• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Liga Italia Massimiliano Allegri Eksploitasi Kepolosan Paulo Sousa

Bola

SBOBET
Journalist
Juventus berhasil melalui salah satu ujian tersulitnya di Serie A Italia musim ini, dengan memenangi grande partita melawan Fiorentina lewat skor meyakinkan 3-1, Senin (14/12) dini hari WIB.

Hasil itu jadi kemenangan keenam beruntun Juve di Serie A, yang melambungkan posisi mereka dengan kini duduk di peringkat empat klasemen sementara. Satu situasi yang jelas amat disyukuri penggawa Tim Hitam Putih, menilik performa mengenaskan mereka di awal musim.

Partai ini sekaligus jadi panggung pembuktian lain akan kualitas pelatih Juve, Massimiliano Allegri. Setelah susah payah memenangkan hati Juventini dengan membawa I Bianconeri nyaris meraih treble winners musim lalu, sang juru taktik malah sempat kembali menyulut api lewat performa negatif Gianluigi Buffon cs.

Segala cacian samar-samar menerjang Allegri, mulai makian sindrom musim kedua, ketidakmampuannya menahan para bintang musim lalu, hingga kritik keras karena kerap mencadangkan pemain termahal Juve musim ini, Paulo Dybala.

Namun di pertandingan melawan Fiorentina dini hari tadi, untuk kesekian kalinya Allegri mampu menunjukkan mengapa dirinya adalah sosok yang pantas menangani Juve. Kecerdasan taktikalnya, mampu menelanjangi kepolosan calon terkuat pelatih pendatang baru terbaik Serie A musim ini, Paulo Sousa.


Seperti sudah diprediksi, Juve dan Fiorentina menjalani bentrok dengan kesulitan luar biasa dibumbui kualitas indvidual papan atas para pemainnya.

Aroma pembukaan partai final bahkan dihadirkan, tatkala kedua tim sukses mencetak masing-masing satu gol dalam tempo enam menit awal laga.

Fiorentina unggul terlebih dahulu melalui penalti Josip Ilicic di menit ketiga, setelah Giorgio Chiellini telat menutup pergerakan Federico Bernardeschi.

Juve lantas beraksi cepat, dengan membalas lewat tandukan mantan Si Ungu, Juan Cuadrado, yang melengkung manis masuk ke jala Ciprian Tatarusanu.

Namun apa yang terpapar kemudian tampak sedikit di luar prediksi. Ya, dengan laga dimainkan di Juventus Stadium, Fiorentina secara luar biasa mampu menguasai jalannya pertandingan. Mayoritas penggawa Juve dipakasa menonton bola mengalir di daerahnya sendiri, dengan kesulitan hebat ketika mencoba merebut bola.

Meski kedudukan imbang 1-1 tak berubah hingga akhir babak pertama, Fiorentina mampu menutup jeda dengan penguasaan bola hingga 68 persen! Sungguh sulit dipercaya bagaimana juara empat musim terakhir Serie A dibuat tak berdaya seperti itu di hadapan pendukungnya sendiri.

Situasi seperti itu berlangsung hingga sepuluh menit jelang pertandingan usai, ketika segalanya berubah dan memihak tuan rumah.


Sousa terlena dengan ilusi taktik Allegri​

Selama 80 menit itu pula nakhoda Forentina, Sousa, dibuat terlena dengan keunggulan permainan timnya. Ia seakan tak sadar jika penalti Ilicic, merupakan satu-satunya tembakan tepat sasaran yang sejauh itu dibuat timnya. Plus 'ketidakpeduliannya' pada catatan Juve yang bisa melepaskan 14 tembakan ke arah gawang, dengan empat diantaranya tepat sasaran.

Saking nyamannya, pria asal Portugal yang juga merupakan legenda Juve tersebut bahkan terkesan lupa untuk mengganti beberapa pemainnya yang mulai kehabisan stamina. Borja Valero, Matias Vecino, dan Ilicic terutama, amat mudah kehilangan bola dan terlihat begitu lambat bergerak lepas menit ke-75.

Di sisi lain Allegri benar-benar mampu membaca situasi, yang besar kemungkinan sudah direncanakannya jauh-jauh hari sebelum bentrok. Mantan nakhoda AC Milan itu paham jika Fiorentina akan lebih menguasai laga, menilik fakta bahwa mereka adalah pemilik penguasaan bola tertinggi di Serie A musim ini, lewat rerata 62,6 persen per partai.

Sementara Allegri juga tak yakin Sousa akan peduli dengan rerata penguasaan bola 46 persen milik timnya, karena sebagai juara bertahan Juve lebih dikenal sebagai tim yang gemar menguasai bola. Faktanya? Dengan kebanyakan pemain baru yang hadir musim ini, La Vecchia Omcidi yang sekarang lebih suka bermain defensif mengandalkan serangan balik. Berbeda jauh dengan musim lalu, di mana mereka bisa memiliki rerata penguasaan bola hingga 59 persen!

Namun bukan berarti filosofi pragmatis ala Allegri membuat Juve minim melakukan usaha mencetak gol. Berdasar statistik, Juve merupakan tim terbaik kedua di Serie A yang gemar melepaskan tembakan ke gawang musuh. Tak heran jika di laga itu, mereka bisa punya jumlah tembakan yang nyaris tiga kali lipat lebih banyak dari Fiorentina.

Itulah mengapa ketika skenario 'serah bolanya' berjalan dengan sangat lancar, Allegri memutuskan untuk memasukkan Stefano Sturaro dan Alex Sandro lepas satu jam pertandingan guna melakukan finalisasi. Di antara keduanya, Sturaro yang lebih krusial karena punya kelebihan dalam merusak aliran bola lawan, sementara Sandro dieksploitasi kecepatannya dalam merangkai serangan balik.

SIMAK JUGA
Juve Bukan Harapan Bayern Munich
Lahm Bertekad Singkirkan Juve
Guardiola: Juve Salah Satu Tim Terbaik Eropa!

Finalisasi berjalan dengan manis. Lewat situasi serangan balik yang diawali oleh pemutusan aliran bola Fiorentina oleh Sturaro, Mario Mandzukic sukses membalikkan keadaan menjadi 2-1 untuk Juve di menit ke-80. Bomber Kroasia itu memaksimalkan kemelut di depan gawang La Viola, berkat kombinasi apik Paul Pogba dan Dybala.

Fiorentina kolaps, Sousa panik. Dalam tempo satu menit, tiga pemain sekaligus ditarik keluar untuk diganti tenaga yang lebih segar. Namun segalanya sudah terlambat dan Juve semakin merajalela.

La Fidanzata d'Italia memperbesar keunggulannya di masa injury time, lagi-lagi dengan memanfaatkan skema serangan balik. Dybala jadi aktornya, setelah dia menerima umpan Cuadrado yang kemudian dilanjutkan dengan mengecoh Nenad Tomovic sebelum menaklukkan Tatarusanu. Juve pun menutup pertandingan dengan keunggulan 3-1.

Ups, setelah laga berakhir ternyata Sousa masih belum sadar bahwa dirinya telah ditelanjangi Allegri. Ia malah mengaku bangga dengan performa Fiorentina. "Saya pikir para pemain sudah melakukan yang terbaik, terutama dalam mengontrol permainan dan mengambil inisiatif serangan. Pada akhirnya memang melawan tim yang memiliki kualitas pertahanan sangat baik membuat kami dalam kesulitan," ungkapnya, yang juga diamini disepakati oleh direktur olahraga l Gigliati, Daniele Prade.

Allegri sendiri memilih merendah, dengan tetap mengkritik sepercik kekurangan dalam timnya. "Secara relatif kami mampu menampilkan permainan terbaik, tapi tetap harus meningkatkan sisi teknis dan meminimalisir setiap kesalahan. Tidak mudah untuk mencapai tahapan ini, ketika mampu meraih enam kemenangan beruntun di Serie A," ujarnya.

Kini kita tinggal menanti, apakah kecerdasan taktikal Allegri bisa kembali membawa Juve dalam kesuksesan? Atau dalam lingkup yang lebih kecil, apakah akan efektif melawan tim berfilosofi serupa tapi dengan level yang jauh di atas? Bayern Munich misalnya, yang akan jadi lawan di babak 16 besar Liga Champions. Bagaimana Mister?

liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, Massimiliano Allegri Eksploitasi Kepolosan Paulo Sousa
 
Top