Yo N3 Mania! Selamat membaca Inilah Nasib Anak-anak Korban Kecanduan Game Online!.
Seorang fotografer yg terkenal berkat dokumentasinya yg banyak mengenai pelanggaran hak asasi manusia, mulai dari buruh anak-anak di Guatemala hingga penahanan anak-anak bersama tahanan umum lainnya di Sierra Leone, bernama Fernando Moleres baru-baru ini kembali mengeluarkan foto-foto terbarunya. Kali ini ia mengangkat sebuah pusat rehabilitasi bagi anak-anak yg mengalami kecanduan game online di Tiongkok.
Suasana warnet di Tiongkok
Tiongkok bisa dibilang merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia, menurut laporan yg dituliskan Moleres berkisar diangka 632 juta pengguna internet. Bayangkan saja, sebanyak 113,000 cafe & warung internet bisa ditemukan di negara dengan jumlah penduduk terbesar sedunia ini. Sebagian besar warnet ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan para kalangan bawah mengakses internet, seperti para buruh migran & kalangan kekurangan. Warnet-warnet ini banyak membuka jasa 24 jam, bahkah tempat untuk menginap semalam. Namun ada yg dibuat khusus gaming dengan standar tinggi. Kafe-kafe gaming yg lebih ekslusif ini dilengkapi juga dengan kursi empuk agar para gamer di kota-kota besar betah berlama-lama disana.
Anak-anak pecandu internet sedang mengobrol ringan dengan psikiater
Dari ratusan juta pengguna internet tersebut, pemerintahan terkait memberikan pernyataan ke Moleres bahwa 10% dari anak-anak pengguna internet merupakan pecandu internet. Jumlah yg tidak sedikit. Nah salah satu pusat rehabilitasi di Tiongkok berada di selatan Beijing. Tempat ini merawat 62 laki-laki & 6 perempuan pecandu berat internet. Mereka ditangani oleh seorang dokter militer bernama Tao Ren yg juga merupakan ahli di penanganan pecandu heroin. Ia menggunakan teknik militer untuk merawat anak-anak ini. Tao Ren sendiri memperkirakan bahwa jumlah pecandu internet di Tiongkok adalah 24 juta orang.
Pasien sedang dianalisa secara neurologis
Pendekatan yg dilakukan oleh pusat rehabilitasi untuk merawat anak-anak penderita Internet Gaming Disorder ini salah satunya melakukan pengecekan secara neurologis, tampak gambar diatas salah satu anak sedang dimonitor kegiatan otaknya. Kelainan ini dideskripsikan oleh Asosiasi Psikiater Amerika ini sebagai fenomena baru dimana bermain game online secara berlebihan mengakibatkan gangguan klinis & tekanan. Sejak tahun 2013, asosiasi ini bahkan masih belum banyak melakukan riset lebih untuk mengklasifikasikan kelainan ini. Selain pengecekan sinyal otak, Tao Ren juga memimpin latihan-latihan secara militer untuk meningkatkan aktifitas otak & menghancurkan kebiasaan lama anak-anak pecandu game ini.
Anak-anak sedang bermain di dalam pusat rehabilitasi. Huang Qi Jun (kanan) bermain game online semenjak umur 10 tahun
Di Tiongkok, menurut Tao Ren yg bercerita ke Moleres, penyebab kelainan ini ada berbagai macam. Salah satunya adalah kurangnya pengawasan orang tua yg sangat sibuk dengan pekerjaannya. Di era sekarang ini, apalagi negara Tiongkok yg memiliki ekonomi sedang maju-majunya, orang tua sangat jarang menghabiskan waktu di rumah. Selain itu peraturan “keluarga berencana” disana juga membuat banyak anak yg tidak memiliki saudara alias anak tunggal. Ya, keluarga di Tiongkok dibatasi dengan satu anak saja. Hal ini tentu saja berpengaruh ke aktifitas anak-anak, mereka hanya dapat berinteraksi dengan komputer di rumah. Para gamer anak-anak juga demikian, mereka akhirnya bisa menemukan satu tempat dimana anak-anak bernasib sama seperti mereka, cafe internet. Mereka akhirnya dapat berinteraksi satu sama lain di aktifitas bermain mereka.
Tao Ren, dokter militer yg mengenakan pakaian resmi kerjanya di depan anak-anak pecandu internet
Moleres sendiri melihat fenomena ini & mengaitkannya dengan keadaan global sekarang. Ia merasa bahwa sekarang banyak anak-anak hidup terlalu bergantung dengan teknologi. Tidak hanya di Asia, tetapi kondisi ini mengancam seluruh kaum muda di dunia. Mari kita lihat foto-foto lainya dari Moleres mengenai tempat penyembuhan pecandu internet di Tiongkok ini.
Lihat obat-obatan yg harus diminum anak-anak ini
Ia yg masih menginjak 15 tahun. Cita-citanya menjadi ilustrator di Jepang
Leo (tengah) telah bermain game online semenjak 2005. Ia bisa menghabiskan 16 jam sehari saat tidak sekolah
Anak-anak sedang merapikan buku-buku mengenai kelainan akibat internet buatan Tao Ren
Pasien baru lebih suka mengisolasi dirinya sendiri & menghindari interaksi dengan yg lain
Anak-anak sedang bermain kartu di sela-sela rehabilitasi mereka
Pasien melakukan latihan militer tiap paginya
(function($) { $(function() { if (!$('#fb-root').size()) { $('body').append('
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena konten Inilah Nasib Anak-anak Korban Kecanduan Game Online! diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Forum N3 Nyit-nyit.net membahas Video games, indie games, standalone games, plugins, free games, game extensions, expansion packs, game episode, game cheat, cara curang, cheat engine, game mods, modifications, mods, development, total conversions, modification, enhancement, games, plugins, addons, extensions, episode, expansion packs. We talks about latest Game Cheats, Cracks, Keygens and Hacks. Hacks & Cheats and trainers for many other multiplayer games. Free download games, hacks, cheats tools, projects, graphics. We create Hacks for Games,Cheats Tools,Trainer Tools. Hack,Cheats,Hack iOS Games,Hack Android Games,Cheats facebook games, Online games hack. Inilah Nasib Anak-anak Korban Kecanduan Game Online!.
Seorang fotografer yg terkenal berkat dokumentasinya yg banyak mengenai pelanggaran hak asasi manusia, mulai dari buruh anak-anak di Guatemala hingga penahanan anak-anak bersama tahanan umum lainnya di Sierra Leone, bernama Fernando Moleres baru-baru ini kembali mengeluarkan foto-foto terbarunya. Kali ini ia mengangkat sebuah pusat rehabilitasi bagi anak-anak yg mengalami kecanduan game online di Tiongkok.
Suasana warnet di Tiongkok
Tiongkok bisa dibilang merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia, menurut laporan yg dituliskan Moleres berkisar diangka 632 juta pengguna internet. Bayangkan saja, sebanyak 113,000 cafe & warung internet bisa ditemukan di negara dengan jumlah penduduk terbesar sedunia ini. Sebagian besar warnet ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan para kalangan bawah mengakses internet, seperti para buruh migran & kalangan kekurangan. Warnet-warnet ini banyak membuka jasa 24 jam, bahkah tempat untuk menginap semalam. Namun ada yg dibuat khusus gaming dengan standar tinggi. Kafe-kafe gaming yg lebih ekslusif ini dilengkapi juga dengan kursi empuk agar para gamer di kota-kota besar betah berlama-lama disana.
Anak-anak pecandu internet sedang mengobrol ringan dengan psikiater
Dari ratusan juta pengguna internet tersebut, pemerintahan terkait memberikan pernyataan ke Moleres bahwa 10% dari anak-anak pengguna internet merupakan pecandu internet. Jumlah yg tidak sedikit. Nah salah satu pusat rehabilitasi di Tiongkok berada di selatan Beijing. Tempat ini merawat 62 laki-laki & 6 perempuan pecandu berat internet. Mereka ditangani oleh seorang dokter militer bernama Tao Ren yg juga merupakan ahli di penanganan pecandu heroin. Ia menggunakan teknik militer untuk merawat anak-anak ini. Tao Ren sendiri memperkirakan bahwa jumlah pecandu internet di Tiongkok adalah 24 juta orang.
Pasien sedang dianalisa secara neurologis
Pendekatan yg dilakukan oleh pusat rehabilitasi untuk merawat anak-anak penderita Internet Gaming Disorder ini salah satunya melakukan pengecekan secara neurologis, tampak gambar diatas salah satu anak sedang dimonitor kegiatan otaknya. Kelainan ini dideskripsikan oleh Asosiasi Psikiater Amerika ini sebagai fenomena baru dimana bermain game online secara berlebihan mengakibatkan gangguan klinis & tekanan. Sejak tahun 2013, asosiasi ini bahkan masih belum banyak melakukan riset lebih untuk mengklasifikasikan kelainan ini. Selain pengecekan sinyal otak, Tao Ren juga memimpin latihan-latihan secara militer untuk meningkatkan aktifitas otak & menghancurkan kebiasaan lama anak-anak pecandu game ini.
Anak-anak sedang bermain di dalam pusat rehabilitasi. Huang Qi Jun (kanan) bermain game online semenjak umur 10 tahun
Di Tiongkok, menurut Tao Ren yg bercerita ke Moleres, penyebab kelainan ini ada berbagai macam. Salah satunya adalah kurangnya pengawasan orang tua yg sangat sibuk dengan pekerjaannya. Di era sekarang ini, apalagi negara Tiongkok yg memiliki ekonomi sedang maju-majunya, orang tua sangat jarang menghabiskan waktu di rumah. Selain itu peraturan “keluarga berencana” disana juga membuat banyak anak yg tidak memiliki saudara alias anak tunggal. Ya, keluarga di Tiongkok dibatasi dengan satu anak saja. Hal ini tentu saja berpengaruh ke aktifitas anak-anak, mereka hanya dapat berinteraksi dengan komputer di rumah. Para gamer anak-anak juga demikian, mereka akhirnya bisa menemukan satu tempat dimana anak-anak bernasib sama seperti mereka, cafe internet. Mereka akhirnya dapat berinteraksi satu sama lain di aktifitas bermain mereka.
Tao Ren, dokter militer yg mengenakan pakaian resmi kerjanya di depan anak-anak pecandu internet
Moleres sendiri melihat fenomena ini & mengaitkannya dengan keadaan global sekarang. Ia merasa bahwa sekarang banyak anak-anak hidup terlalu bergantung dengan teknologi. Tidak hanya di Asia, tetapi kondisi ini mengancam seluruh kaum muda di dunia. Mari kita lihat foto-foto lainya dari Moleres mengenai tempat penyembuhan pecandu internet di Tiongkok ini.
Lihat obat-obatan yg harus diminum anak-anak ini
Ia yg masih menginjak 15 tahun. Cita-citanya menjadi ilustrator di Jepang
Leo (tengah) telah bermain game online semenjak 2005. Ia bisa menghabiskan 16 jam sehari saat tidak sekolah
Anak-anak sedang merapikan buku-buku mengenai kelainan akibat internet buatan Tao Ren
Pasien baru lebih suka mengisolasi dirinya sendiri & menghindari interaksi dengan yg lain
Anak-anak sedang bermain kartu di sela-sela rehabilitasi mereka
Pasien melakukan latihan militer tiap paginya
Di Indonesia sendiri fenomena ketagihan akan internet ini pernah dirasakan GrandC kru Duniaku.net sebagai mantan pemilik Game Quarter. Ia pernah menyaksikan anak-anak yg seharian penuh bermain game online. Mereka masih mengenakan seragam sekolahnya. Tentunya bagi citizen yg gamer & telah menjadi orang tua untuk selalu mengawasi perilaku & kebiasaan anak-anak tercinta. Seperti inilah dampak internet yg berlebihan. Tetap lakukan kegiatan ini sewajarnya & selalu awasi keluarga dekat kita berlebihan bermain internet. Kita tidak mau bukan anggota keluarga tersayang kita mengalami hal yg sama dengan anak-anak diatas?
sumber: Al-Jazeera
(function($) { $(function() { if (!$('#fb-root').size()) { $('body').append('
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena konten Inilah Nasib Anak-anak Korban Kecanduan Game Online! diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Forum N3 Nyit-nyit.net membahas Video games, indie games, standalone games, plugins, free games, game extensions, expansion packs, game episode, game cheat, cara curang, cheat engine, game mods, modifications, mods, development, total conversions, modification, enhancement, games, plugins, addons, extensions, episode, expansion packs. We talks about latest Game Cheats, Cracks, Keygens and Hacks. Hacks & Cheats and trainers for many other multiplayer games. Free download games, hacks, cheats tools, projects, graphics. We create Hacks for Games,Cheats Tools,Trainer Tools. Hack,Cheats,Hack iOS Games,Hack Android Games,Cheats facebook games, Online games hack. Inilah Nasib Anak-anak Korban Kecanduan Game Online!.