Pekan lalu Real Madrid memang dua gol tanpa balas dari Elche untuk mengukuhkan posisi di puncak klasemen sementara La Liga Spanyol.
Menang mungkin jadi kisah yang kembali rutin bagi loyalis Real Madrid, tetapi ada hal yang menarik yang bisa diambil karena Carlo Ancelotti tak kunjung melakukan rotasi pemain hingga menit 84. Belum lagi, keputusan aneh menurunkan Jesse Rodriguez hanya 25 detik sebelum bubaran pertandingan hingga pemain yang digadang-gadang sebagai calon ikon baru di Bernabeu harus mengakhiri laga tanpa menyentuh si kulit bundar.
"Saya tidak bisa melakukan pergantian, entah kenapa tetapi saya memang tidak akan melakukan perubahan jika tidak dianggap perlu," jelasnya setahun lalu di hadapan reporter yang juga mempertanyakan minimnya rotasi di skuat El Real.
Seiring pengalaman yang dialami Jese, ketidakpuasan atau pertanyaan besar terhadap kebijakan rotasi Ancelotti kembali naik ke permukaan.
Rotasi menjadi salah satu isu penting yang harus dituntaskan di tubuh Real Madrid karena bukan saja berpotensi menimbulkan masalah di kamar ganti tetapi tentu saja membahayakan ambisi tim terkait performa di tengah lapangan.
Catatan statistik memperlihatkan sang pelatih asal Italia biasa melakukan pergantian pertama di menit 68, lalu 72 dan terakhir 84. Tetapi jelas ada yang keliru pekan lalu.
Dalam kondisi unggul dan di atas angin, Illarra baru diturunkan di menit 84 yang disusul Arbeloa satu menit sebelum waktu normal habis dan yang paling parah menimpa Jese seperti yang sudah diterangkan sebelumnya. Tidak butuh seorang jenius untuk menjelaskan raut muka penuh kekecewaan yang diperlihatkan Jese saat memasuki dan meninggalkan lapangan.
Berbahaya, Jesse adalah salah satu pemain yang disebut bisa menjadi ikon penting di Santiago Bernabeu di masa depan namun apa yang dilakukan Ancelotti terhadapnya jauh dari memuaskan siapapun yang mengaku Madridista, beberapa bahkan menyebutnya dengan ungkapan yang lebih kejam; pelecehan.
Tidak aneh banyak pihak murka karena sebelum mendapat cedera parah, Jese adalah salah satu pemain muda paling brilian El Real dan jutaan Madridista di seluruh dunia antusias menanti kehadirannya di atas lapangan. Sayang ketika momen itu muncul, menit bermain yang dibutuhkan pemain untuk berkembang justru terbatas.
Rotasi, mungkin selintas sepele karena terkadang fans hanya memikirkan kemenangan alias dibutakan oleh kegembiraan sesaat. Tetapi di kamar ganti urusan rotasi bukan masalah ringan. Ketika sejumlah pemain mulai memperlihatkan sikap tidak puas karena jarang diturunkan, keharmonisan yang seharusnya terjaga terancam hancur. Melirik angka pergantian dan menit bermain di atas, jelas ada yang keliru dalam kebijakan Ancelotti. Moral pemain yang seharusnya bisa diandalkan dalam momen-momoen khusus bisa terpuruk hingga level dasar hingga berujung pada penurunan performa tim secara keseluruhan.
Berbicara teknis, rotasi pemain dibutuhkan untuk menjaga level kebugaran dan kesiapan tempur seluruh skuat. Sering menurunkan pemain yang sama bakal membuka lebar risiko cedera, sebaliknya sering menyimpan pemain di sisi lapangan, sentuhan dan kesiapan bermainnya pasti menukik hingga ketika diturunkan sulitan memberikan performa terbaik.
Dua masalah di atas terkait kebijakan rotasi jika tidak disikapi dengan baik tentunya bakal berpengaruh terhadap kekuatan tim apalagi jika terlibat lebih dari satu kompetisi. Andai gagal mencari keseimbangan dalam urusan ini, taruhannya sangat besar, apa lagi kalau bukan target yang lepas dari bidikan.
liga spanyol table, klasemen, seri b, malam ini, terkini, divisi 2, FOKUS: Kebijakan Rotasi Carlo Ancelotti Ancam Ambisi Real Madrid
Menang mungkin jadi kisah yang kembali rutin bagi loyalis Real Madrid, tetapi ada hal yang menarik yang bisa diambil karena Carlo Ancelotti tak kunjung melakukan rotasi pemain hingga menit 84. Belum lagi, keputusan aneh menurunkan Jesse Rodriguez hanya 25 detik sebelum bubaran pertandingan hingga pemain yang digadang-gadang sebagai calon ikon baru di Bernabeu harus mengakhiri laga tanpa menyentuh si kulit bundar.
"Saya tidak bisa melakukan pergantian, entah kenapa tetapi saya memang tidak akan melakukan perubahan jika tidak dianggap perlu," jelasnya setahun lalu di hadapan reporter yang juga mempertanyakan minimnya rotasi di skuat El Real.
Seiring pengalaman yang dialami Jese, ketidakpuasan atau pertanyaan besar terhadap kebijakan rotasi Ancelotti kembali naik ke permukaan.
Rotasi menjadi salah satu isu penting yang harus dituntaskan di tubuh Real Madrid karena bukan saja berpotensi menimbulkan masalah di kamar ganti tetapi tentu saja membahayakan ambisi tim terkait performa di tengah lapangan.
Catatan statistik memperlihatkan sang pelatih asal Italia biasa melakukan pergantian pertama di menit 68, lalu 72 dan terakhir 84. Tetapi jelas ada yang keliru pekan lalu.
Dalam kondisi unggul dan di atas angin, Illarra baru diturunkan di menit 84 yang disusul Arbeloa satu menit sebelum waktu normal habis dan yang paling parah menimpa Jese seperti yang sudah diterangkan sebelumnya. Tidak butuh seorang jenius untuk menjelaskan raut muka penuh kekecewaan yang diperlihatkan Jese saat memasuki dan meninggalkan lapangan.
Berbahaya, Jesse adalah salah satu pemain yang disebut bisa menjadi ikon penting di Santiago Bernabeu di masa depan namun apa yang dilakukan Ancelotti terhadapnya jauh dari memuaskan siapapun yang mengaku Madridista, beberapa bahkan menyebutnya dengan ungkapan yang lebih kejam; pelecehan.
Tidak aneh banyak pihak murka karena sebelum mendapat cedera parah, Jese adalah salah satu pemain muda paling brilian El Real dan jutaan Madridista di seluruh dunia antusias menanti kehadirannya di atas lapangan. Sayang ketika momen itu muncul, menit bermain yang dibutuhkan pemain untuk berkembang justru terbatas.
Rotasi, mungkin selintas sepele karena terkadang fans hanya memikirkan kemenangan alias dibutakan oleh kegembiraan sesaat. Tetapi di kamar ganti urusan rotasi bukan masalah ringan. Ketika sejumlah pemain mulai memperlihatkan sikap tidak puas karena jarang diturunkan, keharmonisan yang seharusnya terjaga terancam hancur. Melirik angka pergantian dan menit bermain di atas, jelas ada yang keliru dalam kebijakan Ancelotti. Moral pemain yang seharusnya bisa diandalkan dalam momen-momoen khusus bisa terpuruk hingga level dasar hingga berujung pada penurunan performa tim secara keseluruhan.
Berbicara teknis, rotasi pemain dibutuhkan untuk menjaga level kebugaran dan kesiapan tempur seluruh skuat. Sering menurunkan pemain yang sama bakal membuka lebar risiko cedera, sebaliknya sering menyimpan pemain di sisi lapangan, sentuhan dan kesiapan bermainnya pasti menukik hingga ketika diturunkan sulitan memberikan performa terbaik.
Dua masalah di atas terkait kebijakan rotasi jika tidak disikapi dengan baik tentunya bakal berpengaruh terhadap kekuatan tim apalagi jika terlibat lebih dari satu kompetisi. Andai gagal mencari keseimbangan dalam urusan ini, taruhannya sangat besar, apa lagi kalau bukan target yang lepas dari bidikan.
liga spanyol table, klasemen, seri b, malam ini, terkini, divisi 2, FOKUS: Kebijakan Rotasi Carlo Ancelotti Ancam Ambisi Real Madrid