Dicoding, platform yg menghubungkandeveloper aplikasi di Indonesia dengan para pemilik proyek, dirilis pada 5 Januari 2015 oleh Narenda Wicaksono, Kevin Kurniawan, Adib Toriq, & Akbar Hidayat. Berselang beberapa waktu sejak peluncurannya, tepatnya pada 13 Januari 2015, Dicoding mendapatkan pendanaan awal dari DailySocial.
Hingga menjelang akhir 2015, Dicoding banyak melaksanakan kompetisi bagi para developer lokal, salah satunya adalah Mobile Game Developer Challenge pada April 2015.Narenda, melalui siaran pers yg diterima Tech in Asia, menyatakan bahwa Dicoding ingin terus memberi peluang bagi para developer lokal lewat kompetisi.
Melalui platform tawaran tantangan, misalnya, Dicoding telah mendorong lahirnya lebih dari 1.350 aplikasi yg meliputi aplikasi mobile, web, & IoT (Internet of Things) dengan jumlah unduhan mencapai lebih dari 36 juta kali.
Salah satu hal yg menarik developer menyelesaikan tantangan adalah imbalan berupa poin yg dapat ditukar dengan hadiah, seperti smartphone, laptop, & beragam hadiah lainnya. Total jumlah poin yg telah diraih para developer hingga saat ini mencapai lebih dari 600.000 poin.
Selama 2015, Narenda menambahkan bahwa Dicoding juga bukan hanya memberdayakan developer profesional, tetapi juga pemula yg ingin belajar lebih dalam. Ini dibuktikan dengan peluncuran Dicoding Academy pada bulan Agustus 2015.
Melalui program tersebut, para developer dapat langsung mendaftar untuk mengikuti kelas yg ditawarkan. Ketika berhasil menyelesaikan satu kelas, developer juga akan diberi penghargaan berupa bonus poin. Hingga kini, tercatat lebih dari 300 developer yg telah mengikuti beragam kelas & menyelesaikan lebih dari 900 submission code di Dicoding Academy.
Untuk lebih lengkapnya, simak infografis perjalananDicoding selama 2015 di bawah ini.
Baca juga:Microsoft Dorong Peningkatan Kesejahteraan Developer Lokal Lewat Developer Center
Langkah yg diambil Dicoding selama 2015 memang mengedepankan kemampuan dari developer lokal & belum ada startup lainnya dengan misi serupa. Bisa dibilang, Dicoding berhadapan langsung dengan para pemain besar, seperti Microsoft, yg juga banyak menggandeng developer lokal Indonesia.
(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah; Sumber gambar: Euractiv)
Dikutip dari sini