Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Melindungi Data Perusahaan Di Tengah Hybrid Environment
Hybrid enviroment adalah sebuah fenomena di mana banyak organisasi yg mulai menyimpan sebagian datanya di data center on-premise & sebagian lagi di layanan cloud. Di tengah lingkungan hybrid tersebut, keinginan mayoritas organisasi adalah mereka dapat mengakses data & aplikasi mereka baik secara on-premise & cloud dengan cepat & aman.
F5 Networks merilis sebuah studi yg berkolaborasi dengan Frost and Sullivan dengan judul The New Language of Cloud Computing. Hasil studi tersebut menyatakan bahwa tren & perkembangan cloud computing di wilayah Asia-Pasifik sangat berkembang dari tahun sebelumnya. Sekitar 58,6 persen responden yg disurvey menyatakan akan memprioritaskan cloud computing untuk 12 bulan ke depan.
Fakta lainnya memperlihatkan adalah 47,7 persen perusahaan di wilayah Asia-Pasifik se&g berencana melengkapi fasilitas TI mereka dengan layanan cloud, 24,9 persen perusahaan berencana untuk meningkatkan kualitas sistem mereka & 20,7 persen ingin menambahkan fungsionalitas baru ke dalam sistem mereka.
Walaupun perkembangan cloud sangat menjanjikan di wilayah Asia-Pasifik, perusahaan pun tidak boleh lengah bahwa ancaman siber pun turut meningkat. Serangan DDoS masih menjadi ancaman bagi cloud computing, tutur Edwin Seo, Regional Security Architect dari F5 Networks Singapore.
Edwin menjelaskan bahwa ketika perusahaan ingin mengakses data di cloud, serangan DdoS sangat mungkin akan mengganggu akses tersebut. Alhasil, perusahaan pun akan mengalami down time. Patut diingat bahwa down time sangat mengganggu bagi bisnis perusahaan. Artinya adalah ada uang yg terbuang percuma, papar Edwin.
Serangan DDoS semakin masif hari ini. Solusi F5 Silverline dapat melakukan mitigasi risiko serangan tersebut, papar Edwin pada awak CISO Magazine. F5 Silverline dapat menangkal serangan DDoS sehingga tatkala organisasi mengakses data perusahaan, pengguna dapat mengakses tanpa khawatir lumpuh, kata Edwin.
Terkait dengan lingkungan hybrid itu sendiri, Emmanuel Bonnasie, SVP F5 Networks Asia-Pacific mengatakan bahwa untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur hybrid, sekat-sekat yg membatasi TI harus dihancurkan.
Berbagai layanan & aplikasi pendukung harus dipisahkan dari infrastruktur sehingga dapat diatur provisinya secara mulus walaupun terletak di lingkungan hybrid, papar Bonnasie. Alasannya agar para pelaku bisnis dapat menjadi lincah, & mampu bergerak bebas, lanjutnya.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenMelindungi Data Perusahaan Di Tengah Hybrid Environment diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Hybrid enviroment adalah sebuah fenomena di mana banyak organisasi yg mulai menyimpan sebagian datanya di data center on-premise & sebagian lagi di layanan cloud. Di tengah lingkungan hybrid tersebut, keinginan mayoritas organisasi adalah mereka dapat mengakses data & aplikasi mereka baik secara on-premise & cloud dengan cepat & aman.
F5 Networks merilis sebuah studi yg berkolaborasi dengan Frost and Sullivan dengan judul The New Language of Cloud Computing. Hasil studi tersebut menyatakan bahwa tren & perkembangan cloud computing di wilayah Asia-Pasifik sangat berkembang dari tahun sebelumnya. Sekitar 58,6 persen responden yg disurvey menyatakan akan memprioritaskan cloud computing untuk 12 bulan ke depan.
Fakta lainnya memperlihatkan adalah 47,7 persen perusahaan di wilayah Asia-Pasifik se&g berencana melengkapi fasilitas TI mereka dengan layanan cloud, 24,9 persen perusahaan berencana untuk meningkatkan kualitas sistem mereka & 20,7 persen ingin menambahkan fungsionalitas baru ke dalam sistem mereka.
Walaupun perkembangan cloud sangat menjanjikan di wilayah Asia-Pasifik, perusahaan pun tidak boleh lengah bahwa ancaman siber pun turut meningkat. Serangan DDoS masih menjadi ancaman bagi cloud computing, tutur Edwin Seo, Regional Security Architect dari F5 Networks Singapore.
Edwin menjelaskan bahwa ketika perusahaan ingin mengakses data di cloud, serangan DdoS sangat mungkin akan mengganggu akses tersebut. Alhasil, perusahaan pun akan mengalami down time. Patut diingat bahwa down time sangat mengganggu bagi bisnis perusahaan. Artinya adalah ada uang yg terbuang percuma, papar Edwin.
Serangan DDoS semakin masif hari ini. Solusi F5 Silverline dapat melakukan mitigasi risiko serangan tersebut, papar Edwin pada awak CISO Magazine. F5 Silverline dapat menangkal serangan DDoS sehingga tatkala organisasi mengakses data perusahaan, pengguna dapat mengakses tanpa khawatir lumpuh, kata Edwin.
Terkait dengan lingkungan hybrid itu sendiri, Emmanuel Bonnasie, SVP F5 Networks Asia-Pacific mengatakan bahwa untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur hybrid, sekat-sekat yg membatasi TI harus dihancurkan.
Berbagai layanan & aplikasi pendukung harus dipisahkan dari infrastruktur sehingga dapat diatur provisinya secara mulus walaupun terletak di lingkungan hybrid, papar Bonnasie. Alasannya agar para pelaku bisnis dapat menjadi lincah, & mampu bergerak bebas, lanjutnya.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenMelindungi Data Perusahaan Di Tengah Hybrid Environment diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber