Tidak banyak lembaga pendidikan ataupun riset di Indonesia yang menitikberatkan pada pengembangan cyber security. Keadaan ini berbeda sekali dengan negara-negara di luar Indonesia yang sudah peduli terhadap cyber security di negara mereka. Salah satu lembaga yang mulai memberdayakan riset dan penelitian di bidang ini adalah Institut Teknologi Bandung (ITB). Sebagai salah satu universitas ternama di Indonesia, ITB mulai membangun sebuah lembaga riset cyber security pertama di Indonesia.
Lembaga tersebut dikenal dengan Cyber Security Center. Sebuah pusat keamanan siber di Indonesia yang didirikan atas kerjasama KOICA (Korean International Cooperation Agency) dan pihak ITB. Pusat riset ini dibangun pada tanggal 30 Januari 2013 dan bertempat di kampus ITB Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.
Pusat keamanan siber tersebut melakukan berbagai macam pengembangan. Kerjasama yang dibangun antara ITB dan KOICA Korea berawal secara informal. Tingkat intensitas kerjasama yang tinggi itu pada akhirnya memaksa kedua pihak untuk melakukan kerjasama secara legal formal untuk pengembangan dunia cyber security secara long term dan tentunya lebih baik lagi.
Yudi pun mengakui bahwa pihak ITB sangat tertarik bekerjasama dengan Korea karena negara tersebut sangat progresif dengan perkembangan cyber security. Hal ini tidak terlepas dari situasi Korea Selatan yang sedang dalam keadaan perang., lanjut Yudi.
Pada Cyber Security Center ini, terdapat dua program yang dijalankan yaitu program pendidikan dan program riset dan pengembangan. Program pendidikan ditujukan untuk mencetak para SDM kompeten di bidang keamanan cyber, baik berupa program S2 reguler maupun S2 eksekutif (bagi para pegawai berpengalaman), atau program training profesional dan sertifikasi.
Program riset dan pengembangan bahkan sudah mulai dijalankan melalui riset mahasiswa S1, S2, S3, dan pengembangan produk. Keorganisasian Cyber Security Center sendiri sangat sederhana. Lembaga riset ini dipimpin oleh satu direktur eksekutif yang membawahi dua direktur lainnya.
Dr. Yudi S. Gondokaryono, selaku Direktur Eksekutif Cyber Security Center mengatakan bahwa pembangunan pusat keamanan siber ini dilandasi oleh banyak tujuan. Tujuan pertama dibangunnya Cyber Security Center ini menurut Yudi dilandasi oleh keinginan untuk membantu negara Indonesia dalam menyelesaikan permasalahannya yang kian hari amat tergantung pada kebutuhan teknologi.
Salah satu bentuk tindakan yang dapat diberikan pada negara melalui lembaga ini adalah berkontribusi dalam mengamankan setiap kegiatan yang menggunakan sistem TI. Yudi menjelaskan bahwa tidak dapat dimungkiri jika keseharian warga dan pemerintah di Indonesia sangat bergantung pada teknologi. Oleh karena itulah, banyak sekali aspek yang harus diamankan.
Lembaga tersebut dikenal dengan Cyber Security Center. Sebuah pusat keamanan siber di Indonesia yang didirikan atas kerjasama KOICA (Korean International Cooperation Agency) dan pihak ITB. Pusat riset ini dibangun pada tanggal 30 Januari 2013 dan bertempat di kampus ITB Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.
Pusat keamanan siber tersebut melakukan berbagai macam pengembangan. Kerjasama yang dibangun antara ITB dan KOICA Korea berawal secara informal. Tingkat intensitas kerjasama yang tinggi itu pada akhirnya memaksa kedua pihak untuk melakukan kerjasama secara legal formal untuk pengembangan dunia cyber security secara long term dan tentunya lebih baik lagi.
Yudi pun mengakui bahwa pihak ITB sangat tertarik bekerjasama dengan Korea karena negara tersebut sangat progresif dengan perkembangan cyber security. Hal ini tidak terlepas dari situasi Korea Selatan yang sedang dalam keadaan perang., lanjut Yudi.
Pada Cyber Security Center ini, terdapat dua program yang dijalankan yaitu program pendidikan dan program riset dan pengembangan. Program pendidikan ditujukan untuk mencetak para SDM kompeten di bidang keamanan cyber, baik berupa program S2 reguler maupun S2 eksekutif (bagi para pegawai berpengalaman), atau program training profesional dan sertifikasi.
Program riset dan pengembangan bahkan sudah mulai dijalankan melalui riset mahasiswa S1, S2, S3, dan pengembangan produk. Keorganisasian Cyber Security Center sendiri sangat sederhana. Lembaga riset ini dipimpin oleh satu direktur eksekutif yang membawahi dua direktur lainnya.
Dr. Yudi S. Gondokaryono, selaku Direktur Eksekutif Cyber Security Center mengatakan bahwa pembangunan pusat keamanan siber ini dilandasi oleh banyak tujuan. Tujuan pertama dibangunnya Cyber Security Center ini menurut Yudi dilandasi oleh keinginan untuk membantu negara Indonesia dalam menyelesaikan permasalahannya yang kian hari amat tergantung pada kebutuhan teknologi.
Salah satu bentuk tindakan yang dapat diberikan pada negara melalui lembaga ini adalah berkontribusi dalam mengamankan setiap kegiatan yang menggunakan sistem TI. Yudi menjelaskan bahwa tidak dapat dimungkiri jika keseharian warga dan pemerintah di Indonesia sangat bergantung pada teknologi. Oleh karena itulah, banyak sekali aspek yang harus diamankan.