Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Kesiapan Indonesia Hadapi Perang Siber
Dokumen terbaru dari Snowden mengindikasikan bahwa negara AS & Iran pada tahun 2012 hingga 2013 telah terlibat perang siber. Peperangan yg tak kasat mata & tidak terendus publik itu menjadi sebuah cerminan bahwa dunia saat ini berada di ambang perang siber. Terjadinya perang siber antara AS & Iran tersebut tidak terlepas dari serangan Stuxnet, sejenis virus worm yg melumpuhkan sistem pengayaan reaktor nuklir. Tidak ingin berlarut-larut dalam kekalahan, Iran pun meluncurkan serangan balasannya dengan melumpuhkan Saudi Aramco Oil yg mengakibatkan hilangnya sepuluh ribu data perusahaan. Tidak itu saja, Iran pun melancarkan serangan DDoS yg berakibat lumpuhnya sistem keamanan Bank of America & JP Morgan beberapa tahun yg lalu.
Kasus di atas menjadi sebuah indikasi bahwa perang siber hanya tinggal menunggu waktu. Indonesia cepat or lambat pasti akan terkena dampaknya or mungkin terlibat. Terkait dengan isu perang siber ini, Sarwono Sutikno, dosen STEI ITB & Cyber Security Nexus Liason dari ISACA Chapter Indonesia mengatakan bahwa Kementerian Koordinator Politik, Hukum & Keamanan se&g melakukan tahap pembangunan ba& siber nasional yg akan menjalankan fungsinya mengamankan keamanan siber Indonesia. Lembaga tersebut untuk sementara ini bersifat ad hoc, tutur Sarwono saat dihubungi via telepon oleh tim CISO Magazine. Ba& tersebut nantinya akan mengamankan keamanan siber Indonesia, walaupun ada negara yg tidak setuju dibangunnya lembaga itu seperti Australia & Brazil, imbuh Sarwono.
Saat disinggung mengapa kedua negara tersebut keberatan dengan rencana pemerintah, Sarwono hanya mengatakan bahwa informasi tersebut rahasia. Adapun untuk menghadapi isu perang siber yg kemungkinannya pasti terjadi di Indonesia, sumber daya manusia adalah kunci utama. Sumber daya manusia Indonesia untuk menghadapi perang siber mampu bersaing. Hanya saja sifatnya masih belum terkoordinasi & kebanyakan dari mereka belajar secara otodidak, imbuh Sarwono. Ia pun menambahkan bahwa untuk mengamankan dunia siber Indonesia, cara terbaik untuk melakukannya adalah melalui pendidikan.
Kita se&g menyusun kurikulum keamanan informasi di Indonesia melalui Ba& Standar Nasional Pendidikan. Nantinya, sumber daya manusia itu akan lebih terkoordinasi & bisa memiliki banyak manfaat, ujar Sarwono. Ketika ditanya apakah pemerintah sudah melibatkan peran universitas untuk menjadikan lembaga pendidikan sebagai tulang punggung keamanan siber Indonesia, Sarwono mengaku bahwa pemerintah sudah mulai peka terhadap hal tersebut. Dulu pemerintah masih belum melibatkan universitas. Sekarang setidaknya lebih baik. Dunia kampus sudah mulai dilibatkan, kata Sarwono.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenKesiapan Indonesia Hadapi Perang Siber diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Dokumen terbaru dari Snowden mengindikasikan bahwa negara AS & Iran pada tahun 2012 hingga 2013 telah terlibat perang siber. Peperangan yg tak kasat mata & tidak terendus publik itu menjadi sebuah cerminan bahwa dunia saat ini berada di ambang perang siber. Terjadinya perang siber antara AS & Iran tersebut tidak terlepas dari serangan Stuxnet, sejenis virus worm yg melumpuhkan sistem pengayaan reaktor nuklir. Tidak ingin berlarut-larut dalam kekalahan, Iran pun meluncurkan serangan balasannya dengan melumpuhkan Saudi Aramco Oil yg mengakibatkan hilangnya sepuluh ribu data perusahaan. Tidak itu saja, Iran pun melancarkan serangan DDoS yg berakibat lumpuhnya sistem keamanan Bank of America & JP Morgan beberapa tahun yg lalu.
Kasus di atas menjadi sebuah indikasi bahwa perang siber hanya tinggal menunggu waktu. Indonesia cepat or lambat pasti akan terkena dampaknya or mungkin terlibat. Terkait dengan isu perang siber ini, Sarwono Sutikno, dosen STEI ITB & Cyber Security Nexus Liason dari ISACA Chapter Indonesia mengatakan bahwa Kementerian Koordinator Politik, Hukum & Keamanan se&g melakukan tahap pembangunan ba& siber nasional yg akan menjalankan fungsinya mengamankan keamanan siber Indonesia. Lembaga tersebut untuk sementara ini bersifat ad hoc, tutur Sarwono saat dihubungi via telepon oleh tim CISO Magazine. Ba& tersebut nantinya akan mengamankan keamanan siber Indonesia, walaupun ada negara yg tidak setuju dibangunnya lembaga itu seperti Australia & Brazil, imbuh Sarwono.
Saat disinggung mengapa kedua negara tersebut keberatan dengan rencana pemerintah, Sarwono hanya mengatakan bahwa informasi tersebut rahasia. Adapun untuk menghadapi isu perang siber yg kemungkinannya pasti terjadi di Indonesia, sumber daya manusia adalah kunci utama. Sumber daya manusia Indonesia untuk menghadapi perang siber mampu bersaing. Hanya saja sifatnya masih belum terkoordinasi & kebanyakan dari mereka belajar secara otodidak, imbuh Sarwono. Ia pun menambahkan bahwa untuk mengamankan dunia siber Indonesia, cara terbaik untuk melakukannya adalah melalui pendidikan.
Kita se&g menyusun kurikulum keamanan informasi di Indonesia melalui Ba& Standar Nasional Pendidikan. Nantinya, sumber daya manusia itu akan lebih terkoordinasi & bisa memiliki banyak manfaat, ujar Sarwono. Ketika ditanya apakah pemerintah sudah melibatkan peran universitas untuk menjadikan lembaga pendidikan sebagai tulang punggung keamanan siber Indonesia, Sarwono mengaku bahwa pemerintah sudah mulai peka terhadap hal tersebut. Dulu pemerintah masih belum melibatkan universitas. Sekarang setidaknya lebih baik. Dunia kampus sudah mulai dilibatkan, kata Sarwono.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenKesiapan Indonesia Hadapi Perang Siber diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber