• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Inspirasi Iman Usman Dalam Membangun RuangGuru

Ophelia

Game Maniacs
Journalist

Agak sulit menemukan kantor RuangGuru. Letaknya berada di jalan Tebet Raya, Jakarta, & berada di dalam sebuah ruko.
Kantor RuangGuru bertempat di ruko berwarna kuning yg berdiri diantara kantor agen perjalanan & kantor Telkomsel.

Meski belum lama ini meraih putaran pendanaan seri A berjumlah 7 digit, kantor startup ini tetap sederhana. Bangunannya malah hampir tidak cukup menampung jumlah staf yg sudah sebanyak 60 orang.

CEO sekaligus Co-Founder RuangGuru, Iman Usman, mendirikan RuangGuru pada tahun 2013 bersama sahabatnya, Belva Devara. Kini, RuangGuru adalah satu dari sedikit startup edtech di Asia Tenggara yg telah memperoleh tahap pendanaan Seri-A. RuangGuru memiliki peluang yg bagus untuk menjadi startup ternama di Indonesia tahun ini, & mereka memiliki ambisi tersendiri.

Tiga faktor yg tampaknya berhasil mendukung kehadiran startup ini adalah pasar yg luas, investor yg tepat, & pendiri yg luar biasa.
Baca juga: Dengan Investasi Seri-A, Ruangguru Berambisi Menjadi Pemimpin Layanan Pendidikan di Asia
Berawal dari mencari guru privat, berakhir dengan gagasan bisnis
Iman Usman, co-founder RuangGuru yg baru menginjak usia 24.

Iman, yg baru berumur 24 tahun, memaparkan kisah sederhana bagaimana awal mula ia & Belva mendirikan RuangGuru. Keduanya berkesempatan melanjutkan pendidikan ke USA. Untuk mempersiapkan tes yg akan mereka hadapi, mereka mencoba mencari guru privat online yg sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam proses pencariannya, mereka menyadari bahwa pasar ini tak beraturan & tak efisien.

Hanya sedikit tempat bimbingan belajar yg terdaftar di Indonesia, & tiga tempat bimbel ternama di Indonesia hanya memiliki sekitar 200.000 hingga 300.000 siswa yg bergabung. Sedangkan Iman tahu bahwa secara keseluruhan di Indonesia ada 60 juta anak-anak & remaja yg masih bersekolah. Dari sini ia sadar bahwa ada pasar yg luas & belum terjamah untuk ia gali.

Sehingga muncul gagasan untuk membangun marketplace bagi guru privat. Nantinya, marketplace ini akan menjembatani pencarian antara siswa & guru privat, membuat prosesnya menjadi lebih transparan dengan cara pemberian rating & review, & mempermudah prosedur pembayaran.

Selanjutnya, ada kisah panjang yg mewarnai perjalanan Iman yg kini memimpin startup edtech. Ia tak begitu saja dilahirkan sebagai wirausahawan. Ada kisah yg patut untuk diceritakan, sebab kisah ini mampu menyadarkan para orang tua & calon wirausahawan bahwa inspirasi bisa datang dari mana sajabahkan dari tempat yg mereka anggap paling konyol sekalipun.
Sentuhan magis
Iman bisa dibilang merupakan anak yg spesial. Ia sudah mulai menulis blog sejak masih duduk di bangku SD. Pada usia 10 tahun, ia meluncurkan organisasi nirlaba pertamanya (mengajar teman sebaya tanpa memungut biaya). Saat ia menapaki jenjang SMP, ia mulai menjalankan bisnis online pertamanya.

Tahun-tahunnya selama berseragam sekolah & duduk di bangku kuliah, Iman lewati dengan gelimang pencapaian & penghargaan atas kepemimpinannya dalam gerakan kepemudaan serta kesuksesan akademisnya. Ia melanjutkan program pascasarjana di Columbia University dengan beasiswa penuh. Ia gunakan beasiswa itu untuk mengejar gelar S2 di bidang pendidikan.

Kamu pasti berpikir kalau anak seperti Iman dibesarkan di lingkungan akademis yg berprestasi & berorientasi global, justru sebaliknya. Iman tumbuh besar di kota Padang, Sumatera Barat, jauh dari hiruk-pikuk ibukota Indonesia, Jakarta. Ia satu-satunya anak laki-laki & juga anak bungsu dalam keluarganya yg terdiri dari enam anak. Kedua orang tuanya tak mengenyam pendidikan kuliah. Lingkungan & didikan yg ia peroleh tergolong tradisional & sederhana.

Ada hal yg memantik diri Iman ketika ia masih berusia belia. Hal itu adalah internet.

Rasanya menggelikan, orang-orang selalu menduga bahwa saya terinspirasi oleh tokoh tertentu, ia tertawa. Namun, sesungguhnya tidak demikian.
Kampung halaman Iman di Padang, Sumatera Barat.

Alih-alih bertanya kepada seorang mentor / guru, perspektif & ambisi Iman saat ini, awalnya berkembang lewat dedikasinya dalam menekuni hobi yg tak disukai orang tuanya. Iman kecil adalah penggemar Harry Potter garis keras. Ia habiskan berjam-jam waktunya untuk berselancar di dunia maya, chatting dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia di komunitas Harry Potter, & memainkan game yg merupakan adaptasi dari novelnya.

Ia paksa dirinya untuk belajar Bahasa Inggris secara otodidak karena ia tak sabar menunggu buku terjemahan novel tersebut yg tak kunjung keluar. Berkat Harry Potter jugalah Iman menemukan passion untuk mengajar.

Dalam sebuah game tentang sekolah yg berisi para penyihir fiksi yg terkenal, Hogwarts, ia meningkatkan level permainannya. Dari yg semula berperan sebagai murid, hingga kemudian mengajar sebagai profesor Astronomi. Game ini juga menjadi bagian dari kisah perjalanannya selama lima tahun.

Saya ingin orang lain memandang saya & keluarga saya dengan cara yg berbeda.

Iman tertawa mengingat kembali bagaimana tergila-gilanya ia pada Harry Potter, namun ia tak menyangkal bahwa novel tersebut membawa pengaruh besar bagi dirinya. Persahabatan, keberanian, & kemauan untuk belajaritulah nilai-nilai yg ia serap selama berkelana di dunia fantasi. Kemampuan sosial & akademisnya lah yg berhasil menghadirkan nilai-nilai tersebut ke dunia nyata.

Saya ingin orang lain memandang saya & keluarga saya dengan cara yg berbeda. Saya ingin tunjukkan bahwa pendidikan merupakan kendaraan dalam meraih impian, ujarnya mantap.
Baca juga: EdTech Indonesia Ingin Percepat Perkembangan Mobile learning di Indonesia
Meningkatkan edukasi publik
Iman berjuang meningkatkan taraf hidupnya lewat pendidikan, namun hasratnya untuk meningkatkan sistem pendidikan di negara ini tak berhenti di sana.

Saya salah seorang yg mengkritisi jalannya pendidikan di Indonesia, katanya.

Memang benar, Indonesia terkenal akan performanya yg rendah dalam peringkat pendidikan global, contohnya adalah studi PISA (Programme for International Student Assessment).

Dalam studi PISA, kita menempati peringkat ke-64. Kita tertinggal dari banyak negara Asia lainnya. Namun dari 60 juta siswa yg terdaftar, kami menempati urutan keempat sebagai negara dengan sistem pendidikan terbesar di dunia, imbuh Iman.

Ia merupakan salah seorang yg mendukung gagasan bahwa pendidikan adalah hak publik & seharusnya gratis bagi semua orang. Namun ia juga meyakini bahwa kualitas guru yg ada saat ini belum mencukupi. Oleh karena itulah para orang tua harus memberikan pilihan pelajaran ekstrakurikuler untuk mengisi kekurangan tersebut.
Dua gadis yg tersenyum manis dalam balutan seragam sekolah yg sempat saya abadikan gambarnya.

Saat siswa tak merasa mendapatkan pendidikan yg berkualitas di sekolah umum, mereka mencari sumber pendidikan lain di luar sekolah. Siswa juga sangat tertekan saat akan menghadapi ujian. Wajar jika mereka menginginkan waktu belajar tambahan. Itu hal yg lumrah dilakukan oleh siswa di Asia. Cina & Singapura juga demikian, ucap Iman.
Baca juga: Tes.ruangguru.com, Platform Belajar Ujian Online Gratis dari RuangGuru
Model bisnis RuangGuru
Karena pendidikan yg diajarkan oleh guru di sekolah umum kurang berkualitas, guru privat menjadi begitu diminati.

Para siswa beranggapan kalau yg namanya guru biasanya sudah tua & cenderung membosankan dalam mengajar. Saat mereka mencari guru privat, mereka ingin guru yg usianya lebih muda dari guru pada umumnya, sehingga mereka dapat dengan mudah berdiskusi dengannya, sahut Iman.

Siswa yg terdaftar di RuangGuru dapat memesan paket bimbingan tertentu. Paket reguler biasanya berisi delapan jam. Biayanya Rp100 ribu per jam. Pertemuan pertama tidak dikenakan biaya, & selanjutnya siswa dapat memutuskan apakah mereka ingin melanjutkan dengan pengajar saat itu / mencari pengajar yg lain.

Pelajaran yg paling banyak peminatnya, ungkap Iman, adalah matematika, selanjutnya disusul Bahasa Inggris. Permintaan dari kedua pelajaran itu saja mencakup 65 persen pasar mereka. Guru privat di RuangGuru juga mengajar banyak hal lainnya. Jika pelajaran tertentu belum ditawarkan oleh 24 ribu guru privat yg telah terdaftar, siswa dapat mengajukan permintaan.

RuangGuru mengambil 20 persen dari setiap nilai transaksi. Sehingga, jika misalkan satu siswa membayar Rp800 ribu per paket, RuangGuru mengambil Rp160 ribu & sisanya diserahkan kepada guru privat yg bersangkutan.

Menurut Iman, di lembaga bimbingan pada umumnya, guru privat hanya memperoleh pendapatan sebesar 40 hingga 60 persen dari uang yg dibayarkan oleh siswa. Namun, pendapatan RuangGuru saat ini masih dirahasiakan.

Jika siswa & guru privat merasa cocok & memperoleh hasil pembelajaran yg diinginkan dalam dua pertemuan pertama, siswa didorong untuk berlangganan secara reguler.

Sebagai seorang guru privat, kamu bukan hanya mengajar & menyampaikan pelajaran kepada siswa. Namun kamu juga menjadi pembimbing mereka.

Iman mengungkapkan bahwa retention rate mereka, yaitu saat seorang siswa yg mencoba suatu paket pembelajaran merasa cocok & kemudian memutuskan berlangganan, sangat tinggi, yaitu 70 persen.

Perusahaan yg menjadi model bisnis RuangGuru adalah edtech asal Cina TutorGroup, yg baru-baru ini menyandang status sebagai startup unicorn. Retention rate di TutorGroup, masih menurut Iman, adalah 95 persen. Dan mereka mengenakan biaya berlangganan sebesar $25.000 (sekitar Rp345 juta) per tahunnya.
Lebih dari sekadar marketplace
Produk utama yg ditawarkan oleh RuangGuru adalah bimbel secara privat, namun mereka telah berkembang pesat di ranah teknologi pendidikan.
Ruang bagian layanan konsumen.

Di penghujung bulan Maret nanti, Iman berharap perusahaannya dapat menyelesaikan transformasi teknis yg nantinya akan menyempurnakan aplikasi mobile mereka, termasuk juga peluncuran fitur baru. Iman menjelaskan produk tersebut sebagai jawaban berbasis on-demand.

Siswa dapat memotret soal yg sedang mereka hadapi, contohnya salah satu soal pekerjaan rumah mereka, & mengirimkannya lewat aplikasi kapanpun mereka mau. Algoritma pencocokan mencari guru privat yg mungkin dapat menyelesaikan masalah yg sedang dihadapi siswa tersebut, & mengirimkan notifikasi.

Guru privat & siswa nantinya dapat melanjutkan diskusi lewat chatting untuk menyelesaikan masalah besama-sama. Biaya dihitung per menit. Iman mengatakan bahwa dalam percobaan yg dilakukan RuangGuru, rata-rata waktu yg dihabiskan untuk memecahkan permasalahan adalah enam hingga sepuluh menit.

Elemen penting lainnya yg dimiliki RuangGuru adalah pertumbuhan platform persiapan ujian mereka. Siswa dapat melakukan persiapan ujian, seperti tes TOEFL, dengan menyelesesaikan soal-soal secara online. Ada juga tes persiapan ujian nasional / UN yg diadakan setiap tahun.

Memperluas platform tes online adalah cara Iman untuk berkontribusi bagi lemahnya sistem pendidikan di Indonesia, sebab platform itu bukan hanya diciptakan untuk menguji siswa, namun juga guru.

Sekolah begitu fokus dalam mempekerjakan guru. Namun kita perlu mencari cari bagaimana mengevaluasi kinerja mereka, katanya.

Dengan menciptakan sarana tes online bagi guru, Iman yakin, RuangGuru dapat membantu pemerintah untuk mengetahui mana guru yg belum terlatih dengan baik sejak awal & memantau perkembangan mereka.

Menawarkan layanan persiapan ujian secara cuma-cuma adalah cara yg efektif bagi RuangGuru dalam meyakinkan pemerintah untuk mencoba layanan mereka. Kerja sama dengan pemerintah dapat membantu RuangGuru untuk meningkatkan cakupan pasar yg lebih luas, pengguna yg baru, & kredibilitas.
Investasi dari Venturra
Dengan marketplace bimbel mereka, platform tes, & pemecahan soal masalah secara on-demand, RuangGuru menjadi tempat yg begitu unik di lingkungan edtech di Indonesia. Startup lain sedang mencoba solusi kolaborasi online, komunikasi antar guru & orang tua, / kursus online.
Potret pendidikan di wilayah Timur Indonesia, Flores.

Cara pendekatan RuangGuru terhadap pendidikan di Indonesia, dengan model bisnis yg sudah teruji, pasti menjadi alasan kuat mengapa Venturra Capital yakin untuk memberikan investasi Seri-A berjumlah tujuh digit ke rekening perusahaan ini pada bulan Desember lalu.

Angka pastinya tak diungkap ke publik, namun menurut Stefan Jung, salah satu partner mereka, rata-rata investasi yg Venturra tanam ada di kisaran angka $2 juta (sekitar Rp27,5 miliar) hingga $5 juta (sekitar Rp68,7 miliar.

Venturra Capital merupakan VC yg usianya relatif baru & berfokus di Asia Tenggara. VC ini terhubung dengan Lippo Group, konglomerat Indonesia. Salah satu partner Venturra adalah John Riady, direktur Lippo Group.

Namun menurut Iman, keputusan untuk memberikan pendanaan kepada RuangGuru tidak serta merta dilakukan begitu saja. Bahkan, kata Iman, partner Venturra bernegosiasi dengan RuangGuru dalam waktu yg cukup lama, saat mereka masih menjadi bagian dari perusahaan awal Venturra, yaitu Lippo Group Digital Ventures. Orang yg memimpin negosiasi tersebut adalah Rudy Ramawy, yg kebetulan sudah akrab dengan RuangGuru.

Iman juga telah menjalin hubungan baik dengan John Riady. Keduanya adalah bagian dari salah satu komunitas yg didirikan oleh World Economic Forum, yaitu Global Shapers. Keluarga Riady memiliki peran penting bagi iman, karena berkat beasiswa dari mereka Iman dapat melanjutkan pendidikan ke Amerika Serikat.

Lippo Group memiliki cabang usaha dalam berbagai sektor. Di antaranya adalah properti, rumah sakit, ritel, & pendidikan. Lippo adalah pemilik sekolah & universitas Pelita Harapan, yg menurut Iman adalah jaringan pendidikan terbesar di Indonesia.

Mereka bersikap pragmatis terhadap valuasi, mereka cocok dengan kemauan kami, ujar Iman saat menjelaskan kenapa ia & Belva memilih untuk bekerja sama dengan Venturra.

Dengan menjalin hubungan bersama Lippo, kami melihat bahwa mereka dapat memberi sesuatu yg lebih daripada uang. Kami dapat saling membantu dalam berbagai aspek. Mereka dapat membantu kami dengan investasi selanjutnya serta dalam mencari koneksi, katanya.

Kami beruntung, kini banyak VC yg tak hanya mencari startup e-commerce. Mereka mencari gagasan baru, unik serta dengan berisikan tim yg baik.

Iman juga mengatakan kalau dia terkesan dengan tingkat pemahaman yg dimiliki oleh tim dari Venturra terhadap sektor pendidikan serta keunikan karakteristiknya di Indonesiakualitas yg ia anggap tak dimiliki oleh investor lain yg mengungkapkan ketertarikannya kepada RuangGuru. Dan ada banyak investor yg seperti itu.

Kami telah berdiskusi dengan banyak VC. Kami beruntung, kini banyak VC yg tak hanya mencari startup e-commerce. Mereka juga mencari gagasan baru, unik serta dengan berisikan tim yg baik, ujar Iman.

Dengan semakin dekatnya waktu peluncuran platform & aplikasi mereka, RuangGuru siap melebarkan sayapnya di Indonesia & tak menyangkal ingin berekspansi ke berbagai wilayah jika semua hal berjalan semestinya.

Tahun 2016 ini, sebisa mungkin kami ingin hadir di banyak kota, kata Iman. Saat ini kami telah hadir di 70 persen wilayah yg ada di Jakarta. Dengan platform tes & kerja sama dengan pemerintah, kami berharap dapat memperluas layanan kami di semua kota, di semua pulau yg ada di Indonesia. Sebab, persiapan ujian berlaku di seluruh Indonesia. Berurusan dengan pemerintah bisa melelahkan, tetapi ini sepadan dengan hasilnya. tutupnya.
Baca juga: [Update] Kumpulan Startup Pendidikan di Indonesia

(Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia Ahmad & diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)

Dikutip dari sini
 
Top