Peretasan terhadap perusahaan ritel kembali terjadi. Kali ini perusahaan penyedia produk kecantikan Sally Beauty, mengkonfirmasi kabar bahwa data pembayaran 25.000 konsumen dicuri oleh peretas.
Informasi yang dicuri termasuk nomor payment card dan tiga digit kode keamanannya, yang disebut CVV numbers. Perusahaan mengatakan bahwa mereka tidak menyimpan PIN (personal identification number) konsumen.
Konsumen akan diberitahu jika informasi penting mereka telah dicuri, dan disarankan untuk mengecek apakah ada transaksi mencurigakan di rekening mereka. Sally beauty tidak menyediakan penjelasan apakah peretasan itu berdampak pada orang yang berbelanja di toko mereka saja atau termasuk yang berbelanja secara online.
Konfirmasi ini mengikuti pernyataan dari security blogger Brian Krebs yang mendeteksi adanya penyusupan ke dalam sistem dan ada kemungkinan peretasnya sama dengan yang telah mencuri lebih dari 100 juta data konsumen dari Target.
Perusahaan yang berbasis di Texas ini menyatakan sedang bekerjasama dengan Verizon Enterprise Solution dan Secret Service untuk menyelidiki insiden tersebut.
Peretasan Sally beauty menambah daftar perusahaan ritel yang menjadi korban hacking. Selain Target, tahun lalu perusahaan Neiman marcus and Michaels juga disusupi hackers. Rangkaian serangan siber ini telah memunculkan debat di kalangan pemerintah Amerika Serikat dalam rangka memperbarui undang-undang tentang notifikasi peretasan dan sistem pembayaran.
Sally Beauty menjual dan mendistribusikan produk kecantikan di lebih dari 2.700 toko di AS dan memperoleh keuntungan rata-rata 3,6 miliar dollar AS pertahun.
Sumber
Informasi yang dicuri termasuk nomor payment card dan tiga digit kode keamanannya, yang disebut CVV numbers. Perusahaan mengatakan bahwa mereka tidak menyimpan PIN (personal identification number) konsumen.
Konsumen akan diberitahu jika informasi penting mereka telah dicuri, dan disarankan untuk mengecek apakah ada transaksi mencurigakan di rekening mereka. Sally beauty tidak menyediakan penjelasan apakah peretasan itu berdampak pada orang yang berbelanja di toko mereka saja atau termasuk yang berbelanja secara online.
Konfirmasi ini mengikuti pernyataan dari security blogger Brian Krebs yang mendeteksi adanya penyusupan ke dalam sistem dan ada kemungkinan peretasnya sama dengan yang telah mencuri lebih dari 100 juta data konsumen dari Target.
Perusahaan yang berbasis di Texas ini menyatakan sedang bekerjasama dengan Verizon Enterprise Solution dan Secret Service untuk menyelidiki insiden tersebut.
Peretasan Sally beauty menambah daftar perusahaan ritel yang menjadi korban hacking. Selain Target, tahun lalu perusahaan Neiman marcus and Michaels juga disusupi hackers. Rangkaian serangan siber ini telah memunculkan debat di kalangan pemerintah Amerika Serikat dalam rangka memperbarui undang-undang tentang notifikasi peretasan dan sistem pembayaran.
Sally Beauty menjual dan mendistribusikan produk kecantikan di lebih dari 2.700 toko di AS dan memperoleh keuntungan rata-rata 3,6 miliar dollar AS pertahun.
Sumber