• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Liga Italia CATATAN: Ketika Massimiliano Allegri Mulai Dicintai

Bola

SBOBET
Journalist
Petir menyambar di Vinovo, Turin, manakala sosok yang amat dihormati dan disegani, Antonio Conte, secara mengejutkan memutuskan untuk mundur dari kursi kepelatihan Juventus, pada 16 Juli lalu. Keputusan pelatih yang juga mantan kapten Si Nyonya Tua itu jadi salah satu ketakutan utama klub dan tifosi.

Bagaimana tidak, Conte disebut sebagai sosok paling krusial kebangkitan Juve dalam tiga musim terakhir. Ia hadir layaknya malaikat penyelamat, dengan memulai hat-trick scudetto pada musim 2011/12. I Bianconeri juga dikembalikan statusnya sebagai klub elit Italia, mengingat di sepasang musim sebelumnya, Gigi Buffon cs hanya mengakhiri musim di peringkat tujuh klasemen.

Tak heran jika kemudian para Juventini khawatir akan masa depan klub idolanya sepeninggal Conte. Dan kekhawatiran itu malah semakin memuncak ketika beberapa jam saja setelah pengunduran diri The Sepcial One, manajemen Juve memutuskan untuk memilih Massimiliano Allegri sebagai penggantinya.

"Tak ada keraguan, Allegri langsung jadi plihan pertama kami sepeninggal Conte. Kami meneleponnya dan kesepakatan pun tejalin dengan cepat. Menilik apa yang sudah dilakukannya, ia pantas untuk posisi ini [pelatih]," terang direktur olahraga Juve, Beppe Marotta.

Penetapan itu dinilai konyol dan kontroversial. Publik menanggap bahwa ada banyak sosok yang lebih pantas melatih tim sebesar Juve, macam Gianluca Vialli, Roberto Mancini, hingga Zinedine Zidane. Penolakan pun hadir dan hal itu tercermin dari ramainya media sosial dan banyaknya spanduk yang terbentang di Vinovo, bertuliskan "Tendang Allegri!"


Penetapan Allegri sebagai pelatih Juventus hadirkan penolakan keras

Secara taktikal dan prestasi, tak bisa lagi dibantah jika Allegri adalah salah satu pelatih terbaik di Italia saat ini. Hal itu sudah dibuktikannya bersama Cagliari dan AC Milan. Namun kebencian publik pada dirinya lebih kepada sisi psikologis negatif, yang kerap dilampiaskannya pada pemain.

Sisi buruk milik Allegri begitu terekspos saat dirinya jadi pelatih Milan selama tiga setengah musim. Hanya karena performa buruk di sedikit partai, pria berusia 47 tahun itu dikabarkan pernah terlibat perkelahian dengan duo bintang I Rossonerri kala itu, yakni Zlatan Ibrahimovic dan Filippo Inzaghi.

Gianluca Zambrotta bahkan membeberkan tingkah busuk Allegri dalam buku otobiografinya. "Anda perlu semua pemain untuk bersatu demi satu tujuan, tapi saat segalanya menjadi buruk Allegri malah mengatakan bahwa andai Milan bermain dengan 14 pemain pun, takkan ada bedanya," papar pria 37 tahun tersebut.

"Suatu saat pasca kalah telak 0-3 dari Arsenal, Allegri mengatakan 'Selamat anak-anak, ini sama sekali bukan masalah'. Satu sikap yang tak benar. Ibrahimovic kemudian murka dan mereka nyaris baku hantam di ruang ganti," lanjutnya.

Tak berhenti sampai di situ, karena Juventini lantas mendapat kehawatiran lainnya menyoal nasib penggawa pujaan tim, Andrea Pirlo. Ya, dalam buku otobiografi sang Metronom, Allegri disebutnya sebagai sosok utama yang mengakhiri kebersamaannya dengan Milan. Bukan tak mungkin hubungan buruk itu terus berlanjut hingga berpotensi kembali mengakhiri kejayaan Pirlo, kali ini bersama Juve.


Konflik Allegri dengan para pemainnya, jadi sisi buruk yang kerap jadi sorotan

Kritik terus menyerang hingga membanjirinya. Namun satu perubahan signifikan ditunjukkan Allegri di hari pertamanya resmi menjabat sebagai pelatih Juve. Sosok yang lebih dewasa hadir, dengan menampung segala kritikan yang datang dengan bijak. Ia pun berjanji akan mengubah pendekatannya terhadap pemain dan mengakui jika hal itu adalah kesalahan masa lalunya.

"Saya memahami sikap skeptis tifosi karena praktis dalam sehari pelatih langsung berganti di Juventus. Bagaimana cara memenangi hati mereka? Dengan hasil, kerja, respek, dan profesionalisme. Kemudian, teifosi akan mempunyai alasan untuk menghargai saya," ujar Allegri dalam jumpa pers dirinya sebagai pelatih Juve.

Namun gayung tak bersambut. Allegri tetap dicemooh, apalagi menilik hasil-hasil tak memuaskan La Vecchia Signora di masa pra musim. Dalam debut tak resminya sebagai nakhoda Juve, ia bahkan menorehkan hasil memalukan dengan kalah dari klub amatir, Lucento.

Taktinya yang mengarahkan Juve lepas dari formasi juara 3-5-2 dikritik habis. Kebiasannya menggunakan skema empat bek dengan memaksimalkan peran fullback, dinilai mengacak sistem yang sudah dibangun dalam tiga musim terakhir. Tak mau gegabah dan melawan arus secara frontal, Allegri lantas memilih untuk kalem serta mengalah dengan mempertahankan formasi 3-5-2.

Hasilnya? Juve mampu tampil maksimal dengan mengoleksi enam kemenangan beruntun di awal musim, tanpa pernah kebobolan. Torehan tersebut mulai menghadirkan benih-benih cinta bagi para Juventini untuk Allegri.

Namun petaka kemudian menghampiri pasca timnya kalah 1-0 dari Atletico Madrid di Liga Champions. Inkonsistensi performa jadi penyakit setelahnya karena Paul Pogba cs kalah dua kali dalam lima laga berikutnya.


Formasi empat bek membuat Juventus kembali gemilang

Sedikitnya sentuhan perubahan yang diberikan Allegri dalam formasi lawas 3-5-2, mulai hadirkan kritik baru. Ia dinilai miskin taktik dan hanya bisa bersembunyi di balik bayang-bayang Conte.

Juve sejatinya selalu bermain baik dengan mampu mendominasi laga dan lebih banyak melancarkan serangan. Namun inovasi taktik dan pemilihan pemain yang cenderung monoton, membuat segalanya bisa terbaca dengan mudah oleh tim lawan.

Selain itu, hubungan Allegri dengan Pirlo pun dikabarkan kembali memburuk, karena sang arsitek tak pernah bisa percaya dengan Pirlinho selama 90 menit pertandingan.

Allegri akhirnya bertindak dan menunjukkan kapasitasnya sebagai salah satu pelatih paling brilian di Negeri Pizza. Ia menggebrak melawan arus dengan nekat menurunkan formasi anyar yang sudah jadi andalannya dalam melatih, yakni 4-3-1-2, saat Juve hadapi partai krusial melawan Olympiakos di Liga Champions.

Secara luar biasa, dengan permainan menyerang dari segala arah yang jauh lebih menyengat, Juve mampu meraih kemenangan 3-2 sekaligus menjaga asa untuk lolos dari babak fase grup. Rasa baru dihadirkan dalam pertandingan tersebut. Kita seperti melihat La Vecchia Omcidi yang begitu bernafsu mencetak angka pada setiap detiknya, layaknya Juve arahan Conte.

Kesegaran akan formasi jitu terapan Allegri kemudian berlanjut secara sensasional pada Minggu (10/11) petang WIB. Menjamu Parma yang sedang bangkit pasca menekuk FC Internazionale, Juve sukses menggunduli mereka dengan kemenangan tujuh gol tanpa balas!

"Soal pengasingan skema 3-5-2? Penggunaan empat bek milik saya bisa saja berubah kembali menjadi tiga bek. Formasi yang saya turunkan bergantung pada kebutuhan dalam pertandingan," terang Allegri menanggapi perubahan yang ia lakukan.

Hasil tersebut jadi rekor kemenangan terbesar Juve di Juventus Stadium, sekaligus mengokohkan posisi mereka sebagai pemuncak klasemen sementara Serie A Italia dengan koleksi 28 poin. Sang Hitam-Putih sudah bangkit dan siap mengamuk di laga-laga selanjutnya.

Tak bisa dipungkiri jika Allegri adalah sosok nyata di balik kegemilangan Juve. Dan ketika benih-benih cinta sudah bermunculan di awal musim, mungkin kini saatnya para Juventini mulai menanam, memupuk, dan menyiraminya untuk tumbuh menjadi cinta sejati bagi sang allenatore!

liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, CATATAN: Ketika Massimiliano Allegri Mulai Dicintai
 
Top