Juventus akhirnya sukses mengakhiri penantian panjang menuju ke final, setelah sukses menahan Real Madrid 1-1 di Santiago Bernabeu, pada leg kedua semi-final Liga Champions, Kamis (14/5) dini hari WIB. Tim asuhan Massimo Allegri ini berhak melenggang, karena unggul secara agregat 3-2.
Dan salah satu faktor kunci keberhasilan Juve menorehkan langkah emas ini adalah berkat kehadiran gelandang andalan yang baru pulih dari cedera, Paul Pogba. Setelah melakukan comeback brilian di Serie A Italia, ia melanjutkannya ke ajang yang lebih prestis, Liga Champions.
Pogba memang tidak bermain seeksplosif Marcelo, secerdas Andrea Pirlo, dan selincah Isco dalam laga tersebut. Dirinya lebih berfungsi sebagai pengacau tempo permainan.
Bermain di posisi idealnya sebagai gelandang tengah yang beroperasi lebih ke sisi kiri penyerangan, Pogba cenderung melakukan pergerakan tanpa bola yang stagnan. Dirinya sukses ditutup oleh pengawalan ketat dari Dani Carvajal dan rekan senegaranya, Raphael Varane.
Tapi hal berbeda akan tampak ketika pemain 22 tahun ini menyentuh bola. Ia akan lebih lama bermain-main dan menahan bola, memanfaatkan fisiknya yang sangat kuat. Apa yang dilakukannya mengacaukan tempo cepat pertandingan yang coba diusung Madrid.
Sang pelatih, Allegri, bertindak cerdas di sini dengan sengaja memasang perangkap. Ia memberikan tugas itu pada Pogba alih-alih pada Pirlo, yang biasa melakoninya. Hal itu bisa dilihat dari jumlah 66 operan yang diarahkan penggawa I Bianconeri kepadanya, kedua terbanyak setelah Arturo Vidal, yang lebih menyerang. Allegri juga paham Pogba belum waktunya kembali bermain beringas, karena kondisi fisiknya belum berada di level 100 persen.
Dan sekalinya lolos dari kawalan para penggawa Los Blancos, maka efek mematikanlah yang diberikannya. Assist Si Gurita Paul pada Alvaro Morata di menit ke-58, jadi pembunuh Madrid dan pemasti kelolosan Juve. Dengan kondisi yang diprediksi lebih baik, akankah efek mematikan Pogba juga berlaku di final Liga Champions menghadapi Barcelona nanti?
liga spanyol table, klasemen, seri b, malam ini, terkini, divisi 2, MAN OF THE MATCH Real Madrid 1-1 Juventus (Agregat 2-3): Paul Pogba
Dan salah satu faktor kunci keberhasilan Juve menorehkan langkah emas ini adalah berkat kehadiran gelandang andalan yang baru pulih dari cedera, Paul Pogba. Setelah melakukan comeback brilian di Serie A Italia, ia melanjutkannya ke ajang yang lebih prestis, Liga Champions.
Pogba memang tidak bermain seeksplosif Marcelo, secerdas Andrea Pirlo, dan selincah Isco dalam laga tersebut. Dirinya lebih berfungsi sebagai pengacau tempo permainan.
Bermain di posisi idealnya sebagai gelandang tengah yang beroperasi lebih ke sisi kiri penyerangan, Pogba cenderung melakukan pergerakan tanpa bola yang stagnan. Dirinya sukses ditutup oleh pengawalan ketat dari Dani Carvajal dan rekan senegaranya, Raphael Varane.
Tapi hal berbeda akan tampak ketika pemain 22 tahun ini menyentuh bola. Ia akan lebih lama bermain-main dan menahan bola, memanfaatkan fisiknya yang sangat kuat. Apa yang dilakukannya mengacaukan tempo cepat pertandingan yang coba diusung Madrid.
Sang pelatih, Allegri, bertindak cerdas di sini dengan sengaja memasang perangkap. Ia memberikan tugas itu pada Pogba alih-alih pada Pirlo, yang biasa melakoninya. Hal itu bisa dilihat dari jumlah 66 operan yang diarahkan penggawa I Bianconeri kepadanya, kedua terbanyak setelah Arturo Vidal, yang lebih menyerang. Allegri juga paham Pogba belum waktunya kembali bermain beringas, karena kondisi fisiknya belum berada di level 100 persen.
Dan sekalinya lolos dari kawalan para penggawa Los Blancos, maka efek mematikanlah yang diberikannya. Assist Si Gurita Paul pada Alvaro Morata di menit ke-58, jadi pembunuh Madrid dan pemasti kelolosan Juve. Dengan kondisi yang diprediksi lebih baik, akankah efek mematikan Pogba juga berlaku di final Liga Champions menghadapi Barcelona nanti?
liga spanyol table, klasemen, seri b, malam ini, terkini, divisi 2, MAN OF THE MATCH Real Madrid 1-1 Juventus (Agregat 2-3): Paul Pogba