Sar.

Barcelona memastikan kemenangan mereka dengan gol ketiga yang dicetak oleh David Villa. Seakan tidak mau ketinggalan dengan dua rekannya yang telah mencetak gol, Villa, yang merupakan bagian dari trisula serangan Barca malam itu, melepaskan tembakan melengkung dari luar kotak penalti setelah menerima umpan dari Sergio Busquets.

Gol tersebut mengakhiri perlawanan United, yang kembali harus mengakui keunggulan Pep Guardiola dan anak-anak asuhannya.

Tahukah Anda?​



Barcelona merupakan satu-satunya tim yang bermain di setiap kompetisi Eropa sejak 1955.

Barcelona merupakan tim dengan koleksi gelar Eropa terbanyak: 15 (4 Liga Champions, 4 European Cup-Winners Cups, 3 Fairs Cup dan 4 European Super Cups)Bersama dengan Real Madrid, Barcelona merupakan tim yang bermain di final Eropa terbanyak: 17 (7 di Piala Eropa / Liga Champions, 6 di Cup Winners Cup dan 4 di Fairs Cup).Barcelona menjadi tim yang sukses mengawinkan gelar lokal dan Eropa paling sering: 4 (1992, 2006, 2009 dan 2011).
Barcelona menjadi satu-satunya tim yang sukses lolos di enam semi-final beruntun Liga Champions: Dari 2007/08 hingga 2012/13.

Barcelona menjadi tim yang sukses mencatatkan 11 kemenangan beruntun di Piala Eropa / Liga Champions: 2002/03.

Pencetak gol kemenangan Barca di final 2009 dan 2011, Lionel Messi, bisa saja menjadi pemain pertama yang mengemas gol di tiga final Liga Champions jika mampu mengoyak gawang Juventus di pertandingan nanti.Ada delapan pemain tersisa di skuat Barca saat ini yang turut mempersembahkan gelar Liga Champions pada 2011. Mereka adalah Daniel Alves, Gerard Piqué, Xavi Hernández, Andrés Iniesta, Javier Mascherano, Sergio Busquets, Pedro Rodríguez dan Lionel Messi. Adriano merupakan cadangan tak terpakai kala itu.Ivan Rakitic merupakan man of the match untuk Sevilla di final Liga Europa tahun lalu.

liga spanyol table, klasemen, seri b, malam ini, terkini, divisi 2, Barcelona Dan Penampilannya Di Final Eropa
 
Top