Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya.
Seorang mahasiswa jurusan hukum di Austria menuntut perusahaan jejaring sosial Facebook karena dianggap melanggar hak-hak privasi. Mahasiswa bernama Max Schrems tersebut pada Minggu (03/08), mengumumkan bahwa dirinya menuntut anak perusahaan Facebook, Facebook Ireland di pengadilan komersil di Wina, Austria.
Dilansir oleh Alaska Dispatch News, Schrems menuntut Facebook untuk pelanggaran karena melanggar kebijakan privasi, berpartisipasi dalam program PRISM, membuat aplikasi untuk melacak pengguna, membuat sistem big data yang memata-matai pengguna. Hal ini bertentangan dengan undang-undang Uni Eropa yang mengatur tentang perlindungan hak-hak privasi. Facebook Irlandia masuk ke dalam yurisdiksi Uni Eropa setelah Facebook membuka cabang di Dublin, Irlandia.
Kita melihat Facebook melanggar undang-undang pribadi Uni Eropa untuk waktu yang lama dan harus dihentikan. Masalah ini dimulai dengan ketidaktahuan tentang kebijakan privasi,yang tidak sesuai dengan undang-undang Uni Eropa, terkait dengan skandal penyadapan oleh NSA ungkap Schrems.
Pengadilan Eropa, sedang mempertimbangkan mengenai tuntutan terhadap legalitas dari National Security Administration yang digunakan untuk mengumpulkan data elektronik yang masuk ke dalam program PRISM. Kemungkinan tuntutan ini akan diputuskan hasilnya oleh pengadilan pada dua tahun ke depan. Pengadilan ini adalah pengadilan yang memutuskan Google untuk menghapus informasi yang tidak diinginkan mengenai seseorang pada program mesin pencari perusahaan tersebut.
Max Schrems sendiri memiliki sejarah yang panjang mengenai gerakan hak-hak privasi online di Eropa. Dia menjadi sangat memperhatikan mengenai masalah privasi pada Facebook ketika kuliah di Universitas Santa Clara. Pada 2011, kelompok yang dimotori oleh Schrems mengirimkan gugatan kepada Irish Data Protection Commisioner karena mengumpulkan data pribadi menggunakan sistem pengenal wajah.
Schrems menjadi semacam batu sandungan bagi Facebook hingga pada 2012 lalu, perusahaan tersebut sampai mengirimkan Direktur Kebijakan, Richard Allan dan beberapa pejabat lainnya untuk bertemu dengannya. Pada pertemuan yang memakan waktu hingga 6 jam tersebut membahas mengenai undang-undang privasi di Uni Eropa. Namun hal ini tidak menghentikan Schrems untuk menghentikan aksi-aksinya.
Kita suka untuk memprotes secara terus menerus mengenai perlindungan data pribadi di Eropa, sekarang adalah waktu untuk melindungi hak-hak fundamental kita, Schrems menegaskan.
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena konten Nokia Mulai Menjual Flagship Lumia 930 dan dual-SIM Lumia 630 diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Seorang mahasiswa jurusan hukum di Austria menuntut perusahaan jejaring sosial Facebook karena dianggap melanggar hak-hak privasi. Mahasiswa bernama Max Schrems tersebut pada Minggu (03/08), mengumumkan bahwa dirinya menuntut anak perusahaan Facebook, Facebook Ireland di pengadilan komersil di Wina, Austria.
Dilansir oleh Alaska Dispatch News, Schrems menuntut Facebook untuk pelanggaran karena melanggar kebijakan privasi, berpartisipasi dalam program PRISM, membuat aplikasi untuk melacak pengguna, membuat sistem big data yang memata-matai pengguna. Hal ini bertentangan dengan undang-undang Uni Eropa yang mengatur tentang perlindungan hak-hak privasi. Facebook Irlandia masuk ke dalam yurisdiksi Uni Eropa setelah Facebook membuka cabang di Dublin, Irlandia.
Kita melihat Facebook melanggar undang-undang pribadi Uni Eropa untuk waktu yang lama dan harus dihentikan. Masalah ini dimulai dengan ketidaktahuan tentang kebijakan privasi,yang tidak sesuai dengan undang-undang Uni Eropa, terkait dengan skandal penyadapan oleh NSA ungkap Schrems.
Pengadilan Eropa, sedang mempertimbangkan mengenai tuntutan terhadap legalitas dari National Security Administration yang digunakan untuk mengumpulkan data elektronik yang masuk ke dalam program PRISM. Kemungkinan tuntutan ini akan diputuskan hasilnya oleh pengadilan pada dua tahun ke depan. Pengadilan ini adalah pengadilan yang memutuskan Google untuk menghapus informasi yang tidak diinginkan mengenai seseorang pada program mesin pencari perusahaan tersebut.
Max Schrems sendiri memiliki sejarah yang panjang mengenai gerakan hak-hak privasi online di Eropa. Dia menjadi sangat memperhatikan mengenai masalah privasi pada Facebook ketika kuliah di Universitas Santa Clara. Pada 2011, kelompok yang dimotori oleh Schrems mengirimkan gugatan kepada Irish Data Protection Commisioner karena mengumpulkan data pribadi menggunakan sistem pengenal wajah.
Schrems menjadi semacam batu sandungan bagi Facebook hingga pada 2012 lalu, perusahaan tersebut sampai mengirimkan Direktur Kebijakan, Richard Allan dan beberapa pejabat lainnya untuk bertemu dengannya. Pada pertemuan yang memakan waktu hingga 6 jam tersebut membahas mengenai undang-undang privasi di Uni Eropa. Namun hal ini tidak menghentikan Schrems untuk menghentikan aksi-aksinya.
Kita suka untuk memprotes secara terus menerus mengenai perlindungan data pribadi di Eropa, sekarang adalah waktu untuk melindungi hak-hak fundamental kita, Schrems menegaskan.
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena konten Nokia Mulai Menjual Flagship Lumia 930 dan dual-SIM Lumia 630 diatas dikutip dari Internet secara gamblang.