Salah satu biro jodoh terbesar asal Singapura, LunchActually,merambah pasar Indonesia dengan memperkenalkan eSynchrony di Jakarta, Selasa (19/1). Layanan ini merupakan platform untuk mencari jodoh dengan sasaran profesional lajang.
Potensi pasar Indonesia
Menurut Violet Lim, Co-Founder & CEO Lunch Actually Group, kebanyakan anak muda di kota besar lebih memilih untuk bekerja dibandingkan mencari pasangan. Ia juga memaparkan hasil penelitian dari Euromonitor International.
Menurut penelitian tersebut, angka jomlomeningkat 55 persen dalam waktu 15 tahun. Dari 153 miliar orang di 1996, menjadi 277 miliar di tahun 2011. Mayoritas dari mereka kesulitan mencari pasangan lawan jenis karena tak memiliki waktu.
“Kebanyakan orang bertemu dengan pasangan mereka di sekolah / universitas. Begitu masuk ke dunia kerja, mencari pasangan menjadi hal yg sangat sulit dilakukan,” jelasnya.
Berkaca dari pengalaman mengelola Lunch Actually selama 11 tahun, akhirnya Violet meluncurkan eSynchrony. Layanan ini merupakan perpaduan pencarian jodoh online & offline.
Semenjak masuk ke Indonesia pada April 2015 lalu, layanan ini sudah digunakan oleh 200 anggota di Indonesia. Violet pun cukup optimis dengan kesukesan eSynchrony di Indonesia.
Menurutnya, layanan dating online di Indonesia sudah cukup menjamur & rata-rata memiliki 2.000 anggota untuk tiap-tiap platform. Selain itu penetrasi pasar internet di Indonesia pun cukup tinggi, mencapai 30 persen dari total penduduk.
Layanan ini sebelumnya telah diluncurkan di kota-kota besar di Asia Tenggara seperti Singapura, Kuala Lumpur, Penang, Hong Kong, & Bangkok.
Verifikasi pengguna dengan 16 kategori
Untuk mendaftar di eSynchrony, calon anggota harus melewati 16 tes kompatibiltas. Ini merupakan tes kepribadian yg didesain untuk mengungkap profil calon anggota berdasarkan 16 kunci kompatibiltas.
Setelah itu, eSynchrony akan menghubungi anggotanya & melakukan verifikasi data. Anggota juga bisa untuk berkonsultasi dengan konsultan dating.
Ketika akun sudah terverifikasi, pengguna dapat melihat siapa saja anggota lain yg memiliki kecocokan dengan mereka berdasarkan kuis yg sudah diisi.
“Pengguna baru akan menerima pilihan pasangan bila keduanya mencapai angka 70 persen kecocokan. Hal ini ditujukan untuk memberi kenyamanan bagi pengguna yg serius mencari pasangan,” tambah Violet.
Selain keabsahan data tadi, untuk bisa menjadi anggota, pendaftar juga harus merogoh kocek yg tidak sedikit. Untuk berlangganan selama dua bulan, paling tidak pengguna harus merogoh kocek Rp800 ribu. Sementara untuk empat bulan dikenakan biaya Rp1 juta & Rp1,5 juta untuk enam bulan.
“Dengan membayar, paling tidak mereka sudah berinvestasi. Ini artinya layanan kami benar-benar diperuntukkan bagi mereka yg serius mencari pasangan. Jika pengguna tidak serius, ada banyak opsi aplikasi kencan lainnya,” terang Violet.
Persaingan layanan serupa
Meski baru melakukan ekspansi ke negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia, Violet yakin aplikasinya menawarkan nilai lebih dibandingkan dengan aplikasi lainnya.
Dengan semakin tingginya kesibukan & perkembangan teknologi, banyak orang akan menganggap perkenalan melalui online menjadi lumrah, lanjutnya.
Salah satu yg dianggapnya sebagai kelebihan eSynchrony adalah tidak adanya layanan chatting. Menurutnya, kebanyakan kejahatan di dunia maya / cyber crime dimulai dari chatting dengan bahasa yg menyenangkan. Ketika sudah terhasut, pelaku kejahatan akan melakukan tindakan yg membahayakan korban.
Karenanya, ia mengarahkan pengguna pada kencan offline setelah menemukan kecocokan melalui konsultan yg tersedia.
Kami juga memberi garansi kencan minimal satu kali bagi pengguna di semua paket, katanya.
Untuk ke depannya, bila eSynchrony di Indonesia dapat diterima dengan baik, ini akan menjadi tolak ukur untuk kembali berekspansi. Riset pasar yg mendalam sangat penting dilakukan menurut Violet, agar langkah yg diambil tidak mematikan bisnis secara keseluruhan.
Penasaran dengan layanan eSynchrony? Coba melalui:
App Info Download
Sistem yg ditawarkan eSynchrony telah diaplikasikan oleh layanan lokal, Setipe, yg mengharuskan penggunanya menjawab rangkaian pertanyaan sebelum melangkah ke jenjang lebih jauh. Sayangnya nama lokal lainnya di ranah serupa, seperti Jomblo, Tristup, & Perfect Match Jakarta, sudah tidak beroperasi.
Baca juga: Bosan Menjomlo? CEO Setipe Berbagi Kiat Sukses Menemukan Pasangan dengan Layanan Kencan Online
Hingga saat ini, kebanyakan layanan kencan di dalam negeri masih didominasi pemain global. Mengapa demikian? Apakah layanan pencarian pasangan dalam negeri masih belum semenarik yg ditawarkan oleh pemain global?
(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah; Sumber gambar: Pixabay)
Dikutip dari sini