Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Facebook Terapkan ThreatExchange
Tidak ingin terlalu dicap sebagai tangan kanan NSA, Facebook kini mulai menerapkan program baru yaitu ThreatExchange. Program tersebut adalah salah satu agenda yg diadakan oleh Facebook untuk saling berbagi informasi tentang keamanan & ancamannya. Platform tersebut masih tersedia dalam bentuk Beta, tetapi Facebook akan segera meluncurkannya dalam waktu dekat. Inisiatif yg dilakukan oleh Facebook tersebut mendapatkan sambutan yg baik dari berbagai praktisi keamanan informasi. Mereka beranggapan bahwa dengan a&ya platform Facebook ThreatExchange, praktisi dari perusahaan orpun organisasi akan mudah saling berbagi informasi tentang ancaman siber.
Ide tentang berbagi informasi akan ancaman ini sebenarnya sudah pernah diusulkan oleh pemerintah AS pada dasawarsa 1990-an. Inisiatif pemerintah AS tersebut baru terasa efektif sekarang ini ketika ancaman semakin banyak & canggih. Terkait dengan berbagi informasi ini, pemerintah AS pernah mengusulkan ide inisiatif dengan meluncurkan Information Sharing and Analysis Centers (ISAC). Lembaga ISAC tersebut adalah organisasi independen yg diprakarsai sebagai wadah untuk menampung informasi tentang ancaman-ancaman yg ada. Pendirian ISAC ini sejatinya dipertanyakan. Khususnya oleh praktisi keamanan lulusan Stanford University, Connor Gilbert.
Dalam tesisnya, Gilbert memaparkan bentuk-bentuk pembagian informasi ke dalam tiga contoh. Salah satu contohnya adalah pembagian informasi dalam bentuk pseudo-code yg membatasi campur tangan manusia di dalamnya. Platform ThreatExchange dari Facebook ini menurut para pakar mempunyai metode berbasis komputasi untuk saling berbagi informasi tentang keamanan. ThreatExchange ini adalah set dari sebuah API yg mana perusahaan or organisasi dapat mendistribusikan informasinya secara otomatis. API yg dikembangkan oleh Facebook mampu mengesampingkan informasi sensitif dari sebuah organisasi. Sehingga hanya informasi penting saja yg bisa saling dibagikan.
Melalui ThreatExchange ini, organisasi dapat memilih grup yg spesifik dengan kebutuhan mereka. Dengan memilih grup tersebut, perusahaan or organisasi dapat saling berbagi terkait keamanan orpun ancaman di sektor mereka. Kemampuan ThreatExchange yg dimiliki Facebook pun memungkinkan setiap perusahaan untuk saling berbagi tanpa perlu khawatir terdengar ke publik orpun peretasan dari para penyerang.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenFacebook Terapkan ThreatExchange diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Tidak ingin terlalu dicap sebagai tangan kanan NSA, Facebook kini mulai menerapkan program baru yaitu ThreatExchange. Program tersebut adalah salah satu agenda yg diadakan oleh Facebook untuk saling berbagi informasi tentang keamanan & ancamannya. Platform tersebut masih tersedia dalam bentuk Beta, tetapi Facebook akan segera meluncurkannya dalam waktu dekat. Inisiatif yg dilakukan oleh Facebook tersebut mendapatkan sambutan yg baik dari berbagai praktisi keamanan informasi. Mereka beranggapan bahwa dengan a&ya platform Facebook ThreatExchange, praktisi dari perusahaan orpun organisasi akan mudah saling berbagi informasi tentang ancaman siber.
Ide tentang berbagi informasi akan ancaman ini sebenarnya sudah pernah diusulkan oleh pemerintah AS pada dasawarsa 1990-an. Inisiatif pemerintah AS tersebut baru terasa efektif sekarang ini ketika ancaman semakin banyak & canggih. Terkait dengan berbagi informasi ini, pemerintah AS pernah mengusulkan ide inisiatif dengan meluncurkan Information Sharing and Analysis Centers (ISAC). Lembaga ISAC tersebut adalah organisasi independen yg diprakarsai sebagai wadah untuk menampung informasi tentang ancaman-ancaman yg ada. Pendirian ISAC ini sejatinya dipertanyakan. Khususnya oleh praktisi keamanan lulusan Stanford University, Connor Gilbert.
Dalam tesisnya, Gilbert memaparkan bentuk-bentuk pembagian informasi ke dalam tiga contoh. Salah satu contohnya adalah pembagian informasi dalam bentuk pseudo-code yg membatasi campur tangan manusia di dalamnya. Platform ThreatExchange dari Facebook ini menurut para pakar mempunyai metode berbasis komputasi untuk saling berbagi informasi tentang keamanan. ThreatExchange ini adalah set dari sebuah API yg mana perusahaan or organisasi dapat mendistribusikan informasinya secara otomatis. API yg dikembangkan oleh Facebook mampu mengesampingkan informasi sensitif dari sebuah organisasi. Sehingga hanya informasi penting saja yg bisa saling dibagikan.
Melalui ThreatExchange ini, organisasi dapat memilih grup yg spesifik dengan kebutuhan mereka. Dengan memilih grup tersebut, perusahaan or organisasi dapat saling berbagi terkait keamanan orpun ancaman di sektor mereka. Kemampuan ThreatExchange yg dimiliki Facebook pun memungkinkan setiap perusahaan untuk saling berbagi tanpa perlu khawatir terdengar ke publik orpun peretasan dari para penyerang.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenFacebook Terapkan ThreatExchange diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber