Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Indonesia Malware Summit 2015
Malware menjadi sosok menakutkan bagi seluruh pengguna PC maupun telepon pintar yg peduli terhadap keamanan data mereka. Seperti layaknya virus Ebola di Afrika, malware pun berdampak terhadap tingkat keamanan Internet suatu negara. Semua itu akan berkorelasi langsung dengan pertumbuhan ekonomi yg mana investor selalu ingin berinvestasi di negara yg aman.
Melalui acara Indonesia Malware Summit 2015: Indonesia Darurat Malware, para komunitas pemerhati malware ingin mencoba membangun kesadaran keamanan informasi bahwa dunia maya Indonesia sudah penuh dengan ancaman malware. Acara ini diprakarsai oleh ID-CERT (Indonesian CERT) yg diketuai oleh pakar keamanan Indonesia, Budi Rahardjo.
Indonesia Malware Summit 2015 diselenggarakan di Gedung Infocom Telkom, (5/5/15), yg menghadirkan banyak pembicara yg kompeten di bi&g malware. Beberapa vendor anti virus pun ikut menghadiri acara tersebut.
Dalam sambutannya, Budi mengatakan acara ini merupakan komitmen lanjutan dari sebuah gathering yg diadakan pada bulan Januari yg lalu. Indonesia kini dalam keadaan darurat malware. Dunia maya kita dituduh sebagai biang kerok dari penyebaran malware di dunia, kata Budi. Padahal belum tentu tuduhan itu benar, tegasnya.
Ada beberapa hal yg Budi ungkapkan dalam pidatonya. Beberapa di antaranya adalah mencari tindakan lebih lanjut dalam penanganan malware tersebut. Selain itu, Budi pun mendorong anak-anak muda untuk dapat menjadi technopreuner agar dapat membuat perusahaan anti virus sendiri. Selain itu, Budi pun berkeinginan agar acara ini dapat memperbaiki citra Indonesia di mata dunia.
Aidil Chenderamata, perwakilan dari Dirjen Kementerian Komunikasi & Informatika (Kemkominfo) dalam sambutannya mengatakan bahwa pemerintah telah aware bahwa malware telah berkembang pesat akibat Internet yg juga ikut berkembang. Terkait dengan regulasi penanganan malware ini, Aidil mengatakan bahwa UU ITE telah menjadi best practice untuk menanganinya.
Akses illegal & peretasan sudah diatur di dalam UU ITE, papar Aidil. Lebih lanjut, Aidil menyatakan bahwa untuk menangani kasus malware ini dibutuhkan kerja sama berbagai pihak. Malware hanya dapat diatasi bila sisi akademisi, penyedia anti virus, swasta & penegak hukum. Kita tidak bisa berdiri sendiri, kata Aidil.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenIndonesia Malware Summit 2015 diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Malware menjadi sosok menakutkan bagi seluruh pengguna PC maupun telepon pintar yg peduli terhadap keamanan data mereka. Seperti layaknya virus Ebola di Afrika, malware pun berdampak terhadap tingkat keamanan Internet suatu negara. Semua itu akan berkorelasi langsung dengan pertumbuhan ekonomi yg mana investor selalu ingin berinvestasi di negara yg aman.
Melalui acara Indonesia Malware Summit 2015: Indonesia Darurat Malware, para komunitas pemerhati malware ingin mencoba membangun kesadaran keamanan informasi bahwa dunia maya Indonesia sudah penuh dengan ancaman malware. Acara ini diprakarsai oleh ID-CERT (Indonesian CERT) yg diketuai oleh pakar keamanan Indonesia, Budi Rahardjo.
Indonesia Malware Summit 2015 diselenggarakan di Gedung Infocom Telkom, (5/5/15), yg menghadirkan banyak pembicara yg kompeten di bi&g malware. Beberapa vendor anti virus pun ikut menghadiri acara tersebut.
Dalam sambutannya, Budi mengatakan acara ini merupakan komitmen lanjutan dari sebuah gathering yg diadakan pada bulan Januari yg lalu. Indonesia kini dalam keadaan darurat malware. Dunia maya kita dituduh sebagai biang kerok dari penyebaran malware di dunia, kata Budi. Padahal belum tentu tuduhan itu benar, tegasnya.
Ada beberapa hal yg Budi ungkapkan dalam pidatonya. Beberapa di antaranya adalah mencari tindakan lebih lanjut dalam penanganan malware tersebut. Selain itu, Budi pun mendorong anak-anak muda untuk dapat menjadi technopreuner agar dapat membuat perusahaan anti virus sendiri. Selain itu, Budi pun berkeinginan agar acara ini dapat memperbaiki citra Indonesia di mata dunia.
Aidil Chenderamata, perwakilan dari Dirjen Kementerian Komunikasi & Informatika (Kemkominfo) dalam sambutannya mengatakan bahwa pemerintah telah aware bahwa malware telah berkembang pesat akibat Internet yg juga ikut berkembang. Terkait dengan regulasi penanganan malware ini, Aidil mengatakan bahwa UU ITE telah menjadi best practice untuk menanganinya.
Akses illegal & peretasan sudah diatur di dalam UU ITE, papar Aidil. Lebih lanjut, Aidil menyatakan bahwa untuk menangani kasus malware ini dibutuhkan kerja sama berbagai pihak. Malware hanya dapat diatasi bila sisi akademisi, penyedia anti virus, swasta & penegak hukum. Kita tidak bisa berdiri sendiri, kata Aidil.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenIndonesia Malware Summit 2015 diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber