Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Forensik Komputer, Perlukah?
Tingkat kebutuhan forensik komputer sangat diperlukan kian harinya. Perkembangan teknologi & jumlah serangan pada sejumlah organisasi besar menjadikan bi&g ini sangat diperlukan. Tanpa a&ya komputer forensik, akan sulit bagi organisasi untuk melacak siapa pelaku pembobolan sistem komputer mereka. Negara AS melalui US CERT menyatakan bahwa dengan a&ya bi&g forensik komputer, organisasi dapat mengintegrasikan & menyelamatkan kelangsungan infrastruktur jaringan mereka. US CERT pun memaparkan bahwa jika ingin mengaplikasikan defense-in-depth, forensik komputer bisa menjadi salah satu alternatif dalam mengimplementasikan keamanan yg baik. Mereka pun setuju bahwa dengan a&ya forensik komputer, organisasi dapat menentukan langkah hukum bila sistem mereka tersusupi & pelakunya sudah tertangkap.
Apa yg terjadi seandainya organisasi mengabaikan forensik komputer? US CERT mengatakan bahwa organisasi tersebut dapat terkena sanksi dari pemerintah. Terlebih lagi, tiap-tiap pemerintah mempunyai aturan tertentu dalam mengimplementasikan kepatuhan sebagai media pencegahan bocornya informasi sensitif. Menurut mereka, sanksi tersebut tidak hanya datang dari pemerintah tetapi juga konsumen or klien. Sanksi reputasi adalah hukuman terberat bagi organisasi karena mengabaikan keamanan data-data sensitif. Ahmad Zaid Zam Zami, seorang pakar forensik Indonesia menyatakan hal yg sama. Ahmad saat menuturkan pa&gannya pada CISO Magazine beberapa waktu yg lalu mengatakan bahwa dengan a&ya komputer forensik, setiap ancaman terhadap keamanan informasi dapat langsung dilakukan mitigasi.
Demikian pula apabila terjadi insiden keamanan yg melibatkan proses penegakkan hukum, institusi tersebut akan mampu menggali serta melakukan analisis terhadap bukti digital yg dapat digunakan untuk investigasi, tutur Ahmad. Ia pun menambahkan bahwa bukti digital tersebut dapat digunakan untuk menolak or mengajukan tuntutan atas tindakan pelanggaran yg terjadi. Perkembangan teknologi yg sedemikian cepat diiringi dengan teknologi jaringan komputer yg semakin kompleks merupakan tantangan dalam forensik komputer, tutur Ahmad. Seorang tenaga ahli forensik komputer dituntut untuk mampu merespon suatu isniden secara tanggap, imbuhnya.
Deb Shinder, salah satu praktisi forensik komputer mengatakan bahwa kualifikasi utama untuk menjadi seorang forensik harus memiliki latar belakang ilmu komputer. Walaupun begitu, Deb menyatakan bahwa latar belakang pendidikan tersebut bukan syarat mutlak. Ia mengatakan bahwa hal yg paling penting adalah pelatihan formal & pengalaman yg mumpuni. Walaupun tidak harus, seseorang yg ingin memiliki keahlian dalam bi&g forensik komputer harus memahami juga hukum & aturan yg berlaku di suatu negara. Ahli forensik komputer mau tidak mau pasti bersinggungan dengan para penegak hukum, imbuh Deb.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenForensik Komputer, Perlukah? diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Tingkat kebutuhan forensik komputer sangat diperlukan kian harinya. Perkembangan teknologi & jumlah serangan pada sejumlah organisasi besar menjadikan bi&g ini sangat diperlukan. Tanpa a&ya komputer forensik, akan sulit bagi organisasi untuk melacak siapa pelaku pembobolan sistem komputer mereka. Negara AS melalui US CERT menyatakan bahwa dengan a&ya bi&g forensik komputer, organisasi dapat mengintegrasikan & menyelamatkan kelangsungan infrastruktur jaringan mereka. US CERT pun memaparkan bahwa jika ingin mengaplikasikan defense-in-depth, forensik komputer bisa menjadi salah satu alternatif dalam mengimplementasikan keamanan yg baik. Mereka pun setuju bahwa dengan a&ya forensik komputer, organisasi dapat menentukan langkah hukum bila sistem mereka tersusupi & pelakunya sudah tertangkap.
Apa yg terjadi seandainya organisasi mengabaikan forensik komputer? US CERT mengatakan bahwa organisasi tersebut dapat terkena sanksi dari pemerintah. Terlebih lagi, tiap-tiap pemerintah mempunyai aturan tertentu dalam mengimplementasikan kepatuhan sebagai media pencegahan bocornya informasi sensitif. Menurut mereka, sanksi tersebut tidak hanya datang dari pemerintah tetapi juga konsumen or klien. Sanksi reputasi adalah hukuman terberat bagi organisasi karena mengabaikan keamanan data-data sensitif. Ahmad Zaid Zam Zami, seorang pakar forensik Indonesia menyatakan hal yg sama. Ahmad saat menuturkan pa&gannya pada CISO Magazine beberapa waktu yg lalu mengatakan bahwa dengan a&ya komputer forensik, setiap ancaman terhadap keamanan informasi dapat langsung dilakukan mitigasi.
Demikian pula apabila terjadi insiden keamanan yg melibatkan proses penegakkan hukum, institusi tersebut akan mampu menggali serta melakukan analisis terhadap bukti digital yg dapat digunakan untuk investigasi, tutur Ahmad. Ia pun menambahkan bahwa bukti digital tersebut dapat digunakan untuk menolak or mengajukan tuntutan atas tindakan pelanggaran yg terjadi. Perkembangan teknologi yg sedemikian cepat diiringi dengan teknologi jaringan komputer yg semakin kompleks merupakan tantangan dalam forensik komputer, tutur Ahmad. Seorang tenaga ahli forensik komputer dituntut untuk mampu merespon suatu isniden secara tanggap, imbuhnya.
Deb Shinder, salah satu praktisi forensik komputer mengatakan bahwa kualifikasi utama untuk menjadi seorang forensik harus memiliki latar belakang ilmu komputer. Walaupun begitu, Deb menyatakan bahwa latar belakang pendidikan tersebut bukan syarat mutlak. Ia mengatakan bahwa hal yg paling penting adalah pelatihan formal & pengalaman yg mumpuni. Walaupun tidak harus, seseorang yg ingin memiliki keahlian dalam bi&g forensik komputer harus memahami juga hukum & aturan yg berlaku di suatu negara. Ahli forensik komputer mau tidak mau pasti bersinggungan dengan para penegak hukum, imbuh Deb.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenForensik Komputer, Perlukah? diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber