<p style="text-align: justify;">Perangkat mobile saat ini memang sedang sangat menggema dimana-mana. salah satu hal yang menunjang di dalamnya adalah aplikasi-aplikasi yang dapat mememenuhi kebutuhan setiap orang. Aplikasi game juga disebut-sebut sebagai salah satu alasan mengapa industri mobile terus berkembang. Dari sini tidak sedikit para pengembang game mobile yang terus bermunculan dan meraih keuntungan banyak.</p><p style="text-align: justify;"> </p><p><img style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" src="http://www.indogamers.com/system/upload/media/pictures/53217c18b011c13947033841231.jpg" alt="Facebook Mengaku Industri Mobile Bergema Berkat Mereka" width="450" height="282" /></p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Melihat berkembangnya industri di dunia mobile tersebut, salah satu bos Facebook yang berada di bagian Eropa, Julien Codorniou pun angkat bicara dan mengklaim kalau kekuksesan tersebut tak lepas dari andil besar yang dibawa oleh perusahaannya. Pada sebuah wawancara yang digelar oleh Telegraph ia mengatakan kalau ingin sukses pada industri game mobile harus memulainya dari Facebook terlebih dahulu.</p><p style="text-align: justify;"> </p><p><img style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" src="http://www.indogamers.com/system/upload/media/pictures/53217c26aaf761394703398123454.jpg" alt="" width="450" height="281" /></p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Codorniou sendiri sebenarnya tidak terlalu berlebihan jika mengatakan hal tersebut, sebab tidak sedikit game yang awalnya bermula dari Facebook yang akhirnya dibawa ke perangkat mobile menjadi terkenal. Ambil contoh saja judul-judul seperti Candy Crush Saga dan Clash of Clans, kedua game ini sebelumnya memang terkenal terlebih dahulu melalui jejaring sosial miliki Mark Zuckerberg tersebut.
Cara lain yang bisa didapatkan oleh developer agar bisa membawa game-nya terkenal bukan saja merilisnya melalui Facebook. Codorniou mengatakan tidak sedikit pengembang game yang mengiklankannya melalui jejaring no satu di dunia tersebut. Persentase yang besar pun diungkapkan oleh Codorniou, ia mengatakan kalau 55% aplikasi yang ada di toko aplikasi perangkat mobile terkenal berkat iklan yang mereka pasang di Facebook.</p><p style="text-align: justify;"> </p><p><img style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" src="http://www.indogamers.com/system/upload/media/pictures/53217c8a10d7c139470349812345521.jpg" alt="" width="450" height="237" /></p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">“Orang-orang selalu ingin bermain game. Mereka akan bermain di PC saat berada di kantor atau di rumah, lalu bermain di ponsel saat sedang dalam perjalanan atau di meminum kopi, dan bermain di iPad ketika menonton TV. Skenario lintas platform yang dibuat Facebook adalah apa yang mendefinisikan generasi baru dari perusahaan game,” jelas Codorniou seperti yang dilansir laman Game Industry, via Liputan 6. <bms></p>
Sumber
Cara lain yang bisa didapatkan oleh developer agar bisa membawa game-nya terkenal bukan saja merilisnya melalui Facebook. Codorniou mengatakan tidak sedikit pengembang game yang mengiklankannya melalui jejaring no satu di dunia tersebut. Persentase yang besar pun diungkapkan oleh Codorniou, ia mengatakan kalau 55% aplikasi yang ada di toko aplikasi perangkat mobile terkenal berkat iklan yang mereka pasang di Facebook.</p><p style="text-align: justify;"> </p><p><img style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" src="http://www.indogamers.com/system/upload/media/pictures/53217c8a10d7c139470349812345521.jpg" alt="" width="450" height="237" /></p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">“Orang-orang selalu ingin bermain game. Mereka akan bermain di PC saat berada di kantor atau di rumah, lalu bermain di ponsel saat sedang dalam perjalanan atau di meminum kopi, dan bermain di iPad ketika menonton TV. Skenario lintas platform yang dibuat Facebook adalah apa yang mendefinisikan generasi baru dari perusahaan game,” jelas Codorniou seperti yang dilansir laman Game Industry, via Liputan 6. <bms></p>
Sumber