Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. CISO Tidak Harus Sarjana Komputer
Selama ini banyak jargon yg berkembang di masyarakat bahwa untuk menjadi seorang CISO (Chief Information Security Officer) harus memiliki latar belakang pendidikan ilmu komputer. Sebuah penelitian yg dilakukan di Inggris mengatakan bahwa menjadi seorang CISO dapat berasal dari latar belakang pendidikan apapun. Fakta mengejutkan yg ditemukan adalah seorang CISO rata-rata tidak pernah mengenyam pendidikan ilmu komputer.
International Information Systems Security Certification Consortium (ISC2) membuat sebuah riset tentang pendidikan keamanan informasi di sejumlah universitas yg ada di Inggris. Berdasarkan hasil penelitian mereka, ISC2 menyatakan bahwa orang yg memiliki latar belakang ilmu komputer tidak bisa digeneralisasi mereka memiliki kemampuan sebagai seorang CISO.
Bila kita berbicara sepuluh tahun ke belakang, orang teknis yg paham terhadap firewall orpun sistem pengamanan bisa menjadi seorang CISO, kata ISC2. Sekarang ini, urusan teknis tidak menempati urutan pertama. Integrasi bisnis & komunikasi adalah hal yg paling penting, tandas mereka.
Sejumlah fakta unik banyak ditemukan dari penelitian mereka. Organisasi ISC2 mengatakan bahwa rata-rata profesional keamanan informasi berasal dari jurun teknis non-komputer dengan angka persentase 60 persen. Adapun 27 persen lainnya berasal dari jurusan bisnis & 13 persen di antaranya berasal dari jurusan ilmu sosial & sejarah.
Uniknya, jurusan ilmu komputer adalah penghuni terbanyak dari angka pengangguran intelektual di Inggris. Pada tahun 2012, sekitar 17 persen lulusan baru ilmu komputer adalah pengangguran. Se&gkan di tahun 2013, angka tersebut turun menjadi 13 persen.
Organisasi ISC2 mengatakan bahwa ada gap yg besar antara kebutuhan pasar dengan edukasi yg ada di universitas. Menurut mereka, kebutuhan pasar menginginkan a&ya profesional keamanan informasi yg tidak hanya paham hal teknis, melainkan juga mahir berkomunikasi & mengerti soal proses bisnis.
Komunikasi adalah keahlian yg harus dimiliki oleh seorang profesional keamanan. CISO harus bisa berkomunikasi dari tingkat staf hingga direksi, ujar ISC2. Universitas memiliki sistem pengajaran yg mengajari mahasiswanya dengan soft skills. Ada juga yg tidak, lanjut mereka.
Selain itu, ISC2 memaparkan bahwa universitas di Inggris yg spesifik di bi&g ilmu komputer hanya mengajarkan keamanan informasi lima persen dari seluruh silabus perkuliahan. Menurut ISC2, hal inilah yg menjadi gap minimnya sarjana komputer yg menjadi seorang CISO. Selain itu, para profesional keamanan di Inggris banyak yg mengambil titel MBA & sertifikasi CISSP (Certified Information Systems Security Professional).
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenCISO Tidak Harus Sarjana Komputer diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Selama ini banyak jargon yg berkembang di masyarakat bahwa untuk menjadi seorang CISO (Chief Information Security Officer) harus memiliki latar belakang pendidikan ilmu komputer. Sebuah penelitian yg dilakukan di Inggris mengatakan bahwa menjadi seorang CISO dapat berasal dari latar belakang pendidikan apapun. Fakta mengejutkan yg ditemukan adalah seorang CISO rata-rata tidak pernah mengenyam pendidikan ilmu komputer.
International Information Systems Security Certification Consortium (ISC2) membuat sebuah riset tentang pendidikan keamanan informasi di sejumlah universitas yg ada di Inggris. Berdasarkan hasil penelitian mereka, ISC2 menyatakan bahwa orang yg memiliki latar belakang ilmu komputer tidak bisa digeneralisasi mereka memiliki kemampuan sebagai seorang CISO.
Bila kita berbicara sepuluh tahun ke belakang, orang teknis yg paham terhadap firewall orpun sistem pengamanan bisa menjadi seorang CISO, kata ISC2. Sekarang ini, urusan teknis tidak menempati urutan pertama. Integrasi bisnis & komunikasi adalah hal yg paling penting, tandas mereka.
Sejumlah fakta unik banyak ditemukan dari penelitian mereka. Organisasi ISC2 mengatakan bahwa rata-rata profesional keamanan informasi berasal dari jurun teknis non-komputer dengan angka persentase 60 persen. Adapun 27 persen lainnya berasal dari jurusan bisnis & 13 persen di antaranya berasal dari jurusan ilmu sosial & sejarah.
Uniknya, jurusan ilmu komputer adalah penghuni terbanyak dari angka pengangguran intelektual di Inggris. Pada tahun 2012, sekitar 17 persen lulusan baru ilmu komputer adalah pengangguran. Se&gkan di tahun 2013, angka tersebut turun menjadi 13 persen.
Organisasi ISC2 mengatakan bahwa ada gap yg besar antara kebutuhan pasar dengan edukasi yg ada di universitas. Menurut mereka, kebutuhan pasar menginginkan a&ya profesional keamanan informasi yg tidak hanya paham hal teknis, melainkan juga mahir berkomunikasi & mengerti soal proses bisnis.
Komunikasi adalah keahlian yg harus dimiliki oleh seorang profesional keamanan. CISO harus bisa berkomunikasi dari tingkat staf hingga direksi, ujar ISC2. Universitas memiliki sistem pengajaran yg mengajari mahasiswanya dengan soft skills. Ada juga yg tidak, lanjut mereka.
Selain itu, ISC2 memaparkan bahwa universitas di Inggris yg spesifik di bi&g ilmu komputer hanya mengajarkan keamanan informasi lima persen dari seluruh silabus perkuliahan. Menurut ISC2, hal inilah yg menjadi gap minimnya sarjana komputer yg menjadi seorang CISO. Selain itu, para profesional keamanan di Inggris banyak yg mengambil titel MBA & sertifikasi CISSP (Certified Information Systems Security Professional).
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenCISO Tidak Harus Sarjana Komputer diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber