Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Mengoptimalisasi Hybrid Cloud Computing
Apa yg menjadikan cloud computing begitu menarik? Sejak dua tahun belakangan ini, cloud computing menjadi tren bagi para pakar TI. Isunya mengun&g kuriositas baik bagi para CISO, CTO, CFO & bahkan CEO. Cloud computing menjadi suatu kebutuhan & para praktisi meman&g bahwa dengan bermigrasi pada layanan ini, &a untuk pengelolaan infrastruktur TI bisa ditekan seminimal mungkin.
Sebuah survey yg diadakan Inggris beberapa waktu lalu menunjukkan antusiasme tinggi para praktisi TI untuk bermigrasi ke cloud computing. Sekitar 39 responden mengatakan bahwa cloud computing sangat membantu mereka dalam bisnis daring & juga web hosting. Adapun 35 responden menyatakan bahwa cloud computing berperan penting dalam mengelola email server-nya.
Salah satu jenis cloud computing yg mengun&g banyak perhatian adalah hybrid cloud. Suatu jenis layanan cloud computing yg menggabungkan private & public cloud. Mengacu pada hasil survey yg dilakukan oleh PwC Global, mayoritas perusahaan akan bermigrasi pada public cloud di lima tahun pertama. Tahun berikutnya, mereka akan mengadopsi hybrid cloud untuk menunjang proses bisnisnya.
Saat ini, topik seputar komputasi cloud tidak lagi membahas tentang model penerapan apa yg akan menjadi pilihan bagi enterprise. Yang sekarang banyak dibahas di kalangan industri adalah topik-topik yg lebih strategis tentang komputasi cloud, ujar Andre Iswanto Senior Field System Engineer di F5 Networks Indonesia.
Andre mencontohkan bagaimana perusahaan dapat menggabungkan komputasi cloud dengan sistem IT on-premise yg sudah ada, menjadi satu kesatuan arsitektur hybrid yg dapat berjalan secara mulus?
Melihat perkembangan tersebut, aman untuk dikatakan bahwa hybrid akan menjadi standar arsitektur IT di dunia. Bahkan menurut data riset dari Vanson Bourne, semakin banyak perusahaan di dunia (termasuk di Indonesia) yg sudah mulai beralih dari server konvensional ke hybrid cloud, baik yg mengombinasikan cloud publik maupun privat, paparnya.
Selain itu, hasil riset tersebut juga menyebutkan bahwa sejak dua tahun lalu, adopsi hybrid cloud telah tumbuh sebesar 9 persen, ujar Andre.
Ia pun kemudian menuturkan bahwa Untuk dapat mengoptimalkan infrastruktur hybrid, perusahaan harus mampu menjahit kedua jenis infrastruktur yg ada, baik on-premise maupun cloud, menjadi satu kesatuan yg dapat berjalan secara mulus.
Caranya adalah dengan tidak mengkotak-kotakkan aplikasi, keamanan, ketersediaan, identitas, & akses di antara kedua infrastruktur tersebut. Kesemua hal tersebut haruslah mampu bergerak secara bebas bersama dengan application service di seluruh infrastruktur perusahaan, lanjut Andre.
Hal lain yg tidak kalah penting untuk dipahami adalah sistem keamanannya. Meningkatnya mobilitas aplikasi, dimana aplikasi berpindah-pindah dari on-premise ke cloud orpun sebaliknya, membuat akses menjadi semakin rentan terhadap berbagai serangan; seperti serangan DDoS, kata Andre.
Hal tersebut membuat kebijakan keamanan tradisional tidak lagi mampu menjamin keamanan. Karenanya, perusahaan membutuhkan solusi hybrid untuk melindungi sistem hybrid mereka, ujarnya. F5 Silverline DDoS Protection dapat memberikan perlindungan kepada perusahaan dari serangan DDoS, menggabungkan berbagai kemampuan perlindungan terhadap DDoS yg terdapat pada sistem on-premise dengan sebuah layanan cloud berkapasitas tinggi, imbuhnya.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenMengoptimalisasi Hybrid Cloud Computing diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Apa yg menjadikan cloud computing begitu menarik? Sejak dua tahun belakangan ini, cloud computing menjadi tren bagi para pakar TI. Isunya mengun&g kuriositas baik bagi para CISO, CTO, CFO & bahkan CEO. Cloud computing menjadi suatu kebutuhan & para praktisi meman&g bahwa dengan bermigrasi pada layanan ini, &a untuk pengelolaan infrastruktur TI bisa ditekan seminimal mungkin.
Sebuah survey yg diadakan Inggris beberapa waktu lalu menunjukkan antusiasme tinggi para praktisi TI untuk bermigrasi ke cloud computing. Sekitar 39 responden mengatakan bahwa cloud computing sangat membantu mereka dalam bisnis daring & juga web hosting. Adapun 35 responden menyatakan bahwa cloud computing berperan penting dalam mengelola email server-nya.
Salah satu jenis cloud computing yg mengun&g banyak perhatian adalah hybrid cloud. Suatu jenis layanan cloud computing yg menggabungkan private & public cloud. Mengacu pada hasil survey yg dilakukan oleh PwC Global, mayoritas perusahaan akan bermigrasi pada public cloud di lima tahun pertama. Tahun berikutnya, mereka akan mengadopsi hybrid cloud untuk menunjang proses bisnisnya.
Saat ini, topik seputar komputasi cloud tidak lagi membahas tentang model penerapan apa yg akan menjadi pilihan bagi enterprise. Yang sekarang banyak dibahas di kalangan industri adalah topik-topik yg lebih strategis tentang komputasi cloud, ujar Andre Iswanto Senior Field System Engineer di F5 Networks Indonesia.
Andre mencontohkan bagaimana perusahaan dapat menggabungkan komputasi cloud dengan sistem IT on-premise yg sudah ada, menjadi satu kesatuan arsitektur hybrid yg dapat berjalan secara mulus?
Melihat perkembangan tersebut, aman untuk dikatakan bahwa hybrid akan menjadi standar arsitektur IT di dunia. Bahkan menurut data riset dari Vanson Bourne, semakin banyak perusahaan di dunia (termasuk di Indonesia) yg sudah mulai beralih dari server konvensional ke hybrid cloud, baik yg mengombinasikan cloud publik maupun privat, paparnya.
Selain itu, hasil riset tersebut juga menyebutkan bahwa sejak dua tahun lalu, adopsi hybrid cloud telah tumbuh sebesar 9 persen, ujar Andre.
Ia pun kemudian menuturkan bahwa Untuk dapat mengoptimalkan infrastruktur hybrid, perusahaan harus mampu menjahit kedua jenis infrastruktur yg ada, baik on-premise maupun cloud, menjadi satu kesatuan yg dapat berjalan secara mulus.
Caranya adalah dengan tidak mengkotak-kotakkan aplikasi, keamanan, ketersediaan, identitas, & akses di antara kedua infrastruktur tersebut. Kesemua hal tersebut haruslah mampu bergerak secara bebas bersama dengan application service di seluruh infrastruktur perusahaan, lanjut Andre.
Hal lain yg tidak kalah penting untuk dipahami adalah sistem keamanannya. Meningkatnya mobilitas aplikasi, dimana aplikasi berpindah-pindah dari on-premise ke cloud orpun sebaliknya, membuat akses menjadi semakin rentan terhadap berbagai serangan; seperti serangan DDoS, kata Andre.
Hal tersebut membuat kebijakan keamanan tradisional tidak lagi mampu menjamin keamanan. Karenanya, perusahaan membutuhkan solusi hybrid untuk melindungi sistem hybrid mereka, ujarnya. F5 Silverline DDoS Protection dapat memberikan perlindungan kepada perusahaan dari serangan DDoS, menggabungkan berbagai kemampuan perlindungan terhadap DDoS yg terdapat pada sistem on-premise dengan sebuah layanan cloud berkapasitas tinggi, imbuhnya.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenMengoptimalisasi Hybrid Cloud Computing diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber