• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Kedaulatan Siber Di Ranah Maya

ON3

Mahasiswa
Journalist
Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Kedaulatan Siber Di Ranah Maya

Berbicara tentang kedaulatan siber di ranah siber memang tidak semudah dengan kedaulatan yg bersifat fisik. Kedaulatan yg bersifat fisik, aspek-aspek yg menaunginya seperti wilayah perbatasan orpun paspor dapat dilihat secara nyata. Hal ini berbeda dengan kedaulatan siber yg bersifat borderless. Kedaulatan di ranah maya sangat sulit untuk dilihat secara fisik karena sifatnya tak kasat mata & hampir semua orang yg menggunakan Internet sudah melakukan aktifitas lintas batas. Pertanyaannya adalah apakah kedaulatan siber di dunia maya bisa ditentukan secara fisik? Lu Wei, salah satu taipan Internet di Tiongkok dengan tegas menulis di Huffington Post bahwa Cyber Sovereignty Must Rule The World. Wei adalah salah satu di antara sekian banyak individu yg mendukung a&ya kedaulatan siber.

Tulisan Wei yg dipublikasikan di Huffington Post tersebut tidak lain adalah bentuk reaktifnya terhadap keinginan pemerintah AS yg berkeinginan mengontrol seluruh dunia maya. Ia membagi tipologi kedaulatan siber yg umum digunakan menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah multi stakeholder. Dalam pan&gannya, negara yg menggunakan tipologi multi stakeholder biasanya akan bersifat people-centered. Mereka akan melibatkan banyak pihak untuk membentuk sebuah kedaulatan siber. Tipologi kedua adalah multilateral, di mana negara lebih banyak terlibat dalam membuat wilayah siber. Menurutnya, kedua tipologi itu saling berkaitan & tidak bisa dikotak-kotakan.

Secara parsial, argumen Wei tersebut tidak bisa dilepaskan dari pengaruh AS di dunia Internet khususnya pada negara Tiongkok. Hingga saat ini, negara tirai bambu & pemerintah AS beserta sekutunya masih sering berselisih pendapat terutama kritik negara Barat terhadap kegiatan sensor & pelarangan berbicara bebas di negara bekas Dinasti Ming itu. Tindakan Tiongkok untuk membangun kedaulatan siber tanpa a&ya campur tangan asing tersebut tertulis pula dalam penelitian yg dirilis di Strategic Studies Quarterly. Menurut penelitian tersebut, Rusia, Tiongkok & AS pada dasarnya se&g bekerja untuk membangun kedaulatan siber mereka. Pembangunan kedaulatan siber bukanlah hal aneh. Hal ini lambat laun akan terjadi. Negara lain pun mengikuti hal tersebut. India & Swedia se&g melakukan hal yg sama dalam pembangunan kedaulatan siber, jelas penelitian tersebut.

Indonesia sendiri mau tidak mau harus mulai bergerak ke arah tersebut. Marsda Agus Barnas, Ketua Cyber Desk di Kementerian Koordinator Politik, Hukum & Keamanan mengatakan bahwa kedaulatan siber Indonesia itu harus jelas & ada. Kedaulatan dalam dunia siber itu tidak seperti di dunia nyata, kata Agus. Berbeda dengan di dunia nyata di mana kedaulatan itu terlihat, menjaga kedaulatan di dunia maya lebih bersifat tentang bagaimana caranya menunjukkan pada dunia luar bahwa Indonesia memiliki ideologi di jagat siber, lanjutnya. Contohnya adalah semakin maraknya teroris siber yg menyebarkan paham ekstrim mereka melalui jagat siber. Teroris seperti ISIS sekarang sudah menyebarkan ideologi buruknya pada masyarakat Indonesia melalui Internet. Hal ini hanya bisa di-counter oleh perang ideologi, tuturnya.

Dalam pan&gannya, menjaga kedaulatan siber sangat berkorelasi dengan keamanan. Bagaimanapun juga, keamanan di dunia siber dapat menjadi indikator stabilitas suatu negara. Ia mengatakan, Keamanan itu luas. Tidak hanya keamanan fisik. Keamanan siber pun bisa menjadi indikator stabilitas negara yg bisa meyakinkan investor agar mau berinvestasi di negara ini. Agus menuturkan bahwa apa jadinya jika Indonesia tidak aman secara siber. Semua sektor usaha, industri & perbankan sudah terintegrasi ke ranah siber. Kalau negara ini tidak aman secara siber, kejahatan & kriminalitas di dunia maya akan marak & investor pun akan lari, katanya. Kalau mereka enggan berinvestasi, hal ini berdampak pada perekonomian bangsa yg pada ujungnya akan mengganggu stabilitas & kedaulatan bangsa, ujarnya dengan semangat.

Comments
comments

N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenKedaulatan Siber Di Ranah Maya diatas dikutip dari Internet secara gamblang.

Sumber
 
Top