• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Investasi besar untuk teknologi virtual reality

Ophelia

Game Maniacs
Journalist

Sebagian pemerhati teknologi memprediksi virtual reality (VR) akan menjadi sebuah fenomena. Uang yg jumlahnya tidak sedikit juga telah dikucurkan untuk mengembangkan ranah digital baru ini, tempat yg (mungkin) dalam beberapa tahun ke depan kita akan menghabiskan sebagian besar waktu online kita. Namun, apakah antusiasme para investor ini beralasan?

Kabar paling menarik perhatian tentu saja datang dari Facebook yg mengakuisisi startup VR & pionir teknologi ini, Oculus VR, dengan mahar senilai $2 miliar (sekitar Rp27,6 triliun) pada tahun 2014 lalu. Facebook tertarik untuk mengubah tren teknologi VR ini dari yg tadinya sekadar teknologi asing menjadi industri yg nyata dengan potensi yg luar biasa.
Baca juga: Oculus VR Dibeli oleh Facebook dengan Harga 22 Triliun!

Namun jejaring sosial tersebut bukanlah satu-satunya yg berani menggelontorkan modal melimpah untuk teknologi VR. Pada awal tahun ini, sebuah pabrikan gaming mobile asal negeri sakura, DeNa, ikut terlibat dalam tahap pendanaan awal & juga tahap lanjutan bagi perusahaan-perusahaan VR.

Kabar paling baru, Colopl, sesama developer mobile game asal Jepang, mengumumkan kalau mereka akan mulai menginvestasikan uang sebesar $50 juta (sekitar Rp690 miliar) untuk bantu mengembangkan aplikasi & game berbasis VR. Kemudian ada juga Presence Capital, venture capital terkemuka yang dibentuk khusus untuk memberikan modal kepada perusahaan yg mengembangkan teknologi VR & Augmented Reality (AR).
Harapan virtual
Masalahnya, semua investasi tersebut dimaksudkan sebagai langkah antisipasi jika teknologi VR ini nantinya akan booming & dipakai oleh jutaan pengguna. Namun sejauh ini, kami belum melihat tanda-tanda kalau tren ini sedang mengarah ke sana. Kita sudah sampai pada lembaran akhir tahun 2015, namun proyek-proyek VR yg dicanangkan semisal Oculus Rift, Vive milik HTC & Valve, serta Playstation VR-nya Sony belum terlihat akan dirilis dalam waktu dekat ini.

Selain itu, meski sudah banyak prediksi berapa biaya yg akan mereka keluarkan untuk teknologi ini, namun di sisi lain belum jelas berapa yg akan mereka investasikan untuk aplikasi / game di perangkat VR ini nantinya. Sudah ada beberapa demo yg bisa dicoba, beberapa judul aplikasi / game yg akan mengadopsi teknologi ini, namun masih berhenti di sana.
Baca juga: Kumpulan Perusahaan Besar yg Sedang Mengembangkan Teknologi VR

Mustahil untuk melupakan teknologi istimewa terdahulu seperti 3D yg berakhir mengecewakan. Tidak ada produsen yg mampu menjual perangkat 3D dengan laris karena minimnya konten berkualitas untuk perangkat tersebutdan juga karena peminatnya saat itu sangat sedikit. Dan ingat, ini merupakan teknologi VR generasi keduagenerasi pertama bahkan tak sempat mencicipi kesuksesan.
Bukan hanya untuk game
Jika teknologi VR digadang meraih kesuksesan luas, teknologi ini harus terjual lebih banyak dari konsol game. Saat Facebook mengumumkan akuisisi mereka terhadap Oculus, Mark Zuckerberg mengatakan bahwa bermain game menggunakan VR hanyalah awal permulaan.

“Setelah selesai dengan urusan gaming, kami akan menjadikan Oculus sebagai platform untuk menunjang pengalaman lain. Bayangkanlah kita dapat menikmati pertandingan tenis, belajar di dalam kelas yg berisi murid-murid & para guru dari seluruh penjuru dunia, / berkonsultasi dengan dokter pribadi secara tatap mukahanya dengan mengenakan perangkat VR dari rumah. Ini adalah platform komunikasi yg benar-benar baru.”

Rencana tersebut memang bagus, namun perkembangan VR jarang terdengar lagi setelah pernyataan Mark tersebutselain soal urusan game, hanya sedikit informasi yg sampai ke telinga publik mengenai pengalaman berkomunikasi yg nantinya akan menjadikan VR sebagai platform yg menjanjikan, ketimbang menjadi sensasi sesaat.

Dana segar dari Colopl mungkin menjadi kabar yg menggembirakan bari para pengembang game. Sang CEO, Naruatsu Baba, menegaskan, dengan cara seperti ini perusahaannya dapat mendukung VR merambah ranah lain selain video game, & yg paling penting mampu menyuguhkan pengalaman baru yg belum pernah dirasakan oleh umat manusia sebelumnya. Namun mereka masih meminta para pengembang untuk membangun pengalaman tersebut, mengingat potensi audiensnya belum kelihatan & platform dasarnya yg masih sangat fragmented.
Baca juga: 4 Alasan Virtual Reality Masih Akan Jauh dari Realita Sehari-Hari

Para developer game juga menemukan tantangan berat dalam menciptakan konten khusus VR. Keunikan media ini memerlukan pemikiran ulang yg tak main-main dalam tata cara pengembangan & desainnya. Kita ambil contoh, desainer game yg biasa menyampaikan narasi lewat cut scene film sadar kalau sekarang mereka tak dapat mengambil alih kontrol kamera dari sang pemain, dikarenakan kamera tersebut adalah mata sang pemain yg digunakan untuk melihat dunia virtual.

Sementara desainer yg bergerak di ranah lain kemungkinan juga menghadapi kendala yg sama. Dan seperti yg terjadi pada teknologi yg sudah-sudah, satu-satunya cara untuk meningkatkan pengalaman ini adalah membiarkan para audiens mencobanya sembari terus meningkatkan teknologi dari masukan para pengguna. Yang pada akhirnya kembali lagi ke tantangan semula: membuat orang-orang menggunakan perangkat VR.


Pasangkan ke smartphone kamu
Mungkin berlebihan jika meminta konsumen awam untuk membeli perangkat VR premium yg (barangkali) ditawarkan oleh Oculus, Sony, & HTC. Beruntung, ada cara yg lebih terjangkau bagi masyarakat untuk mencoba teknologi ini, yaitu dengan cara memanfaatkan teknologi yg telah banyak dipakai masyarakat: smartphone.

Penggunaan serta jangkauan perangkat mobile begitu luas , khususnya di wilayah Asia. Makanya tak heran jika bermunculan nama-nama seperti Gear VR milik Samsung hingga perusahaan streaming video asal Cina, Letv, yg baru saja mengumumkan headset LeVR COOL1. Dengan produk ini, kamu sudah punya sebagian perangkat untuk menikmati perjalanan virtual yg bisa dibawa-bawa dalam saku.
Baca juga: Virtual Reality sebagai Metode Marketing, Ampuhkah?

Langkah seperti investasi Colopl ini mungkin akan berdampak baik untuk menghadirkan pengalaman VR yg menyasar smartphone terlebih dahulu, dengan harapan membuat mereka bermigrasi menggunakan perangkat VR sungguhan.

CEO dari Colopl mengatakan bahwa pada tahun 2020 nanti, pasar VR diperkirakan akan menyentuh angka $30 miliar (sekitar Rp414 triliun). Jika terbukti benar, mungkin saat itu sudah terjadi sinergi antara perangkat keras yg terjangkau dengan perangkat lunak yg mumpuni. VR tak boleh hanya menjadi teknologi baru yg keren saja. Teknologi ini harus memiliki sesuatu yg diinginkan orang-orang.

(Diterjemahkan olah Faisal Bosnia & diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)

Dikutip dari sini
 
Top