"Saya tak ingin terdengar sombong tapi Gianluigi Buffon, Giorgio Chiellini, Andrea Barzagli dan saya adalah kombinasi pertahanan terbaik di dunia. Statistik tidak berbohong."
Kalimat tersebut datang dari Leonardo Bonucci bulan kemarin sebagaimana bek 27 tahun itu menggambarkan, sejak awal musim 2011/12, Bianconeri memiliki catatan pertahanan terbaik dalam kancah sepakbola Eropa.
Mereka kebobolan 82 gol dari total 144 laga dengan rasio 0.57 per laga. Hanya Bayern Munich lebih sedikit – 76 gol – namun 14 laga lebih sedikit dengan rasio 0.58 per laga. Selebihnya, tidak ada klub lain yang mendekati. Paris Saint-Germain kebobolan 117 gol, Barcelona 121, Atletico Madrid 128, Real Madrid 139, Manchester City 134, Chelsea 138, Manchester United 149 dan Arsenal 159.
Musim ini, Juventus baru kemasukan 15 gol di Serie A Italia dan 25 di semua kompetisi. Sekali lagi, hanya Bayern lebih sedikit (21 secara total) dalam jajaran klub top Eropa, meski mereka memainkan laga lebih sedikit pula. Di liga lain, PSG sudah kebobolan 30 (total 43), Chelsea 26 (40), Man Utd 30 (37), Arsenal 32 (48), Man City 34 (53), Atletico 25 (38) dan Real Madrid 27 (40). Barcelona memang baru kemasukan 19 kali di La Liga Spanyol, akan tetapi 11 gol lainnya diterima di Piala domestik.
Ada banyak alasan mengapa pertahanan Juventus sangat kuat. Deretan pemain belakang mereka telah bermain bersama dalam beberapa tahun terakhir. Buffon dan Chiellini sudah dalam satu dekade dan bersama dengan Barzagli telah bertandem di skuat Italia sejak 2004. Bonucci saat ini menapaki musim kelima di Turin. Mereka mencatatkan lebih dari 300 penampilan, meraih 17 Scudetti serta medali Piala Dunia.
"Pertahanan Juve terdiri dari individu hebat yang memiliki perpaduan solid dan telah bermain bersama sejak lama. Ini membuat mereka menjadi salah satu pertahanan yang paling dapat diandalkan dan kompak secara internasional," tutur mantan bek Bianconeri, Moreno Torricelli, yang merupakan man of the match dalam kemenangan final Liga Champions 1996 atas Ajax, kepada Goal.
"Bonucci, Barzagli dan Chiellini adalah pemain hebat. Saya juga terkesan dengan Barzagli. Ia telah memainkan permainan yang mengesankan sejak kembali dari cedera. Stephan Lichtsteiner juga merupakan salah satu bek sayap terbaik."
Penambahan pada musim panas lalu dengan menggaet Patrice Evra, yang punya mental juara, menambah mentalitas tim. Kombinasi mereka selalu menyulitkan lawan dan mungkin hanya Atletico Madrid di tangan Diego Simeone, yang terkenal dengan permainan agresif dan kekuatan mental, dapat menyamai peragaan strategi bertahan yang sangat rapat milik Juventus.
"Tentu Juve punya salah satu pertahanan terbaik," tutur Simeone, yang mengantar Atletico ke final Liga Champions musim lalu dengan hanya kebobolan enam gol dari 12 laga, kepada Goal.
"Itu adalah tradisi Juventus. Struktur klub mereka selalu punya pertahanan kuat dan tentu kekuatan serangan mereka melalui serangan balik - kecepatan dan pergerakan eksplosif ke depan. Mereka akan menjadi pesaing juara Liga Champions yang rumit."
Selanjutnya bagi Juventus di Liga Champions adalah bertemu perempat-finalis kejutan AS Monaco, satu di antara tiga tim (selain Atletico dan Bayern) yang kebobolan lebih sedikit dalam turnamen tersebut dari Juventus. Klub Ligue 1 Prancis, yang mencatatkan 1400 tanpa kemasukan sejauh ini, mungkin akan melontarkan argumen terhadap pernyataan Bonucci.
Secara kolektif dan taktik, Monaco juga termasuk unit yang impresif dan cerdas memainkan serangan balik cepat Hanya saja, perhitungan mereka saat melawan Arsenal sebelum ini (kalah 2-0 di kandang usai menang 3-1 di London) menggambarkan mereka tidak memiliki pengalaman setangguh Juventus saat memproteksi keunggulan.
Tidak seperti banyak tim, Bianconeri juga telah mendemonstrasikan fleksibilitas taktik mereka. Di bawah pelatih sebelumnya Antonio Conte, mereka mudah ditebak menggunakan formasi 3-5-2. Massimiliano Allegri berbeda, ia mengubah taktik favoritnya dari 4-3-1-2 ke 4-3-2-1, kembali ke 3-5-2, dan juga kadang memakai 4-3-3. Apapun sistem atau skenarionya, Juventus jarang rapuh di belakang.
"Bersama Allegri, Juve mampu bermain sama baiknya dengan tiga maupun empat bek," imbuh Torricelli. "Memiliki alternatif lain dan mampu menerapkannya, bahkan saat berlaga, memberikan mereka keuntungan."
Si Nyonya Tua, selngkah lagi menatap Scudetto keempat beruntun mereka, jelas tanpa celah berarti. Secara area, postur Chiellini, Bonucci, Barzagli, serta kecerdikan Evra, sangat jarang kewalahan saat menghadapi umpan silang. Secara fisik, sedikit penyerang yang mampu mengimbangi bek Italia, yang juga dikawal oleh gelandang papan atas.
"Pertahanan tidak hanya berbicara tentang dua atau tiga orang pemain belakang, namun sikap dari keseluruhan penggawa tim," sebut Torricelli.
"Solidnya pertahanan juga didasari pada kuatnya lini tengah. Dan barisan gelandang Juve, dengan [Arturo] Vidal, [Claudio] Marchisio dan [Paul] Pogba, yang menekan dari lini kedua, merupakan salah satu yang tertangguh di dunia."
Kiper hebat Buffon, meski kelincahan dan refleksnya menurun, tetap mampu menjadi pemimpin yang baik. Harus membutuhkan sesuatu yang spesial untuk menaklukkannya dari lini kedua – ia baru kebobolan dua kali dari luar kotak penalti sejauh ini, di mana keduanya hanya tipis di luar area itu.
Satu-satunya tim yang mengancam Juventus dan ingin dihindari saat undian perempat-final Liga Champions lalu adalah Bayern Munich – yang mengalahkan mereka 4-0 secara agregat di fase yang sama dua tahun lalu. Kekuatan The Bavarians – dalam menyerang dan bertahan – sangat solid. Sulit untuk menembus gawang yang gemar memonopoli – rasio penguasan bola Bayern 67 persen, merupakan yang terbaik di Eropa saat ini.
Kemampuan Barcelona untuk menguasai bola secara lama menjadi salah satu alasan mereka sedikit kebobolan - terlepas dari tingak kedisiplinan bek mereka. Namun, seperti sang seteru Real Madrid, dominan menyerang tapi punya kelemahan dalam pertahanan - seperti terlihat saat diimbangi Sevilla 2-2 akhir pekan kemarin.
Torricelli kukuh bahwa Juventus "sama sekali tidak merasa inferior terhadap Bayern, Real Madrid maupun Barcelona" ketika membahas kekuatan pertahanan.
Berdasarkan statistik, performa dan sejarah, hanya Bayern dan - jika mampu kembali ke bentuk terbaik - Atletico Madrid mampu menyamai kekuatan pertahanan Juventus. Angka jelas tidak berbohong – dan apabila mampu meredam serangan Monaco, Rabu (15/4) dini hari, maka Bonucci akan punya alasan lebih untuk dapat menegaskan klaim atas pertahanan terbaik di dunia.
liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, Juventus Punya BBC, Apakah Mereka Yang Terbaik Dalam Bertahan?
Kalimat tersebut datang dari Leonardo Bonucci bulan kemarin sebagaimana bek 27 tahun itu menggambarkan, sejak awal musim 2011/12, Bianconeri memiliki catatan pertahanan terbaik dalam kancah sepakbola Eropa.
Mereka kebobolan 82 gol dari total 144 laga dengan rasio 0.57 per laga. Hanya Bayern Munich lebih sedikit – 76 gol – namun 14 laga lebih sedikit dengan rasio 0.58 per laga. Selebihnya, tidak ada klub lain yang mendekati. Paris Saint-Germain kebobolan 117 gol, Barcelona 121, Atletico Madrid 128, Real Madrid 139, Manchester City 134, Chelsea 138, Manchester United 149 dan Arsenal 159.
Musim ini, Juventus baru kemasukan 15 gol di Serie A Italia dan 25 di semua kompetisi. Sekali lagi, hanya Bayern lebih sedikit (21 secara total) dalam jajaran klub top Eropa, meski mereka memainkan laga lebih sedikit pula. Di liga lain, PSG sudah kebobolan 30 (total 43), Chelsea 26 (40), Man Utd 30 (37), Arsenal 32 (48), Man City 34 (53), Atletico 25 (38) dan Real Madrid 27 (40). Barcelona memang baru kemasukan 19 kali di La Liga Spanyol, akan tetapi 11 gol lainnya diterima di Piala domestik.
Ada banyak alasan mengapa pertahanan Juventus sangat kuat. Deretan pemain belakang mereka telah bermain bersama dalam beberapa tahun terakhir. Buffon dan Chiellini sudah dalam satu dekade dan bersama dengan Barzagli telah bertandem di skuat Italia sejak 2004. Bonucci saat ini menapaki musim kelima di Turin. Mereka mencatatkan lebih dari 300 penampilan, meraih 17 Scudetti serta medali Piala Dunia.
"Pertahanan Juve terdiri dari individu hebat yang memiliki perpaduan solid dan telah bermain bersama sejak lama. Ini membuat mereka menjadi salah satu pertahanan yang paling dapat diandalkan dan kompak secara internasional," tutur mantan bek Bianconeri, Moreno Torricelli, yang merupakan man of the match dalam kemenangan final Liga Champions 1996 atas Ajax, kepada Goal.
"Bonucci, Barzagli dan Chiellini adalah pemain hebat. Saya juga terkesan dengan Barzagli. Ia telah memainkan permainan yang mengesankan sejak kembali dari cedera. Stephan Lichtsteiner juga merupakan salah satu bek sayap terbaik."
Penambahan pada musim panas lalu dengan menggaet Patrice Evra, yang punya mental juara, menambah mentalitas tim. Kombinasi mereka selalu menyulitkan lawan dan mungkin hanya Atletico Madrid di tangan Diego Simeone, yang terkenal dengan permainan agresif dan kekuatan mental, dapat menyamai peragaan strategi bertahan yang sangat rapat milik Juventus.
"Tentu Juve punya salah satu pertahanan terbaik," tutur Simeone, yang mengantar Atletico ke final Liga Champions musim lalu dengan hanya kebobolan enam gol dari 12 laga, kepada Goal.
"Itu adalah tradisi Juventus. Struktur klub mereka selalu punya pertahanan kuat dan tentu kekuatan serangan mereka melalui serangan balik - kecepatan dan pergerakan eksplosif ke depan. Mereka akan menjadi pesaing juara Liga Champions yang rumit."
Selanjutnya bagi Juventus di Liga Champions adalah bertemu perempat-finalis kejutan AS Monaco, satu di antara tiga tim (selain Atletico dan Bayern) yang kebobolan lebih sedikit dalam turnamen tersebut dari Juventus. Klub Ligue 1 Prancis, yang mencatatkan 1400 tanpa kemasukan sejauh ini, mungkin akan melontarkan argumen terhadap pernyataan Bonucci.
Secara kolektif dan taktik, Monaco juga termasuk unit yang impresif dan cerdas memainkan serangan balik cepat Hanya saja, perhitungan mereka saat melawan Arsenal sebelum ini (kalah 2-0 di kandang usai menang 3-1 di London) menggambarkan mereka tidak memiliki pengalaman setangguh Juventus saat memproteksi keunggulan.
Tidak seperti banyak tim, Bianconeri juga telah mendemonstrasikan fleksibilitas taktik mereka. Di bawah pelatih sebelumnya Antonio Conte, mereka mudah ditebak menggunakan formasi 3-5-2. Massimiliano Allegri berbeda, ia mengubah taktik favoritnya dari 4-3-1-2 ke 4-3-2-1, kembali ke 3-5-2, dan juga kadang memakai 4-3-3. Apapun sistem atau skenarionya, Juventus jarang rapuh di belakang.
"Bersama Allegri, Juve mampu bermain sama baiknya dengan tiga maupun empat bek," imbuh Torricelli. "Memiliki alternatif lain dan mampu menerapkannya, bahkan saat berlaga, memberikan mereka keuntungan."
Si Nyonya Tua, selngkah lagi menatap Scudetto keempat beruntun mereka, jelas tanpa celah berarti. Secara area, postur Chiellini, Bonucci, Barzagli, serta kecerdikan Evra, sangat jarang kewalahan saat menghadapi umpan silang. Secara fisik, sedikit penyerang yang mampu mengimbangi bek Italia, yang juga dikawal oleh gelandang papan atas.
"Pertahanan tidak hanya berbicara tentang dua atau tiga orang pemain belakang, namun sikap dari keseluruhan penggawa tim," sebut Torricelli.
"Solidnya pertahanan juga didasari pada kuatnya lini tengah. Dan barisan gelandang Juve, dengan [Arturo] Vidal, [Claudio] Marchisio dan [Paul] Pogba, yang menekan dari lini kedua, merupakan salah satu yang tertangguh di dunia."
Kiper hebat Buffon, meski kelincahan dan refleksnya menurun, tetap mampu menjadi pemimpin yang baik. Harus membutuhkan sesuatu yang spesial untuk menaklukkannya dari lini kedua – ia baru kebobolan dua kali dari luar kotak penalti sejauh ini, di mana keduanya hanya tipis di luar area itu.
Satu-satunya tim yang mengancam Juventus dan ingin dihindari saat undian perempat-final Liga Champions lalu adalah Bayern Munich – yang mengalahkan mereka 4-0 secara agregat di fase yang sama dua tahun lalu. Kekuatan The Bavarians – dalam menyerang dan bertahan – sangat solid. Sulit untuk menembus gawang yang gemar memonopoli – rasio penguasan bola Bayern 67 persen, merupakan yang terbaik di Eropa saat ini.
Kemampuan Barcelona untuk menguasai bola secara lama menjadi salah satu alasan mereka sedikit kebobolan - terlepas dari tingak kedisiplinan bek mereka. Namun, seperti sang seteru Real Madrid, dominan menyerang tapi punya kelemahan dalam pertahanan - seperti terlihat saat diimbangi Sevilla 2-2 akhir pekan kemarin.
Torricelli kukuh bahwa Juventus "sama sekali tidak merasa inferior terhadap Bayern, Real Madrid maupun Barcelona" ketika membahas kekuatan pertahanan.
Berdasarkan statistik, performa dan sejarah, hanya Bayern dan - jika mampu kembali ke bentuk terbaik - Atletico Madrid mampu menyamai kekuatan pertahanan Juventus. Angka jelas tidak berbohong – dan apabila mampu meredam serangan Monaco, Rabu (15/4) dini hari, maka Bonucci akan punya alasan lebih untuk dapat menegaskan klaim atas pertahanan terbaik di dunia.
liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, Juventus Punya BBC, Apakah Mereka Yang Terbaik Dalam Bertahan?