Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Industri Keamanan Berkembang, Profesional Semakin Langka
Industri keamanan semakin berkembang khususnya di bi&g IT security. Hal tersebut diungkapkan oleh Paul O’Rourke, Asia-Pacific Cyber Security Leader dari Ernst and Young. O’Rourke menjelaskan bahwa bisnis & industri keamanan sangatlah berkembang khususnya di wilayah Asia-Pasifik. “Ada perkembangan yg signifikan di wilayah tersebut,” ungkap O’Rourke dalam sela-sela diskusi The Asian Opportunity for Security di RSA Conference 2015 yg diadakan di Marina Bay Sands Convention, Singapura, (23/7/15).
Namun O’Rourke sedikit khawatir bahwa perkembangan industri keamanan tidak diiringi oleh jumlah profesional orpun praktisi keamanan informasi. “Sejujurnya, kita masih sangat kekurangan tenaga ahli di bi&g keamanan informasi,” kata O’Rourke. Ia mengungkapkan bahwa penjahat siber saat ini sudah semakin canggih & pintar. Setiap organisasi perlu bekerja sama untuk menanggulanginya. Hanya saja O’Rourke melihat bahwa tenaga ahli di industri keamanan masih sangat minim.
“Kelangkaan tenaga ahli or profesional di bi&g keamanan tidak hanya terjadi di Asia. Tetapi juga di dunia. Ini adalah permasalahan global,” ungkap O’Rourke. “Internet of Things (IoT) adalah salah satu potensi untuk berkembang di pasar Asia,” lanjutnya. “Perkembangan itu tentu harus dibarengi dengan jumlah profesional keamanan yg signifikan,” tambah O’Rourke. Sebagai salah satu praktisi di bi&gnya, O’Rourke melihat bahwa permintaan pasar terhadap para praktisi keamanan informasi sangatlah tinggi.
Dalam diskusinya itu O’Rourke menjelaskan bahwa ada dua faktor penting yg dapat dilakukan semua pihak untuk meningkatkan jumlah tersebut. Hal pertama yg harus dilakukan menurutnya adalah menumbuhkan budaya keamanan. Ia berpan&gan bahwa beberapa wilayah di Asia masih belum memiliki budaya tersebut. Selanjutnya adalah organisasi perlu melihat dampak kerugian yg diakibatkan oleh serangan siber pada reputasi & finansial mereka.
Menurutnya, ketika dua faktor itu belum ada, maka akan sulit bagi pasar untuk mendapatkan suplai profesional yg kompeten di bi&gnya. Senada dengan O’Rourke, Hugh Thompson, SVP Blue Coat yg menjadi moderator dalam acara tersebut mengatakan bahwa universitas dapat menjadi pintu utama bagi industri untuk merekrut calon-calon profesional keamanan informasi.
Thompson memberikan sebuah contoh tentang pola perekrutan profesional keamanan informasi di Korea Selatan. “Pemerintah Korea Selatan telah menyadari bahwa dunia siber penuh dengan ancaman. Mereka melakukan pembinaan & perekrutan anak-anak muda yg berkompeten di bi&g keamanan sejak masih duduk di bangku SMA,” kata Thompson. Dari pemaparan Thompson itu terlihat bahwa pemerintah Korea Selatan mendidik generasi mu&ya untuk menjadi ahli di bi&g keamanan. Menurutnya, cara tersebut cukuplah efektif.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenIndustri Keamanan Berkembang, Profesional Semakin Langka diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Industri keamanan semakin berkembang khususnya di bi&g IT security. Hal tersebut diungkapkan oleh Paul O’Rourke, Asia-Pacific Cyber Security Leader dari Ernst and Young. O’Rourke menjelaskan bahwa bisnis & industri keamanan sangatlah berkembang khususnya di wilayah Asia-Pasifik. “Ada perkembangan yg signifikan di wilayah tersebut,” ungkap O’Rourke dalam sela-sela diskusi The Asian Opportunity for Security di RSA Conference 2015 yg diadakan di Marina Bay Sands Convention, Singapura, (23/7/15).
Namun O’Rourke sedikit khawatir bahwa perkembangan industri keamanan tidak diiringi oleh jumlah profesional orpun praktisi keamanan informasi. “Sejujurnya, kita masih sangat kekurangan tenaga ahli di bi&g keamanan informasi,” kata O’Rourke. Ia mengungkapkan bahwa penjahat siber saat ini sudah semakin canggih & pintar. Setiap organisasi perlu bekerja sama untuk menanggulanginya. Hanya saja O’Rourke melihat bahwa tenaga ahli di industri keamanan masih sangat minim.
“Kelangkaan tenaga ahli or profesional di bi&g keamanan tidak hanya terjadi di Asia. Tetapi juga di dunia. Ini adalah permasalahan global,” ungkap O’Rourke. “Internet of Things (IoT) adalah salah satu potensi untuk berkembang di pasar Asia,” lanjutnya. “Perkembangan itu tentu harus dibarengi dengan jumlah profesional keamanan yg signifikan,” tambah O’Rourke. Sebagai salah satu praktisi di bi&gnya, O’Rourke melihat bahwa permintaan pasar terhadap para praktisi keamanan informasi sangatlah tinggi.
Dalam diskusinya itu O’Rourke menjelaskan bahwa ada dua faktor penting yg dapat dilakukan semua pihak untuk meningkatkan jumlah tersebut. Hal pertama yg harus dilakukan menurutnya adalah menumbuhkan budaya keamanan. Ia berpan&gan bahwa beberapa wilayah di Asia masih belum memiliki budaya tersebut. Selanjutnya adalah organisasi perlu melihat dampak kerugian yg diakibatkan oleh serangan siber pada reputasi & finansial mereka.
Menurutnya, ketika dua faktor itu belum ada, maka akan sulit bagi pasar untuk mendapatkan suplai profesional yg kompeten di bi&gnya. Senada dengan O’Rourke, Hugh Thompson, SVP Blue Coat yg menjadi moderator dalam acara tersebut mengatakan bahwa universitas dapat menjadi pintu utama bagi industri untuk merekrut calon-calon profesional keamanan informasi.
Thompson memberikan sebuah contoh tentang pola perekrutan profesional keamanan informasi di Korea Selatan. “Pemerintah Korea Selatan telah menyadari bahwa dunia siber penuh dengan ancaman. Mereka melakukan pembinaan & perekrutan anak-anak muda yg berkompeten di bi&g keamanan sejak masih duduk di bangku SMA,” kata Thompson. Dari pemaparan Thompson itu terlihat bahwa pemerintah Korea Selatan mendidik generasi mu&ya untuk menjadi ahli di bi&g keamanan. Menurutnya, cara tersebut cukuplah efektif.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenIndustri Keamanan Berkembang, Profesional Semakin Langka diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber