Pesawat Malaysia Airlines MH370 yang telah hilang selama lebih dari satu minggu, mungkin saja menjadi korban pembajakan cyber pertama di dunia. Dugaan itu muncul karena seorang ahli anti teroris dari Inggris mengungkapkan bahwa sebuah pesawat bisa diambil alih dengan menggunakan handphone atau Flashdisk USB.
Mantan peneliti Home Office, Dr. Sally Leivesley mengatakan bahwa peretas bisa mengubah kecepatan, ketinggian ataupun arah pesawat dengan mengirimkan sinyal radio ke sistem pengaturan penerbangan (flight management system).
Pesawat itu bisa saja mendarat atau dijatuhkan oleh remote control, ujar Dr. Leivesley kepada the Sunday Express.
Pesawat Boeing 777 tersebut membawa 239 orang, dan menghilang saat terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Akhir minggu lalu, Kepolisian Malaysia telah mengkonfirmasi bahwa bahwa pesawat MH370 telah berbelok dari rute sebelum menghilang dari radar. Pesawat itu berbelok ke barat, tak hanya menuju Selat Malaka tapi juga sampai ke timur laut Provinsi Aceh hingga India.
Pesawat itu bisa dibelokkan secara manual atau saat dalam mode autopilot, seseorang mengirim kode dan perintah melalui handphone atau flashdisk yang bisa mematikan atau menguasai sistem, ujar Dr. Leivesley.
Ia menambahkan, peretas bisa jadi merupakan orang-orang yang dekat dengan pemerintah atau organisasi kriminal, sehingga mereka bisa masuk ke jaringan utama komputer pesawat melalui inflight dan onboard entertainment system.
Sementara itu, konsulltan security Hugo Teso menyatakan bahwa ia telah menghabiskan tiga tahun untuk mengembangkan sebuah seri kode berbahaya pada aplikasi handphone bernama PlaneSploit yang bisa meretas sistem keamanan pesawat.
Sumber
Mantan peneliti Home Office, Dr. Sally Leivesley mengatakan bahwa peretas bisa mengubah kecepatan, ketinggian ataupun arah pesawat dengan mengirimkan sinyal radio ke sistem pengaturan penerbangan (flight management system).
Pesawat itu bisa saja mendarat atau dijatuhkan oleh remote control, ujar Dr. Leivesley kepada the Sunday Express.
Pesawat Boeing 777 tersebut membawa 239 orang, dan menghilang saat terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Akhir minggu lalu, Kepolisian Malaysia telah mengkonfirmasi bahwa bahwa pesawat MH370 telah berbelok dari rute sebelum menghilang dari radar. Pesawat itu berbelok ke barat, tak hanya menuju Selat Malaka tapi juga sampai ke timur laut Provinsi Aceh hingga India.
Pesawat itu bisa dibelokkan secara manual atau saat dalam mode autopilot, seseorang mengirim kode dan perintah melalui handphone atau flashdisk yang bisa mematikan atau menguasai sistem, ujar Dr. Leivesley.
Ia menambahkan, peretas bisa jadi merupakan orang-orang yang dekat dengan pemerintah atau organisasi kriminal, sehingga mereka bisa masuk ke jaringan utama komputer pesawat melalui inflight dan onboard entertainment system.
Sementara itu, konsulltan security Hugo Teso menyatakan bahwa ia telah menghabiskan tiga tahun untuk mengembangkan sebuah seri kode berbahaya pada aplikasi handphone bernama PlaneSploit yang bisa meretas sistem keamanan pesawat.
Sumber