Spekulasi tentang hengkangnya CEO Pelita Bandung Raya, Marco Gracia Paulo, kini terungkap. Ketika yang bersangkutan menyatakan hal tersebut secara tidak langsung lewat akun Twiter resmi miliknya.
Nasib nahas yang menerpa klub berjuluk The Boys Are Back terkait kondisi finansial kini berbuntut kepada keputusan jajaran manajemen untuk mundur, termasuk Marco selaku CEO. Desas-desus yang beredar bahkan menyebut bahwa klub yang baru mekar tersebut bisa saja bubar.
PBR sendiri dimiliki oleh Ari Sutedi, dan kini terbelit masalah finansial sehingga tim pelatih serta pemain, seperti diungkapkan Dejan Antonic selaku pelatih kepala belum digaji selama tiga bulan pada periode musim Indonesia Super League 2015.
Pernyataan Dejan pun keras, mengungkapkan bahwa tim sampai tidak makan dan hidup dengan layak. Dan hal tersebut direspons oleh manajemen termasuk Marco, yang menyesalkan pernyataan peramu taktik asal Serbia tersebut beberapa waktu lalu.
Lewat kicaunya di Twitter, Marco pun membeberkan bahwa jajaran manajemen termasuk dirinya tidak menerima gaji selama hampir enam bulan. Ia juga menceritakan bagaimana jajaran manajemen bertahan untuk mengutamakan tim.
"Staf manajemen sampai sudah tidak gajian enam bulan. Mulai bulan November mereka tidak punya tempat tinggal lagi dan kumpul di rumah saya agar tetap bisa melayani tim," tulis Marco lewat akunnya bernama @firentzzo, Sabtu (21/3).
"Istri saya berusaha sediakan makan untuk kami semua dan staf juga gantian patungan untuk beli makan bahkan sering cuma masak mie instan untuk rame-rame."
"Jadi bukan hanya tim yang menderita. Manajemen sudah lebih dahulu menderita! Karena tim adalah SELALU PRIORITAS UTAMA! Ini filosofi yang saya tanamkan di PBR."
"Enam bulan tidak menerima gaji, staf manajemen tidak ada satupun yang berani protes, karena mereka respect pada saya dan tahu kalau saya juga sudah lebih menderita."
"Saya berterima kasih pada para pemain, pelatih, ofisial, staf manajemen dan seluruh pendukung setia PBR. Kalian luar biasa!"
Di akhir kicauannya, Marco pun menyampaikan salam perpisahan yang menandai pengunduran dirinya dari kursi CEO klub semi-finalis Indonesia Super League 2014 itu. Marco sendiri ditunjuk menjadi CEO sejak paruh musim ISL 2013, di mana PBR yang ketika itu masih dilatih Darko Janackovic berjuang untuk bertahan di kasta tertinggi melalui jalur play-off.
"Terima kasih untuk Bandung yang telah memberikan kesempatan untuk PBR lahir & berkembang. Kota yang akan mengisi tempat yang istimewa di hati saya.."
Sy mundur bukan krn krisis keuangan. Krisis sdh terjadi slama krg lebih 1 thn, dan sy terus bertahan bahkan menalangi dana kegiatan tim.
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
Saya mundur karena PRINSIP. Saya tidak pernah teriak2 saat harus berdarah2 bersama manajemen. Tdk ada yg prlu tahu. Jadi mohon, jgn hakimi.
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
Staf mnjmn sdh tdk gajian 6 bln. Pmain 3 bln. Mrk nonaktif krn sdh tdk pny dana lg n slm ini mrk keluar dana PRIBADI utk tetap melayani tim.
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
Fasilitas spt apartmnt, mbl BUKAN DITARIK krn sy mundur. Tp krn sdh menunggak lebih dr 1 bulan. Sy sdh tidak bisa menalangi spt sblmnya
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
Sy keluar dana PRIBADI, gadaikan mobil pribadi bahkan perhiasan istri sy utk terus support tim agar tetap berjalan normal.
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
Dana hadiah bali island cup masih ada di pihak panitia penyelenggara. Tdk prnh masuk ke rek pribadi sy atau manajemen. Silahkan dikonfirmasi
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
Jadi tolong, jgn cm maki2 n ikut memfitnah. Sy mundur krn NO MORE RESPECT. dan itu pilihan sy, bukan utk tinggalkan tim. Tp utk keluarga sy!
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
Silahkan tanya langsung ke setiap pemain, staf dan suporter apa yg sdh sy berikan utk PBR. Apa yg anggota manajemen yg sudah berikan.
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
Semoga Tuhan masih beri kekuatan utk kita masing2 jujur pada diri kita sendiri di hadapan Tuhan saja.
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, CEO Pelita Bandung Raya: Kami Manajemen Juga Menderita
Nasib nahas yang menerpa klub berjuluk The Boys Are Back terkait kondisi finansial kini berbuntut kepada keputusan jajaran manajemen untuk mundur, termasuk Marco selaku CEO. Desas-desus yang beredar bahkan menyebut bahwa klub yang baru mekar tersebut bisa saja bubar.
PBR sendiri dimiliki oleh Ari Sutedi, dan kini terbelit masalah finansial sehingga tim pelatih serta pemain, seperti diungkapkan Dejan Antonic selaku pelatih kepala belum digaji selama tiga bulan pada periode musim Indonesia Super League 2015.
Pernyataan Dejan pun keras, mengungkapkan bahwa tim sampai tidak makan dan hidup dengan layak. Dan hal tersebut direspons oleh manajemen termasuk Marco, yang menyesalkan pernyataan peramu taktik asal Serbia tersebut beberapa waktu lalu.
Lewat kicaunya di Twitter, Marco pun membeberkan bahwa jajaran manajemen termasuk dirinya tidak menerima gaji selama hampir enam bulan. Ia juga menceritakan bagaimana jajaran manajemen bertahan untuk mengutamakan tim.
"Staf manajemen sampai sudah tidak gajian enam bulan. Mulai bulan November mereka tidak punya tempat tinggal lagi dan kumpul di rumah saya agar tetap bisa melayani tim," tulis Marco lewat akunnya bernama @firentzzo, Sabtu (21/3).
"Istri saya berusaha sediakan makan untuk kami semua dan staf juga gantian patungan untuk beli makan bahkan sering cuma masak mie instan untuk rame-rame."
"Jadi bukan hanya tim yang menderita. Manajemen sudah lebih dahulu menderita! Karena tim adalah SELALU PRIORITAS UTAMA! Ini filosofi yang saya tanamkan di PBR."
"Enam bulan tidak menerima gaji, staf manajemen tidak ada satupun yang berani protes, karena mereka respect pada saya dan tahu kalau saya juga sudah lebih menderita."
"Saya berterima kasih pada para pemain, pelatih, ofisial, staf manajemen dan seluruh pendukung setia PBR. Kalian luar biasa!"
Di akhir kicauannya, Marco pun menyampaikan salam perpisahan yang menandai pengunduran dirinya dari kursi CEO klub semi-finalis Indonesia Super League 2014 itu. Marco sendiri ditunjuk menjadi CEO sejak paruh musim ISL 2013, di mana PBR yang ketika itu masih dilatih Darko Janackovic berjuang untuk bertahan di kasta tertinggi melalui jalur play-off.
"Terima kasih untuk Bandung yang telah memberikan kesempatan untuk PBR lahir & berkembang. Kota yang akan mengisi tempat yang istimewa di hati saya.."
Sy mundur bukan krn krisis keuangan. Krisis sdh terjadi slama krg lebih 1 thn, dan sy terus bertahan bahkan menalangi dana kegiatan tim.
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
Saya mundur karena PRINSIP. Saya tidak pernah teriak2 saat harus berdarah2 bersama manajemen. Tdk ada yg prlu tahu. Jadi mohon, jgn hakimi.
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
Staf mnjmn sdh tdk gajian 6 bln. Pmain 3 bln. Mrk nonaktif krn sdh tdk pny dana lg n slm ini mrk keluar dana PRIBADI utk tetap melayani tim.
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
Fasilitas spt apartmnt, mbl BUKAN DITARIK krn sy mundur. Tp krn sdh menunggak lebih dr 1 bulan. Sy sdh tidak bisa menalangi spt sblmnya
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
Sy keluar dana PRIBADI, gadaikan mobil pribadi bahkan perhiasan istri sy utk terus support tim agar tetap berjalan normal.
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
Dana hadiah bali island cup masih ada di pihak panitia penyelenggara. Tdk prnh masuk ke rek pribadi sy atau manajemen. Silahkan dikonfirmasi
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
Jadi tolong, jgn cm maki2 n ikut memfitnah. Sy mundur krn NO MORE RESPECT. dan itu pilihan sy, bukan utk tinggalkan tim. Tp utk keluarga sy!
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
Silahkan tanya langsung ke setiap pemain, staf dan suporter apa yg sdh sy berikan utk PBR. Apa yg anggota manajemen yg sudah berikan.
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
Semoga Tuhan masih beri kekuatan utk kita masing2 jujur pada diri kita sendiri di hadapan Tuhan saja.
— Marco Paulo (@firentzzo) March 21, 2015
liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, CEO Pelita Bandung Raya: Kami Manajemen Juga Menderita