Bagi keluarga muda yg baru memiliki anak, kebutuhan akan mainan anak adalah hal yg tak terelakkan. Saat ini, solusi yg paling mudah adalah dengan pergi ke toko mainan konvensional yg ada di pusat perbelanjaan, / dengan melakukan perburuan di marketplace umum seperti Tokopedia.
Namun tak jarang harga di toko konvensional tidak bersahabat, sementara marketplace yg sifatnya umum juga terkadang membuat konsumen yg sibuk & bingung ingin mencari mainan apa seolah belum menghadirkan solusi. Berangkat dari kondisi tersebut, Obralindo mencoba memberi solusi.
Menjajal peruntungan pasar mainan
Menurut CFO Obralindo, Glen Luminary, keputusannya menghadirkan marketplace B2C dengan fokus mainan anak-anak bukan tanpa alasan. Kami melihat kebutuhan mainan anak-anak di Indonesia masih belum banyak diperhatikan pemain di pasar ini, ujarnya membuka percakapan.
Beroperasi sejak Mei 2015, Glen mengaku ia & timnya mengandalkan harga yg kompetitif untuk menarik perhatian pasar. Dari pantauan Tech in Asia, memang beberapa produk yg tersedia di marketplace ini dibanderol dengan harga yg relatif murah sampai 30-40 persen dari yg dijual di pasar konvensional.
Kategori mainan yg tersedia di Obralindo juga cukup beragam. Ada 9 kategori mainan anak, mulai dari boneka, mainan edukasi, sampai mainan outdoor bisa kamu pilih. Selain itu, kamu juga bisa melakukan filter pencarian mainan berdasarkan usia & gender.
Belanja online VS kepercayaan
Bagi kamu yg pernah berbelanja online, boleh jadi pernah mengalami pengalaman kurang mengenakkan seperti barang yg dikirim tidak sesuai dengan ekspektasi, / waktu pengiriman yg lama. Kondisi inilah yg dinilai Glen masih menjadi batu sandungan Obralindo dalam mengembangkan produk mereka.
Kendalanya tidak hanya datang dari konsumen yg belum sepenuhnya percaya berbelanja online saja. Namun juga mengajak merchant yg biasanya berjualan konvensional beralih ke ranah online.
Sejumlah strategi pun dilakukan untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen. Ongkos kirim kami berikan secara cuma-cuma, ujar Glen. Ke depan, pihaknya juga berencana menambah opsi sistem pembayaran dengan sistem cash on delivery (COD).
Setelah berjalan hampir 4 bulan, Glen mengklaim Obralindo telah berhasil mendapat pageview bulanan 45.000. Untuk nilai setiap transaksinya berkisar Rp200-300 ribuan, lanjutnya.
Terkait monetisasi, Glen mengatakan pihaknya menggunakan sistem komisi untuk para merchant yg berjualan. Sayang ia enggan memberikan rincian besaran komisi yg dimaksud. Ia hanya mengatakan, Kami berani menjamin commision scheme yg diberlakukan kompetitif.
Siap merambah ranah anak-anak yg lain
Ke depan, Glen mengaku fokus startup yg memiliki 3 karyawan tetap ini masih berfokus pada mainan untuk anak. Ditambah dengan beberapa proyek seperti Toys Finder, Gift ideas, & Toys Reviews, ujarnya.
Fitur baru ini diharapkan bisa membantu konsumen dalam mencari mainan yg tepat untuk buah hati, ataupun kado bagi orang-orang terdekat. Biasanya ada saja konsumen yg kecewa karena kekeliruan pemahaman soal mainan itu sendiri. Semisal mainan yg tidak cocok dimainkan anak-anak pada rentang umur tertentu, jelasnya.
Untuk memaksimalkan kepuasan calon pembeli dalam berbelanja, Obralindo juga berencana menghadirkan aplikasi mobile, sayang Glen masih belum mau menuturkan detail terkait hal ini. Masih dalam penggarapan sih sekarang, jelasnya. Bagaimanapun, meski mengklaim belum memiliki kompetitor langsung, Obralindo harus berhadapan dengan e-commerce produk bayi seperti Bilna yg juga menyediakan mainan anak-anak.
Baca Juga: 5 E-Commerce Penyedia Kebutuhan Bayi untuk Memanjakan si Mungil
(Diedit oleh Lina Noviandari; sumber gambar)
Dikutip dari sini