Jurnalis Jamal Khashoggi tewas dalam perkelahian di Konsulat Saudi di Istanbul, menurut laporan televisi negara Saudi, mengutip penyelidikan awal.
Dilaporkan bahwa deputi kepala intelijen Ahmad al-Assiri dan Saud al-Qahtani—ajudan senior Putra Mahkota Mohammed Bin Salman—dipecat karena skandal itu.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa apa yang terjadi “tidak dapat diterima”, tetapi Arab Saudi adalah “sekutu penting (Amerika).”
Ini adalah pertama kalinya Kerajaan Saudi mengakui Khashoggi telah meninggal.
Pengakuan itu menyusul penyangkalan selama dua minggu, bahwa Arab Saudi terlibat dalam hilangnya kritikus terkemuka Saudi itu, ketika ia memasuki konsulat di Istanbul pada tanggal 2 Oktober 2018 untuk mengurus dokumen untuk keperluan pernikahannya yang akan datang.
Kerajaan Saudi telah mengalami tekanan yang meningkat untuk menjelaskan hilangnya Khashoggi, setelah para pejabat Turki mengatakan bahwa dia sengaja dibunuh di dalam konsulat, dan tubuhnya dipotong-potong.
Pada Jumat (19/10), polisi Turki memperluas pencarian mereka dari konsulat dan merambah hutan di dekatnya, di mana pejabat yang tidak disebutkan namanya percaya bahwa tubuhnya mungkin telah dibuang ke sana.
Seperti Apa Cerita Versi Arab Saudi?
Sebuah pernyataan dari jaksa penuntut umum Arab Saudi mengatakan bahwa sebuah perkelahian terjadi antara Khashoggi, yang tidak disukai oleh pemerintah Saudi, dan orang-orang yang bertemu dengannya di konsulat—yang berakhir dengan kematiannya.
Investigasi masih berlangsung, katanya, dan 18 warga Saudi telah ditangkap. Pihak berwenang Saudi belum memberikan bukti untuk mendukung versi cerita ini.
Media pemerintah mengatakan bahwa Raja Salman dari Saudi telah memerintahkan pemecatan dua pejabat senior.
Saud al-Qahtani adalah anggota terkemuka dari Pengadilan Kerajaan Saudi dan penasihat Pangeran Mohammed bin Salman.
Mayor Jenderal Ahmed al-Assiri telah bertindak sebagai juru bicara utama kerajaan tentang perang di Yaman.
Jenderal Assiri berbicara kepada BBC pada tahun 2017 tentang konflik tersebut, dan membela tindakan Arab Saudi.
Raja Salman juga dilaporkan memerintahkan pembentukan komite menteri, yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed, untuk merestrukturisasi dinas intelijen.
Arab Saudi mengatakan bahwa mereka telah bertindak atas informasi yang diberikan oleh pemerintah Turki sebagai bagian dari penyelidikannya, dan menyelidiki sejumlah tersangka.
Bagaimana Reaksi Trump?
Presiden Trump mengatakan bahwa penangkapan itu merupakan “langkah pertama” yang penting. Dia memuji kerajaan Saudi karena bertindak cepat, dan walau dia mengatakan bahwa sanksi adalah opsi yang bisa dijatuhkan terhadap negara tersebut, namun dia berbicara tentang kemungkinan efek sanksi terhadap ekonomi AS.
Ditanya apakah dia menganggap cerita versi Arab Saudi dapat dipercaya, dia menjawab, “saya percaya.”
Dia menekankan pentingnya Arab Saudi sebagai penyeimbang Iran di Timur Tengah, dan menolak perlunya sanksi terhadap Saudi dengan adanya informasi baru tersebut, dan berbicara tentang efek dari langkah tersebut pada ekonomi AS.
Dia berbicara tentang kunjungannya ke Arab Saudi—perjalanan pertamanya ke luar negeri sebagai presiden—dan kesepakatan penjualan senjata senilai $110 miliar yang ia tanda tangani dengan kerajaan tersebut.
“Saya lebih suka mempertahankan jutaan pekerjaan (di AS) dan mencari solusi lain,” katanya.
Awal pekan ini, Trump mengatakan akan ada konsekuensi yang “sangat berat” jika Arab Saudi terbukti telah membunuh wartawan itu.
Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah, bahwa AS “sangat sedih” ketika mendengar konfirmasi tentang kematian Khashoggi.
Senator AS Lindsey Graham—seorang Republikan yang sangat kritis terhadap Saudi—mengatakan bahwa dia “skeptis” terhadap laporan tentang kematian wartawan itu.
Baca Sumber
Dilaporkan bahwa deputi kepala intelijen Ahmad al-Assiri dan Saud al-Qahtani—ajudan senior Putra Mahkota Mohammed Bin Salman—dipecat karena skandal itu.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa apa yang terjadi “tidak dapat diterima”, tetapi Arab Saudi adalah “sekutu penting (Amerika).”
Ini adalah pertama kalinya Kerajaan Saudi mengakui Khashoggi telah meninggal.
Pengakuan itu menyusul penyangkalan selama dua minggu, bahwa Arab Saudi terlibat dalam hilangnya kritikus terkemuka Saudi itu, ketika ia memasuki konsulat di Istanbul pada tanggal 2 Oktober 2018 untuk mengurus dokumen untuk keperluan pernikahannya yang akan datang.
Kerajaan Saudi telah mengalami tekanan yang meningkat untuk menjelaskan hilangnya Khashoggi, setelah para pejabat Turki mengatakan bahwa dia sengaja dibunuh di dalam konsulat, dan tubuhnya dipotong-potong.
Pada Jumat (19/10), polisi Turki memperluas pencarian mereka dari konsulat dan merambah hutan di dekatnya, di mana pejabat yang tidak disebutkan namanya percaya bahwa tubuhnya mungkin telah dibuang ke sana.
Seperti Apa Cerita Versi Arab Saudi?
Sebuah pernyataan dari jaksa penuntut umum Arab Saudi mengatakan bahwa sebuah perkelahian terjadi antara Khashoggi, yang tidak disukai oleh pemerintah Saudi, dan orang-orang yang bertemu dengannya di konsulat—yang berakhir dengan kematiannya.
Investigasi masih berlangsung, katanya, dan 18 warga Saudi telah ditangkap. Pihak berwenang Saudi belum memberikan bukti untuk mendukung versi cerita ini.
Media pemerintah mengatakan bahwa Raja Salman dari Saudi telah memerintahkan pemecatan dua pejabat senior.
Saud al-Qahtani adalah anggota terkemuka dari Pengadilan Kerajaan Saudi dan penasihat Pangeran Mohammed bin Salman.
Mayor Jenderal Ahmed al-Assiri telah bertindak sebagai juru bicara utama kerajaan tentang perang di Yaman.
Jenderal Assiri berbicara kepada BBC pada tahun 2017 tentang konflik tersebut, dan membela tindakan Arab Saudi.
Raja Salman juga dilaporkan memerintahkan pembentukan komite menteri, yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed, untuk merestrukturisasi dinas intelijen.
Arab Saudi mengatakan bahwa mereka telah bertindak atas informasi yang diberikan oleh pemerintah Turki sebagai bagian dari penyelidikannya, dan menyelidiki sejumlah tersangka.
Bagaimana Reaksi Trump?
Presiden Trump mengatakan bahwa penangkapan itu merupakan “langkah pertama” yang penting. Dia memuji kerajaan Saudi karena bertindak cepat, dan walau dia mengatakan bahwa sanksi adalah opsi yang bisa dijatuhkan terhadap negara tersebut, namun dia berbicara tentang kemungkinan efek sanksi terhadap ekonomi AS.
Ditanya apakah dia menganggap cerita versi Arab Saudi dapat dipercaya, dia menjawab, “saya percaya.”
Dia menekankan pentingnya Arab Saudi sebagai penyeimbang Iran di Timur Tengah, dan menolak perlunya sanksi terhadap Saudi dengan adanya informasi baru tersebut, dan berbicara tentang efek dari langkah tersebut pada ekonomi AS.
Dia berbicara tentang kunjungannya ke Arab Saudi—perjalanan pertamanya ke luar negeri sebagai presiden—dan kesepakatan penjualan senjata senilai $110 miliar yang ia tanda tangani dengan kerajaan tersebut.
“Saya lebih suka mempertahankan jutaan pekerjaan (di AS) dan mencari solusi lain,” katanya.
Awal pekan ini, Trump mengatakan akan ada konsekuensi yang “sangat berat” jika Arab Saudi terbukti telah membunuh wartawan itu.
Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah, bahwa AS “sangat sedih” ketika mendengar konfirmasi tentang kematian Khashoggi.
Senator AS Lindsey Graham—seorang Republikan yang sangat kritis terhadap Saudi—mengatakan bahwa dia “skeptis” terhadap laporan tentang kematian wartawan itu.
Baca Sumber