• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Keamanan Siber Di ASEAN

ON3

Mahasiswa
Journalist
Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Keamanan Siber Di ASEAN

Melihat perkembangan keamanan siber di ASEAN khususnya tahun 2015 cukup unik karena berbarengan langsung dengan implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Diberlakukannya MEA di tahun ini menjadi sebuah kesempatan & tantangan bagi bangsa Indonesia untuk maju di wilayah Asia Tenggara. Implementasi MEA ini masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Salah satunya adalah konektivitas di antara negara ASEAN untuk meningkatkan kemampuannya di bi&g perekonomian. Berbicara tentang konektivitas, maka mau tidak mau negara anggota ASEAN harus menyertakan konektivitas siber yg mana di dalamnya banyak sekali ancaman. Agar implementasi MEA ini bisa berjalan sebagaimana mestinya, isu keamanan siber ini harus tetap menjadi diskusi dalam perundingan internasional.

Muhammad Salman, Kepala Kerja Sama Internasional ID-SIRTII/CC mengatakan bahwa membenahi keamanan siber di ASEAN tidak bisa dilakukan sendiri. Negara-negara anggota ASEAN harus berani terbuka & mau berbagi bagaimana best practice dalam menjaga keamanan siber di Asia Tenggara, ujar Salman. Di satu sisi, Salman tidak menyampingkan fakta bahwa terdapat kesenjangan yg besar terkait maturity keamanan siber di antara negara-negara anggota ASEAN. Sejauh ini, Malaysia & Singapura memiliki tingkat maturity yg tinggi dalam bi&g keamanan siber, papar Salman. Walaupun begitu, tingkat maturity yg dimiliki kedua negara tersebut bisa dijadikan rujukan & bahan diskusi bagi negara-negara ASEAN yg memiliki tingkat keamanan sibernya rendah seperti Laos, Kamboja & Myanmar.

Salman berujar bahwa untuk membangun tingkat keamanan siber di ASEAN menjadi lebih mature, dibutuhkan kemampuan masing-masing negara untuk mengesampingkan ego-ego chauvinisme yg berpotensi menghambat tujuan bersama. Beberapa negara masih menganggap berbagi best practice keamanan siber sama saja membuka informasi rahasia pada negara lain, kata Salman. Di sinilah fungsinya organisasi ASEAN. Melalui organisasi ASEAN inilah, kita dapat bergerak bersama untuk membenahi keamanan siber, papar Salman. Terdapat perbedaan yg kontras terkait kebijakan keamanan siber yg dimiliki oleh Uni Eropa & ASEAN. Menurutnya, kebijakan keamanan siber yg dimiliki Uni Eropa bersifat mengikat & semua negara anggota harus patuh terhadap kebijakan tersebut.

Di ASEAN kita memiliki keunikan sendiri. ASEAN sangat jarang menggunakan kata policy & lebih memilih kata guideline, tutur Salman. Alasan yg dikemukakan oleh Salman tidak terlepas dari kebijakan non-intervensi yg harus dipegang teguh oleh negara-negara anggota ASEAN. Guideline keamanan siber yg dicetuskan oleh ASEAN biasanya bersifat sebagai acuan untuk dijadikan pedoman pembuatan kebijakan siber nasional. Berbicara tentang ancaman, Salman menuturkan bahwa malware masih menjadi ancaman terbesar yg berpotensi sistemik terhadap keamanan siber ASEAN. Ancaman terbesar ini dapat ditanggulangi dengan menekankan kerja sama bilateral dengan sesama anggota ASEAN orpun kerja sama multilateral yg melibatkan banyak negara di wilayah lain, kata Salman.

Bagaimana kesiapan Indonesia sendiri untuk terlibat lebih jauh menjaga keamanan siber di Asia Tenggara? Salman menilai bahwa berdasarkan Global Security Index 2014, Indonesia menempati urutan ketiga belas dari seluruh negara di dunia tentang maturity pada keamanan siber. Menurut pendapatnya, tingkatan tersebut dapat menjadi indikator bahwa Indonesia memang siap berkontribusi menjaga keamanan siber di Asia Tenggara. Walaupun begitu, pembangunan maturity itu harus melibatkan enforcement dari pemerintah. Contohnya adalah industri perbankan sangat mature karena ada aturan Bank Indonesia. Seharusnya hal itu bisa diterapkan di industri lainnya seperti migas & telekomunikasi, tutur Salman. Kesimpulan yg ditutup oleh Salman adalah pemerintah dapat optimal berkontribusi dalam menjaga keamanan siber ASEAN bila telah menyelesaikan persoalan internalnya terlebih dahulu.

Comments
comments

N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenKeamanan Siber Di ASEAN diatas dikutip dari Internet secara gamblang.

Sumber
 
Top