Juventus akhirnya sukses melangkah ke babak semi-final Liga Champions untuk kali pertama sejak 2003, setelah menahan imbang AS Monaco tanpa gol di Stade de Louis II, pada leg kedua perempat-final, Kamis (23/4) dini hari WIB. Si Nyonya Tua melenggang berkat keunggulan agregat 1-0, yang diraih pada leg pertama di Turin.
Seperti sudah diduga, Juve, melalui pelatihnyam Max Allegri, menerapkan formasi 3-5-2, yang membuat mereka bermain lebih ke dalam. Skema itu terbukti efektif menahan gempuran frontal Monaco, yang mendominasi permainan hingga 57 persen dan butuh dua gol untuk lolos.
Menyoroti lini belakang, sang kapten, Gianluigi Buffon, tampil begitu tenangnya dengan beberapa penyelamatan wajar. Deretan tiga bek, Andrea Barzagli, Leonardo Bonucci, dan Giorgio Chiellini melakukan tugasnya dengan sangat-sangat baik, untuk menjaga Anthony Martial, Yannick Carrasco, hingga Dimitar Berbatov.
Namun performa luar biasa mereka tampaknya urung muncul, andai saja tak ada sosok Andrea Pirlo, yang tampil begitu brilian sebagai gelandang jangkar. Il Maestro mampu mengatur tempo laga terus bejalan lambat, melepaskan umpan-umpan imajinatif berkelas, dan nyaris mencetak gol di penghujung pertandingan.
Sejatinya Pirlo kurang dijagokan untuk mentas sejak awal laga, menilik kondisinya yang belum pulih 100 persen dari cedera. Tapi Allegri paham benar, jika dirinya amat membutuhkan gelandang 35 tahun itu untuk meloloskan timnya ke babak semi-final. Luar biasa! Si No. 21 menjalankan tugasnya dengan sempurna.
Dilihat dari pergerakannya, tampak sekali bahwa Pirlo masuk ke Stade de Louis II dengan mental juara. Ia begitu tenang, melakukan gocekan-gocekan riskan yang berubah jadi brilian, dan tentunya jadi pusat permainan I Bianconeri. Tengok saja 72 sentuhan dan disertai 62 operan, yang jadi catatan terbanyak penggawa Juve dalam laga tersebut.
Pirlo juga cerdas melepaskan sepasang umpan imajinatif, yang sayangnya tak tak mampu dimaksimalkan Stephan Lichtsteiner di babak pertama dan Alvaro Morata di paruh kedua. Yang paling krusial adalah kelihaiannya mengatur tempo laga. Ia selalu jadi orang pertama yang memutus aliran serangan dan ajakan Monaco untuk bermain cepat, yang berpotensi membuka celah di lini pertahanan Juve. Pirlo melakukan hal itu dengan amat konsisten, dalam 90 menit pertamanya pasca cedera.
Terakhir, pemenang sepasang gelar Liga Champions itu nyaris saja jadi pencetak gol tunggal laga, andai sepakan bebas menakjubkannya dari jarak 37 yard tak membentur mistar gawang Danijel Subasic, di menit ke-88. Kejadian itu mengingatkan kita pada aksi serupanya dalam duel Inggris kontra Italia di Piala Dunia 2014 lalu.
Dengan performanya yang seakan tak mengalami pengikisan, Pirlinho bakal jadi aktor krusial La Vecchia Signora merengkuh impian juara Liga Champions!
liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, MAN OF THE MATCH AS Monaco 0-0 Juventus: Andrea Pirlo
Seperti sudah diduga, Juve, melalui pelatihnyam Max Allegri, menerapkan formasi 3-5-2, yang membuat mereka bermain lebih ke dalam. Skema itu terbukti efektif menahan gempuran frontal Monaco, yang mendominasi permainan hingga 57 persen dan butuh dua gol untuk lolos.
Menyoroti lini belakang, sang kapten, Gianluigi Buffon, tampil begitu tenangnya dengan beberapa penyelamatan wajar. Deretan tiga bek, Andrea Barzagli, Leonardo Bonucci, dan Giorgio Chiellini melakukan tugasnya dengan sangat-sangat baik, untuk menjaga Anthony Martial, Yannick Carrasco, hingga Dimitar Berbatov.
Namun performa luar biasa mereka tampaknya urung muncul, andai saja tak ada sosok Andrea Pirlo, yang tampil begitu brilian sebagai gelandang jangkar. Il Maestro mampu mengatur tempo laga terus bejalan lambat, melepaskan umpan-umpan imajinatif berkelas, dan nyaris mencetak gol di penghujung pertandingan.
Sejatinya Pirlo kurang dijagokan untuk mentas sejak awal laga, menilik kondisinya yang belum pulih 100 persen dari cedera. Tapi Allegri paham benar, jika dirinya amat membutuhkan gelandang 35 tahun itu untuk meloloskan timnya ke babak semi-final. Luar biasa! Si No. 21 menjalankan tugasnya dengan sempurna.
Dilihat dari pergerakannya, tampak sekali bahwa Pirlo masuk ke Stade de Louis II dengan mental juara. Ia begitu tenang, melakukan gocekan-gocekan riskan yang berubah jadi brilian, dan tentunya jadi pusat permainan I Bianconeri. Tengok saja 72 sentuhan dan disertai 62 operan, yang jadi catatan terbanyak penggawa Juve dalam laga tersebut.
Pirlo juga cerdas melepaskan sepasang umpan imajinatif, yang sayangnya tak tak mampu dimaksimalkan Stephan Lichtsteiner di babak pertama dan Alvaro Morata di paruh kedua. Yang paling krusial adalah kelihaiannya mengatur tempo laga. Ia selalu jadi orang pertama yang memutus aliran serangan dan ajakan Monaco untuk bermain cepat, yang berpotensi membuka celah di lini pertahanan Juve. Pirlo melakukan hal itu dengan amat konsisten, dalam 90 menit pertamanya pasca cedera.
Terakhir, pemenang sepasang gelar Liga Champions itu nyaris saja jadi pencetak gol tunggal laga, andai sepakan bebas menakjubkannya dari jarak 37 yard tak membentur mistar gawang Danijel Subasic, di menit ke-88. Kejadian itu mengingatkan kita pada aksi serupanya dalam duel Inggris kontra Italia di Piala Dunia 2014 lalu.
Dengan performanya yang seakan tak mengalami pengikisan, Pirlinho bakal jadi aktor krusial La Vecchia Signora merengkuh impian juara Liga Champions!
liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, MAN OF THE MATCH AS Monaco 0-0 Juventus: Andrea Pirlo