China telah menyatakan dukungannya untuk Rusia dalam menghadapi Amerika Serikat dalam krisis Venezuela. Washington telah mendukung Juan Guaido sebagai Presiden Venezuela sementara, sedangkan China dan Rusia tetap mendukung Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang pada Selasa (26/3) mengatakan, bahwa urusan Amerika Latin bukan urusan eksklusif negara tertentu, dan Amerika Latin juga bukan halaman belakang negara tertentu.
Oleh: Tom O’connor (Newsweek)
China telah mendukung penyebaran pasukan Rusia baru-baru ini ke Venezuela, di tengah pernyataan Amerika Serikat (AS) yang menyatakan bahwa Moskow dan Beijing tidak memiliki hak untuk mendukung pemerintah Amerika Latin yang ditentang oleh Washington.
AS telah berusaha untuk menggulingkan Presiden Venezuela Nicolás Maduro dengan mendukung kepala Majelis Nasional yang dikontrol oposisi Juan Guaido, yang mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara pada awal tahun ini, dalam sebuah tantangan politik kepada pemimpin sosialis negara itu.
Walau Washington telah mendapatkan dukungan dari sejumlah sekutu, namun Beijing dan Moskow termasuk di antara mereka yang mendukung Maduro. Selama akhir pekan, pasukan Rusia terlihat turun dari pesawat militer di bandara internasional Caracas untuk menghadiri apa yang disebut oleh seorang sumber diplomatik sebagai “konsultasi bilateral”, kepada Sputnik News milik pemerintah Rusia.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton, menulis tweet pada Senin (25/3), bahwa AS “tidak akan mentoleransi campur tangan kekuatan militer asing yang bermusuhan” di wilayah Belahan Barat. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, bahwa Washington “tidak akan tinggal diam ketika Rusia memperburuk ketegangan di Venezuela,” menurut Departemen Luar Negeri AS.
Ditanya tentang perkembangan ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, mengatakan dalam konferensi pers pada Selasa (26/3), bahwa “negara-negara di Belahan Barat—termasuk negara-negara Amerika Latin—semuanya adalah negara berdaulat,” jadi “mereka memiliki hak untuk menentukan kebijakan luar negeri mereka sendiri dan cara mereka sendiri untuk terlibat dalam kerja sama yang saling menguntungkan dengan negara yang mereka pilih sendiri.”
Baca Artikel Selengkapnya di sini
Oleh: Tom O’connor (Newsweek)
China telah mendukung penyebaran pasukan Rusia baru-baru ini ke Venezuela, di tengah pernyataan Amerika Serikat (AS) yang menyatakan bahwa Moskow dan Beijing tidak memiliki hak untuk mendukung pemerintah Amerika Latin yang ditentang oleh Washington.
AS telah berusaha untuk menggulingkan Presiden Venezuela Nicolás Maduro dengan mendukung kepala Majelis Nasional yang dikontrol oposisi Juan Guaido, yang mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara pada awal tahun ini, dalam sebuah tantangan politik kepada pemimpin sosialis negara itu.
Walau Washington telah mendapatkan dukungan dari sejumlah sekutu, namun Beijing dan Moskow termasuk di antara mereka yang mendukung Maduro. Selama akhir pekan, pasukan Rusia terlihat turun dari pesawat militer di bandara internasional Caracas untuk menghadiri apa yang disebut oleh seorang sumber diplomatik sebagai “konsultasi bilateral”, kepada Sputnik News milik pemerintah Rusia.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton, menulis tweet pada Senin (25/3), bahwa AS “tidak akan mentoleransi campur tangan kekuatan militer asing yang bermusuhan” di wilayah Belahan Barat. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, bahwa Washington “tidak akan tinggal diam ketika Rusia memperburuk ketegangan di Venezuela,” menurut Departemen Luar Negeri AS.
Ditanya tentang perkembangan ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, mengatakan dalam konferensi pers pada Selasa (26/3), bahwa “negara-negara di Belahan Barat—termasuk negara-negara Amerika Latin—semuanya adalah negara berdaulat,” jadi “mereka memiliki hak untuk menentukan kebijakan luar negeri mereka sendiri dan cara mereka sendiri untuk terlibat dalam kerja sama yang saling menguntungkan dengan negara yang mereka pilih sendiri.”
Baca Artikel Selengkapnya di sini