• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Liga Spanyol EKSKLUSIF: Cesc Fabregas Ungkap Sosok Yang Ubah Kariernya

Bola

SBOBET
Journalist
"Memori sepakbola pertama saya adalah Zinedine Zidane mencetak dua gol di final Piala Dunia di Prancis pada 1998," ungkap Cesc Fabregas kepada Goal setelah beberapa saat memikirkan tentang idola sepakbolanya.

Saat itu usianya baru 11 tahun, tapi ia sudah menjadi gelandang. Ia bermain untuk klub lokal Mataro dan meski kala itu ia belum mengetahuinya, dekade berikut akan membawanya ke tempat yang sama dengan memori sepakbola pertamanya. Perjalanannya dimulai pada 2008 ketika mencetak sebuah gol penentu untuk tim nasional Spanyol, gol yang akan memengaruhi takdir La Roja.

Penalti pengunci kemenangan melawan Italia di Euro 2008 membawa Spanyol menghapus status abadi mereka sebagai korban perempat-final. Sebelumnya mereka bahkan gagal melewati babak 16 besar Piala Dunia 2006. Cesc, terangkat oleh figur Luis Aragones yang memberinya debut di usia 18, menyimpan kenangan baik tentang sang pelatih yang kini telah tiada.

"Ia orang yang meninggalkan tanda besar pada saya, baik secara mental maupun psikologis," ujarnya, sebelum menambahkan: "Saya tak pernah suka berada di bangku cadangan, begitulah saya."



Pascakegagalan di Piala Dunia 2006 di Jerman, saat mereka dikalahkan Prancis, Spanyol memainkan uji coba kontra Peru dan Cesc masuk dalam kedudukan 1-1. "Kami menang 2-1 setelah saya menyuplai assist untuk Joan Capdevila," kenangnya sambil menyunggingkan sedikit senyum.

Ketika ia kembali ke ruang ganti "dengan ekspresi sangat serius", Aragones muncul laksana badai. "Ia mencengkeram leher saya dan mulai meneriaki saya karena saya marah."

Cesc bersikukuh ia tidak marah, dan kalaupun memang demikian setelah tidak memulai laga dari menit pertama, ia tahu ia tidak bisa mengungkapkannya karena ia merupakan pemain termuda dalam skuat. Tanpa melepas cengkeramannya, Aragones terus berteriak: "Siapa yang memberikan assist untuk gol itu? Mungkinkah itu saya? Atau itu kamu?"

Cesc kini bisa menertawakan kejadian tersebut. Tapi saat itu tidak begitu keadaannya. Pada masa itu ia bahkan tak memiliki rentetan titel yang sudah dikoleksinya saat ini. Trofi besar pertamanya, Euro 2008, mengilustrasikan dengan sempurna hubungan pelatih dan anak asuhnya.



"Pada laga pertama melawan Rusia, saya memulai dari bangku cadangan dan baru masuk di babak kedua. Saya memberikan umpan kepada David Villa untuk gol ketiga dan mencetak gol keempat, yang juga menjadi gol pertama saya dengan tim nasional," tuturnya. "Saya terguncang pada akhirnya. Saya ingin memberikan segalanya dan saya luar biasa bahagia karena saya pikir saya telah tampil baik dalam 25 menit permainan saya."

Cesc mengenang "pada hari setelah pertandingan, kami biasanya berjalan-jalan di lapangan sementara Aragones memberikan pembahasan tentang laga kemarin."

"Hal pertama yang dikatakannya adalah sikap saya memalukan dan ia mengkritik saya habis-habisan karena itu" – di depan seluruh tim. "Itu sangat berdampak pada saya," tambahnya. "Dan meskipun saya tak pernah tahu apakah ia melakukannya dengan sengaja, pada akhirnya saya menjalani Euro yang fantastis."

Penalti kontra Italia mengonfimasikan ekspektasi besar untuk sang gelandang muda yang, kini telah matang sepenuhnya di umur 28, sudah mengetahui apa maknanya untuk tampil menentukan di Piala Dunia, setelah memberikan assist kepada Andres Iniesta dalam laga final tak terlupakan menghadapi Belanda di Afrika Selatan pada 2010.

Cuma segelintir pemain muda bisa mendapatkan pengalaman seperti yang dirasakan idola mereka ketika menjuarai Piala Dunia. Tetapi Cesc adalah salah satu dari yang sedikit itu.

"Itu momen yang tidak akan pernah bisa dihapus baik secara individual maupun kolektif - dan bisa mengalaminya sebagai salah satu protagonis utama adalah hal yang istimewa," katanya.



Sepuluh tahun usai debutnya, ia sekarang jadi salah satu veteran - cuma Iker Casillas dan Sergio Ramos yang melakukan debut untuk tim nasional sebelum Cesc mewarisi seragam No. 10. Namun ia tak menengok ke belakang ke arah trofi Piala Dunia dan dua Euro yang sudah dimenanginya di masa lampau.

"Saya lebih memilih memikirkan tentang hal-hal semacam itu ketika saya sudah tua dan bosan di rumah, tidak sekarang saat saya masih bermain dan tuntutan yang ada amat tinggi. Saya memilih untuk tidak melihat ke belakang sama sekali ke arah hal-hal bagus tersebut karena saya menginginkan hal-hal yang bahkan lebih banyak dan lebih baik lagi di masa datang."

Sepatu sepakbola baru PUMA evoPOWER 1.3 memberikan Cesc Fabregas kekuatan tendangan yang lebih besar dalam pertandingan dan latihan.

liga spanyol table, klasemen, seri b, malam ini, terkini, divisi 2, EKSKLUSIF: Cesc Fabregas Ungkap Sosok Yang Ubah Kariernya
 
Top