Pembina Yayasan Arema, Darjoto Setiawan, tampaknya benar-benar akan turun gunung untuk menyelesaikan masalah dualisme yang terjadi di tubuh Arema. Itu tergambar dari kehadirannya pada laga Arema Cronus kontra Bali United Pusam di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (19/9) lalu.
Dualisme Arema itu sendiri terjadi karena adanya masalah di PT Arema Indonesia, sementara perusahaan itu saham terbesarnya masih dipegang oleh Yayasan Arema dan sisanya dibagi ke beberapa kalangan. Banyak pihak berpendapat, selesainya dualisme Arema harus dimulai dari Yayasan Arema itu sendiri.
"Saya ke Malang sebenarnya untuk mendatangi undangan dari Iwan Kurniawan [pengusaha properti] di Malang," kata Darjoto.
Nama Darjoto masih terdaftar sebagai pembina Yayasan Arema di Kementerian Hukum dan HAM [Kemenkumham], meskipun dirinya sudah menyatakan mundur. Namun, ketiadaan regenerasi ditengarai menjadi biang dualisme.
"Saya tidak mau menjadi pembina, meski secara hukum saya masih menjadi pembina. Saya sendiri sebenarnya sudah mengundurkan diri tetapi ternyata pengunduran diri saya belum didaftarkan. Karena itu, perlu ada regenerasi kepengurusan, dicatat siapa yang masih aktif dan siapa yang sudah mundur," jelas Darjoto.
Menurutnya, untuk mencapai rekonsiliasi semua pihak harus menjalani prosedur hukum yang berlaku, dengan duduk dan berembug bersama. "Setelah itu meneliti siapa yang berwenang dalam yayasan. Lalu, dibentuk dewan pembina baru, pengurus yayasan baru, didaftarkan ke notaris dan kemudian didaftarkan ke Kemenkumkam," tambahnya.
"Sayang, dualisme ini terjadi karena ada ketidakpatuhan kepada hukum sehingga masing-masing menempuh jalannya sendiri-sendiri," tegasnya.
Regenerasi ini menurut Darjoto memang mutlak harus dilakukan secepatnya agar permasalahan yang membelit Arema di kemudian hari tidak berlarut-larut. Karena memang banyak kepentingan yang masih bermain.
"Saya kira kalau untuk Arema, semua pihak harus menurunkan egonya, yang mayoritas mengajak minoritas, semua harus bahagia jangan sampai disepelekan," tutupnya.(gk-48)
liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, Ini Saran Pembina Yayasan Arema Untuk Menyelesaikan Dualisme Klub
Dualisme Arema itu sendiri terjadi karena adanya masalah di PT Arema Indonesia, sementara perusahaan itu saham terbesarnya masih dipegang oleh Yayasan Arema dan sisanya dibagi ke beberapa kalangan. Banyak pihak berpendapat, selesainya dualisme Arema harus dimulai dari Yayasan Arema itu sendiri.
"Saya ke Malang sebenarnya untuk mendatangi undangan dari Iwan Kurniawan [pengusaha properti] di Malang," kata Darjoto.
Nama Darjoto masih terdaftar sebagai pembina Yayasan Arema di Kementerian Hukum dan HAM [Kemenkumham], meskipun dirinya sudah menyatakan mundur. Namun, ketiadaan regenerasi ditengarai menjadi biang dualisme.
"Saya tidak mau menjadi pembina, meski secara hukum saya masih menjadi pembina. Saya sendiri sebenarnya sudah mengundurkan diri tetapi ternyata pengunduran diri saya belum didaftarkan. Karena itu, perlu ada regenerasi kepengurusan, dicatat siapa yang masih aktif dan siapa yang sudah mundur," jelas Darjoto.
Menurutnya, untuk mencapai rekonsiliasi semua pihak harus menjalani prosedur hukum yang berlaku, dengan duduk dan berembug bersama. "Setelah itu meneliti siapa yang berwenang dalam yayasan. Lalu, dibentuk dewan pembina baru, pengurus yayasan baru, didaftarkan ke notaris dan kemudian didaftarkan ke Kemenkumkam," tambahnya.
"Sayang, dualisme ini terjadi karena ada ketidakpatuhan kepada hukum sehingga masing-masing menempuh jalannya sendiri-sendiri," tegasnya.
Regenerasi ini menurut Darjoto memang mutlak harus dilakukan secepatnya agar permasalahan yang membelit Arema di kemudian hari tidak berlarut-larut. Karena memang banyak kepentingan yang masih bermain.
"Saya kira kalau untuk Arema, semua pihak harus menurunkan egonya, yang mayoritas mengajak minoritas, semua harus bahagia jangan sampai disepelekan," tutupnya.(gk-48)
liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, Ini Saran Pembina Yayasan Arema Untuk Menyelesaikan Dualisme Klub