• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Liga Inggris CATATAN: Meredupnya Pamor Arsenal Versus Manchester United

Bola

SBOBET
Journalist
Ketika Sir Alex Ferguson meletakkan jabatannya pada Mei 2013 silam, sepakbola Inggris bukan hanya kehilangan sebuah dinasti besar yang begitu dominan selama dua dekade terakhir. Kepergian Ferguson ternyata juga memicu lenyapnya salah satu rivalitas terpanas di panggung Liga Primer Inggris.

Manchester United versus Arsenal adalah rivalitas yang dimaksud. Semua penggemar EPL atau barangkali pencinta sepakbola di seluruh dunia mafhum betul betapa sengitnya persaingan kedua tim. Lihat bagaimana Sir Alex sering melancarkan perang kata dengan Arsene Wenger atau permusuhan tiada akhir antara kedua mantan kapten tim, Roy Keane dan Patrick Vieira.

HEAD-TO-HEAD LIGA
SEJAK ERA EPL (1992)​

11​
Arsenal menang​
13​
Seri​
20​
Manchester United menang​

Dan yang lebih panas, tentu saja adalah pertarungan di lapangan hijau itu sendiri. Trofi EPL bak piala bergilir bagi United dan Arsenal pada kurun waktu 1997 hingga 2004. Bentrok tak kalah sengit juga kerap terjadi di Piala FA.

Istilah-istilah seperti "The Invincible”, "Battle of Old Trafford”, "Battle of the Buffet”, hingga "Pizzagate” dimunculkan oleh media-media Inggris untuk menggambarkan rivalitas dua tim Manchester Merah dan London Merah ini yang sengit dan penuh drama pada periode itu.

"Setiap orang merasa bahwa dirinya punya istri paling cantik di rumah,” ujar Wenger pada 2002 silam, menolak klaim Ferguson bahwa United punya tim terbaik di Inggris kala itu.

Setelah kebangkitan Chelsea dan Manchester City dengan fulus raksasa mereka, persaingan di antara kedua klub kemudian menurun yang ditandai dengan puasa gelar Arsenal selama sembilan tahun. Skor mencolok 8-2 di Old Trafford pada Agustus 2011 seakan-akan menjadi pertanda bahwa The Gunners sudah tertinggal beberapa langkah dari sang musuh bebuyutan.

Meski demikian, friksi di antara kedua klub tetap terasa karena baik United dan Arsenal terus menerus bersaing di posisi empat besar. Belum cukup dengan hal itu, sepakbola Inggris lantas dibuat gempar dengan transfer kontroversial pemain pujaan Gooner Robin van Persie pada musim panas 2012 yang menyeberang ke kubu musuh. Sebuah transfer yang mempertegas bahwa api perang itu masih belum padam.

Tapi Ferguson telah pergi. Api rivalitas itu memang masih ada, namun nyalanya mulai meredup.

Perseteruan Arsene Wenger versus Alex Ferguson kian menambah semarak persaingan sengit Arsenal dan Manchester United.​

United pun memulai era baru dari nol. Sayang, malapateka David Moyes di musim 2013/14 membuat United gagal bersaing di papan atas EPL. Sebaliknya, Arsenal mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan di tahun itu dengan menjuarai Piala FA yang menjadi trofi mayor pertama sejak nyaris satu dekade silam dan kemudian berlanjut dengan hasil manis di Community Shield menjelang dimulainya EPL 2014/15.

United lagi-lagi mulai dari nol. Kali ini, Louis van Gaal adalah si bos di Old Trafford. Optmisme tumbuh di kalangan Red Army karena segudang pengalaman yang dipunyai sang meneer Belanda. Namun, Setan Merah sedikit terpincang-pincang di musim ini dengan sudah menelan tiga kekalahan di EPL musim ini. Itu belum termasuk kekalahan memalukan 4-0 dari Milton Keynes Dons di babak kedua Piala Liga.

Perlahan Van Gaal mulai meramu taktik yang tepat bagi United dan dibantu dengan enam pemain baru berharga total £150 juta. Kemenangan tipis 1-0 atas Crystal Palace di laga terakhir menandai akhir dari catatan tak pernah menang dalam tiga laga sebelumnya. Hingga pekan ke-11, Wayne Rooney dan kawan-kawan belum terlihat meyakinkan. The Red Devils masih berada di luar ke zona Eropa, yakni dengan nangkring posisi ketujuh dengan koleksi 16 poin.

Persis duduk di atasnya dengan koleksi satu poin lebih banyak, tiada lain tiada bukan adalah Arsenal yang juga mengalami periode bak roller coaster. Kondisi Arsenal akhir-akhir ini tengah kurang baik. Dimulai di matchday keempat babak grup Liga Champions. Arsenal begitu terlena dengan keunggulan 3-0 atas Anderlecht di Emirates selama satu jam sebelum akhirnya tim tamu dari Belgia itu berhasil mengejar dan menuntaskan laga dengan skor 3-3!

Kecerobohan Arsenal tak berhenti di situ. Pada akhir pekannya (9/11), Arsenal kembali terguncang dengan kekalahan 2-1 dari tuan rumah Swansea City kendati sempat unggul terlebih dulu lewat gol Alexis Sanchez di menit 63 yang tercipta lewat skema serangan balik manis. Akan tetapi, gol penyama Gylfi Sigurdsson di menit 75 langsung berlanjut oleh gol pembalik keadaan tiga menit kemudian via sundulan Bafetimbi Gomis.

Ini adalah bukti bahwa konsentrasi Arsenal benar-benar lemah. Mereka memang tidak langsung kebobolan tiga gol seperti saat melawan Anderlecht, namun kerugiannya lebih besar karena Arsenal tak meraup satu poin pun. "Sangat sulit menjelaskan bagaimana kami kembali gagal mempertahankan keunggulan," ujar Wenger jengkel selepas laga di Liberty Stadium itu.

"Kami sangat tidak beruntung kalah dengan cara seperti ini. Namun harus diakui kami memang tidak cermat hingga akhir. Kami tampil cukup baik selama 75 menit, namun seharusnya kami menunjukkan intensitas permainan yang sama sepanjang 90 menit penuh,” tambah pria asal Prancis itu.

Terlepas dari hasil mengecewakan yang diraih oleh kedua tim, penggemar Arsenal dan Manchester United kini harus menyadari bahwa laga pada Sabtu (22/11) besok di Emirates sudah bukan lagi merupakan duel antara tim yang saling bersaing memperebutkan titel juara seperti era Fergie-Wenger dulu.

Musim memang masih menyisakan 27 pertandingan, tapi melihat posisi di klasemen -- di mana Arsenal dan United sudah tertinggal lebih dari sepuluh poin dari sang pemuncak Chelsea -- bentrok di Emirates ini sudah menjadi gejala meredupnya pamor persaingan Si Setan dan Si Meriam.

Romantisme persaingan mungkin telah berlalu, namun bukan berarti laga ini tak menarik untuk ditonton.

Duel terkini kedua tim di musim lalu yang berakhir mengecewakan 0-0, diharapkan tidak terulang kembali pada akhir pekan ini.​

liga inggris musim depan, liga inggris live, jadwal bola liga inggris di tv, CATATAN: Meredupnya Pamor Arsenal Versus Manchester United
 
Top