Juventus sudah tampak tidak terhentikan sejak Serie A Italia 2014/15 digulirkan, skuat asuhan Massimiliano Allegri melalui paruh musim dengan hanya merasakan satu kekalahan dalam 19 pertandingan yang dilalui. Hal itu terus berlanjut dengan sepuluh pertandingan tidak terkalahkan.
Kini, menyisakan lima pertandingan lagi, mereka hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk bisa mengunci gelar Scudetto ke-empat secara beruntun.
Tidak hanya di Serie A, Si Nyonya Tua juga memperlihatkan keperkasaan mereka di Coppa Italia dan juga di Liga Champions. Kini mereka telah menembus babak final di turnamen pertama dan akan menghadapi Real Madrid pada semi-final turnamen paling bergengsi di Eropa.
Mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka sudah selayaknya Lazio menyerah dalam perburuan Scudetto musim ini. Tetapi, bola itu bundar, segalanya masih bisa dan mungkin terjadi dan secercah harapan itu hadir menjelang musim berakhir.
Ya, langkah perkasa Juventus tampak sedikit terseok ketika mendekati akhir musim. Hal tersebut diawali di ajang Coppa Italia ketika skuat Allegri tumbang dengan skor 2-1 dari Fiorentina pada leg pertama semi-final, dan kemudian kekalahan mengejutkan kembali terjadi ketika mereka tumbang dengan skor tipis 1-0 di markas Parma.
Tidak berhenti sampai di sana, Juventus baru-baru ini merasakan kekalahan pertama kali sejak 20 tahun terakhir pada laga derby menghadapi Torino.
Performa inkonsistensi tersebut bisa membahayakan peluang Scudetto Juventus, mengingat beberapa lawan Bianconeri di sisa musim Serie A tidak bisa dipandang remeh, mereka masih harus menghadapi Sampdoria, FC Internazionale dan juga Napoli. Selain itu, Allegri juga akan dipusingkan dengan rotasi pemain mengingat mereka harus menghadapi Los Blancos di antara partai-partai Serie A.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Juventus mengalami inkonsistensi dalam beberapa hari terakhir, dan jelas Liga Champions menjadi salah satu penyebabnya. Mereka tumbang dari Parma beberapa hari sebelum menghadapi AS Monaco pada babak perempat-final, dan mereka menyerah dari Torino beberapa hari setelah berkunjung ke markas klub Prancis tersebut.
Dengan lawan yang lebih berat untuk dihadapi pada semi-final Liga Champions, bukan tidak mungkin Juventus kembali menerima kenyataan pahit di liga domestik karena fokus yang terbagi-bagi.
Tetapi, sekali lagi, penulis menyebut itu sebagai keajaiban. Karena, selain memperlihatkan inkonsisten, Si Nyonya Tua juga telah menunjukkan mental juara yang luar biasa dalam beberapa pertandingan terakhir.
Mereka berhasil meraih kemenangan di saat yang dibutuhkan, seperti kemenangan di leg kedua semi-final Coppa Italia atas Fiorentina yang mengantar mereka ke partai puncak, kemudian berhasil mengalahkan rival utama Scudetto, Lazio, dengan skor 2-0, meski baru tumbang dari Parma dan beberapa hari sebelumnya menjamu Monaco. Bahkan, Juventus berpeluang besar mengunci gelar Scudetto akhir pekan nanti bila menang atas Sampdoria.
Namun, bagaimana bila keajaiban itu benar-benar turun? Ternyata itu masih belum cukup bagi Lazio, karena mereka juga harus menjalani jadwal yang berat di sisa musim ini, bahkan lima laga sisa Gli Aquilotti lebih berat daripada tim pemuncak klasemen sementara.
Akhir pekan nanti, mereka akan menghadapi Atalanta, dan itu adalah laga paling ringan sebelum bertemu dengan FC Internazionale, Sampdoria, rival sekota AS Roma, dan terakhir Napoli.
Tidak seperti Juventus, mental juara skuat asuhan Stefano Pioli masih belum teruji. Mereka gagal memangkas poin ketika melawan Juve (kalah 2-0) dan juga ketika rivalnya itu tumbang dari Torino, mereka malah ditahan imbang oleh Chievo Verona.
Hal itulah yang membuat Lazio tidak hanya membutuhkan keajaiban, karena kegagalan Juventus meraih poin akan menjadi hal yang sia-sia apabila mereka juga tidak mampu memetik poin maksimal pada pertandingan mereka sendiri.
Tidak hanya keajaiban, Lazio juga membutuhkan kerja keras untuk bisa mewujudkan Scudetto musim ini.
liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, CATATAN: Lazio Tak Hanya Butuh Keajaiban Untuk Scudetto
Kini, menyisakan lima pertandingan lagi, mereka hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk bisa mengunci gelar Scudetto ke-empat secara beruntun.
Tidak hanya di Serie A, Si Nyonya Tua juga memperlihatkan keperkasaan mereka di Coppa Italia dan juga di Liga Champions. Kini mereka telah menembus babak final di turnamen pertama dan akan menghadapi Real Madrid pada semi-final turnamen paling bergengsi di Eropa.
Mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka sudah selayaknya Lazio menyerah dalam perburuan Scudetto musim ini. Tetapi, bola itu bundar, segalanya masih bisa dan mungkin terjadi dan secercah harapan itu hadir menjelang musim berakhir.
Ya, langkah perkasa Juventus tampak sedikit terseok ketika mendekati akhir musim. Hal tersebut diawali di ajang Coppa Italia ketika skuat Allegri tumbang dengan skor 2-1 dari Fiorentina pada leg pertama semi-final, dan kemudian kekalahan mengejutkan kembali terjadi ketika mereka tumbang dengan skor tipis 1-0 di markas Parma.
Tidak berhenti sampai di sana, Juventus baru-baru ini merasakan kekalahan pertama kali sejak 20 tahun terakhir pada laga derby menghadapi Torino.
Performa inkonsistensi tersebut bisa membahayakan peluang Scudetto Juventus, mengingat beberapa lawan Bianconeri di sisa musim Serie A tidak bisa dipandang remeh, mereka masih harus menghadapi Sampdoria, FC Internazionale dan juga Napoli. Selain itu, Allegri juga akan dipusingkan dengan rotasi pemain mengingat mereka harus menghadapi Los Blancos di antara partai-partai Serie A.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Juventus mengalami inkonsistensi dalam beberapa hari terakhir, dan jelas Liga Champions menjadi salah satu penyebabnya. Mereka tumbang dari Parma beberapa hari sebelum menghadapi AS Monaco pada babak perempat-final, dan mereka menyerah dari Torino beberapa hari setelah berkunjung ke markas klub Prancis tersebut.
Dengan lawan yang lebih berat untuk dihadapi pada semi-final Liga Champions, bukan tidak mungkin Juventus kembali menerima kenyataan pahit di liga domestik karena fokus yang terbagi-bagi.
Tetapi, sekali lagi, penulis menyebut itu sebagai keajaiban. Karena, selain memperlihatkan inkonsisten, Si Nyonya Tua juga telah menunjukkan mental juara yang luar biasa dalam beberapa pertandingan terakhir.
Mereka berhasil meraih kemenangan di saat yang dibutuhkan, seperti kemenangan di leg kedua semi-final Coppa Italia atas Fiorentina yang mengantar mereka ke partai puncak, kemudian berhasil mengalahkan rival utama Scudetto, Lazio, dengan skor 2-0, meski baru tumbang dari Parma dan beberapa hari sebelumnya menjamu Monaco. Bahkan, Juventus berpeluang besar mengunci gelar Scudetto akhir pekan nanti bila menang atas Sampdoria.
Namun, bagaimana bila keajaiban itu benar-benar turun? Ternyata itu masih belum cukup bagi Lazio, karena mereka juga harus menjalani jadwal yang berat di sisa musim ini, bahkan lima laga sisa Gli Aquilotti lebih berat daripada tim pemuncak klasemen sementara.
Akhir pekan nanti, mereka akan menghadapi Atalanta, dan itu adalah laga paling ringan sebelum bertemu dengan FC Internazionale, Sampdoria, rival sekota AS Roma, dan terakhir Napoli.
Tidak seperti Juventus, mental juara skuat asuhan Stefano Pioli masih belum teruji. Mereka gagal memangkas poin ketika melawan Juve (kalah 2-0) dan juga ketika rivalnya itu tumbang dari Torino, mereka malah ditahan imbang oleh Chievo Verona.
Hal itulah yang membuat Lazio tidak hanya membutuhkan keajaiban, karena kegagalan Juventus meraih poin akan menjadi hal yang sia-sia apabila mereka juga tidak mampu memetik poin maksimal pada pertandingan mereka sendiri.
Tidak hanya keajaiban, Lazio juga membutuhkan kerja keras untuk bisa mewujudkan Scudetto musim ini.
liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, CATATAN: Lazio Tak Hanya Butuh Keajaiban Untuk Scudetto