• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Kaisar Terkaya di Afrika Ini Menyebabkan Devaluasi di Timur Tengah

ON3

Mahasiswa
Journalist

Anda pernah mendengar tentang kekayaan yg luar biasa dari Bill Gates, JP Morgan, & Sultan Brunei, tetapi apakah Anda pernah mendengar tentang Mansa Musa, salah satu orang terkaya yg pernah hidup? Bahkan dikabarkan adalah orang terkaya di muka bumi dalam catatan sejarah

Seperti yg dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com, Musa I (1280-1337 M) adalah Mansa kesepuluh, (Mansa diterjemahkan sebagai “Raja segala raja” or “Kaisar”), di Kekaisaran Mali yg kaya. Pada saat Mansa Musa bertahta, Kekaisaran Mali terdiri dari wilayah sebelumnya milik Kekaisaran Ghana & Melle (Mali) & beberapa daerah sekitarnya. Musa memegang banyak gelar, seperti Emir Melle, Penguasa tambang Wangara & Penakluk Ghanata, Futa-Jallon & setidaknya selusin lainnya.


Musa digambarkan memegang nugget emas & tongkat emas di Atlas Catalan 1375



Namanya juga muncul sebagai Kankou Musa, Kankan Musa, & Musa Kanku, yg berarti “Musa, putra Kankou”. Penyebutan lainnya adalah Mali-koy Kankan Musa, Gonga Musa & Singa Mali.



Garis Keturunan & aksesi ke tahta

Apa yg diketahui tentang raja-raja dari Kekaisaran Mali diambil dari tulisan-tulisan ulama Arab, termasuk Al-Umari, Abu-Sa’id Utsman ad-Dukkali, Ibn Khaldun, & Ibn Battuta. Menurut sejarah yg komprehensif dari Ibn – Khaldun tentang raja-raja Mali, kakek Mansa Musa adalah Abu-Bakr (Kata arab untuk kata Bogari, nama asli tidak diketahui – Bukan Abu Bakar sahabat Rasul), saudara dari Sundiata Keita, pendiri kekaisaran Mali sebagaimana dicatat melalui sejarah lisan. Abu-Bakr tidak naik takhta, & anaknya, ayah Musa, Faga Laye, tidak memiliki signifikansi dalam Sejarah Mali.

Mansa Musa naik tahta melalui praktik penunjukan deputi/wakil ketika raja bepergian ke luar negeri seperti haji ke Mekkah or pelawatan lainnya, & jika raja tidak pulang, maka deputi ini menjadi ahli waris or raja baru. Menurut sumber-sumber primer, Musa diangkat menjadi wakil dari Abubakari II, raja sebelumnya, yg sempat dikabarkan memulai sebuah ekspedisi untuk menjelajahi batas Samudera Atlantik, & tidak pernah kembali. Cendekiawan Arab-Mesir Al-Umari mengutip Mansa Musa sebagai berikut:

Penguasa yg mendahului saya tidak percaya bahwa tidak mungkin untuk mencapai ujung laut yg mengelilingi bumi (Samudera Atlantik). Dia ingin mencapainya & bertekad untuk mewujudkan keinginannya. Jadi dia mengirim dua ratus perahu penuh orang, & juga penuh dengan emas, air & logistik yg cukup untuk beberapa tahun. Ia memerintahkan sang kapten tidak kembali sampai mereka telah mencapai ujung laut, or sampai ia kehabisa logistik & air. Jadi mereka memulai perjalanan mereka. Mereka tidak kembali untuk waktu yg lama, &, akhirnya hanya satu perahu yg kembali. Ketika ditanya, kapten kapal yg kembali tersebut menjawab: “Wahai Raja, kami berlayar untuk waktu yg lama, sampai kami melihat di tengah-tengah laut sungai besar yg mengalir sangat deras. Perahu saya adalah yg terakhir; perahu lain yg di depan saya, & mereka tenggelam dalam pusaran air besar & tidak pernah keluar lagi. Saya berlayar kembali untuk melarikan diri saat ini”. Namun Sultan tidak percaya pa&ya. Ia memerintahkan dua ribu kapal harus disiapkan untuk dia & anak buahnya. Lalu ia berikan kekuasaan pada saya untuk jangka waktu ketidakhadirannya, & berangkat dengan anak buahnya. Ia tidak pernah kembali or tidak ada tanda-tanda ia masih hidup.



Perjalanan Haji nya

Musa adalah seorang Muslim yg taat & ingin berhaji ke Mekkah, perintah Allah sesuai dengan inti ajaran Islam. Perjalanan haji nya inilah yg membuatnya terkenal di seluruh Afrika Utara & Timur Tengah. Ia akan menghabiskan banyak waktu untuk mendorong pertumbuhan Islam di kerajaannya setelah hajinya.

Musa berziarah/berhaji di tahun 1324, keberangkatannya dilaporkan mencakup 60.000 orang, 12.000 pelayan yg masing-masing membawa emas batangan empat pon, bentara mengenakan sutra, serta kuda-kuda kuat yg terorganisir. Musa menyediakan semua kebutuhan rombongannya selama perjalanan, termasuk akomodasi untuk seluruh rombongannya & hewan-hewan. Juga di laporkan bahwa Musa membawa 80 unta, yg masing-masing membawa antara 300 pon benda-benda yg terbuat dari emas. Dia membagi-bagikan emas yg dia bawa kepada orang miskin yg ia temui sepanjang perjalanannya. Musa tidak hanya memberikan emasnya ke kota-kota yg ia lewati dalam perjalanannya ke Mekkah, termasuk Kairo & Madinah, tetapi juga menukar emas dengan souvenir. Selain itu, dilaporkan juga bahwa ia membangun masjid setiap hari Jumat.







Perjalanan Musa didokumentasikan oleh beberapa saksi mata di sepanjang rutenya, yg kagum dengan kedermawanannya & rombongan hajinya yg besar, & catatan mengenai perjalanan haji Musa ini ditemukan di berbagai sumber, termasuk jurnal, akun lisan & sejarah. Musa diketahui telah mengunjungi Sultan Mamluk Al-Nasir Muhammad di Mesir pada bulan Juli 1324.

Tindakan murah hati Musa, bagaimanapun, secara tidak sengaja menghancurkan perekonomian daerah. Di kota-kota Kairo, Madinah & Mekkah, dengan banjirnya banyak emas secara tiba-tiba ini, mendevaluasi nilai emas mereka hingga 12 tahun berikutnya. Harga barang-barang pun meningkat sangat tinggi. Untuk memperbaiki pasar emas, Musa meminjam semua emas yg bisa dia bawa dari para pemberi pinjaman di Kairo, dengan bunga tinggi. Ini adalah satu-satunya masa yg tercatat dalam sejarah bahwa satu orang dapat mempengaruhi harga emas di timur tengah.

Selama bertahun-tahun setelah kunjungan Mansa Musa, orang-orang biasa di jalan-jalan Kairo, Mekkah & Baghdad berbicara tentang ziarah yg megah ini. Ziarah yg menyebabkan devaluasi emas di Timur Tengah selama 12 tahun.

Selama perjalanan pulang yg panjang dari Mekkah pada tahun 1325, Musa mendengar berita bahwa pasukannya telah merebut kembali Gao. Sagmandia, salah satu jenderalnya, memimpin upaya tersebut. Kota Gao telah berada dalam kekuasaan kerajaan sejak sebelum pemerintahan Sakura & yg penting – meskipun sering memberontak – ini adalah pusat perdagangan. Musa membuat jalan memutar & mengunjungi kota di mana ia menerima, sebagai sandera, kedua anak raja Gao, Ali Kolon & Suleiman Nar. Dia kembali ke Niani dengan dua anak laki-laki tersebut & kemudian mendidik mereka di istananya. Ketika Mansa Musa kembali, ia membawa banyak sarjana Arab & arsitek.



Pembangunan di Mali

Musa memulai program pembangunan besar-besaran, mendirikan masjid-masjid & madrasah-madrasah di Timbuktu & Gao. Yang paling terkenal adalah pusat belajar kuno, Madrasah Sankore or Universitas Sankore dibangun pada masa pemerintahannya. Di Niani, ia membangun Hall of Audience, bangunan yg dihubungkan dengan pintu interior ke istana kerajaan. Ini adalah “Monumen Mengagumkan” yg diatapi oleh kubah, dihiasi dengan warna arabesque yg mencolok. Jendela-jendela lantai atas yg dilapisi dengan kayu & dibingkai dalam foil perak, se&gkan jendela-jendela di lantai bawah dilapisi dengan kayu yg dibingkai dalam emas. Seperti Masjid Agung, struktur kontemporer & megah di Timbuktu, Aula dibangun dari batu yg dipotong.

Selama periode ini, ada peningkatan kesejahteraan di kota-kota utama Mali. Sergio Domian, seniman & arsitektur terpelajar Italia, menulis sebagai berikut tentang periode ini:

“Beliau meletakkan dasar peradaban urban. Pada puncak kekuasaannya, Mali memiliki setidaknya 400 kota, & interior dari Delta Niger sangat padat dengan penduduk.”



Pengaruh di Timbuktu

Tercatat bahwa Mansa Musa melakukan perjalanan melalui kota-kota Timbuktu & Gao dalam perjalanan ke Mekah, & membuat mereka menjadi bagian dari kerajaan ketika ia kembali sekitar tahun 1325. Ia membawa arsitek dari Andalusia & Kairo untuk membangunkannya istana kerajaan di Timbuktu & Masjid Djinguereber yg besar yg masih berdiri hingga saat ini.

Timbuktu segera menjadi pusat perdagangan, budaya & Islam; Barang-barang pasar dibawa pedagang dari Hausaland, Mesir & kerajaan Afrika lainnya. Sebuah universitas didirikan di kota (& juga di kota-kota Mali seperti Djenn & Sgou), & Islam menyebar melalui pasar & universitas, membuat Timbuktu menjadi tujuan baru untuk pendidikan Islam. Berita mengenai kekayaan kota-kota kekaisaran Mali itu menyebar melintasi Mediterania ke Eropa selatan, di mana para pedagang dari Venesia, Granada, & Genoa segera menambahkan Timbuktu ke peta mereka untuk memperdagankan barang-barang manufaktur yg ditukar dengan emas.




Sankore, Timbuktu




Masjid Djinguereber



Universitas Sankore di Timbuktu menghasilkan tenaga-tenaga baru untuk pemerintahan Musa, seperti ahli hukum, astronom & matematikawan. Universitas ini menjadi pusat pembelajaran & budaya, menggiring cendekiawan Muslim dari seluruh Afrika & Timur Tengah untuk pergi ke Timbuktu.

Micheal Palin, pembawa program BBC, sekembalinya dari Timbuktu melaporkan bahwa Masjid Agung Timbuktu “memiliki koleksi naskah-naskah ilmiah yg jelas menunjukkan planet-planet mengelilingi matahari. Naskah-naskah tersebut bertanggal kembali ratusan tahun … Hal ini adalah bukti yg meyakinkan bahwa para ulama dari Timbuktu tahu lebih banyak daripada rekan-rekan mereka di Eropa masa itu”. Lebih lanjut ia melanjutkan dengan mengatakan “Pada abad ke-15 di Timbuktu, matematikawan tahu tentang rincian gerhana, tahu hal-hal yg yg orang eropa harus menunggu sampai 150 hingga 200 tahun untuk mengetahuinya, yaitu saat Galileo & Copernicus datang dengan perhitungan yg sama yg malah menjadikan mereka dimusuhi saat itu” (Palin 2002) .
Pada tahun 1330, kerajaan Mossi menyerang & menaklukkan kota Timbuktu. Namun Musa cepat merebut kembali Timbuktu & membangun sebuah benteng batu & menempatkan tentara untuk melindungi kota dari serbuan lain di masa depan. Meskipun istana Musa telah lenyap, universitas & masjid masih berdiri di Timbuktu hingga hari ini.



Kematian

Kematian Mansa Musa sangat diperdebatkan di kalangan sejarawan modern & ulama Arab yg mencatat sejarah Mali. Bila dibandingkan dengan masa pemerintahan penerusnya, putranya Mansa Maghan (memerintah 1332-1336) & kakaknya Mansa Suleyman (memerintah 1336-1360), maka masa pemerintahan Musa adalah 25 tahun, diperkirakan mangkatnya di tahun 1332. Catatan lain menyatakan Musa berencana untuk memberikan takhtanya kepada putranya Maghan, tapi ia keburu meninggal setelah ia kembali dari Mekah pada tahun 1325. Namun menurut akun dari Ibn Khaldun, Mansa Musa masih hidup ketika kota Tlemcen di Aljazair ditaklukkan pada tahun 1337, dimana ia mengirim utusan ke Aljazair untuk mengucapkan selamat kepada pemenang atas kemenangan mereka.



Warisan

Program pembangunan Mansa Musa menyebabkan ekspansi intelektual & ekonomi yg berlanjut hingg ke bagian akhir Abad Pertengahan, dengan memperkuat kekuatan ekonomi Mali & membangunnya sebagai pusat intelektual penting, menarik pelajar-pelajar dari jauh. Mansa Musa juga dikreditkan membantu kelahiran arsitektur Su&o-Sahel & penyebaran Islam di Afrika Barat. Kekuatan militer Mali membuat Mali menjadi kekuatan militer yg paling kuat di benua itu, hanya disaingi oleh Maroko & Mesir. Warisan yg paling menonjol dari Musa adalah perjalanan hajinya, yg tidak hanya menyebabkan inflasi ekonomi di Mediterania, tapi mungkin secara tidak langsung memberikan dukungan keuangan untuk renaissance Italia

Jika Kekayaan Musa dikonversikan dengan nilai sekarang, maka kekayaannya akan berjumlah 400 miliar dollar amerika, yg membuatnya menjadi orang terkaya di dunia dalam sejarah yg tercatat. Ironisnya saat ini Mali termasuk salah satu negara miskin …

N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena konten Kaisar Terkaya di Afrika Ini Menyebabkan Devaluasi di Timur Tengah diatas dikutip dari Internet secara gamblang.

Sumber
 
Top